dilakukan dengan melihat peta jenis tanah DTH Waduk Wadaslintang dan untuk menentukan nilai K berpedoman pada Arsyad, 1989 dalam
Sucipto, 2008. Penentuan faktor panjang dan kemiringan lereng LS di tentukan
dengan melihat peta lereng DTH Waduk Wadaslintang maka dapat diperoleh daerah sebaran tingkat kemiringan yang ditunjukan dalam satuan
, kemudian untuk mengetahui nilai LS berpedoman pada Asdak 1995 dalam Sucipto, 2008. Peta penutup lahan hasil interpretasi citra Landsat
dengan berpedoman pada peta Tata Guna Lahan dan peta Tata Guna Hutan RTRW Kabupaten Wonosobo tahun 2007
sebagai dasar dalam menentukan penutup lahan dan tindakan konservasi lahan CP pada DTH
Waduk Wadaslintang, sementara itu nilai CP diperoleh berdasarkan pada ketentuan Asdak, 2007 dan Suripin, 2002 dalam Sucipto, 2008.
3. Perhitungan Nilai Erosi
Perhitungan nilai erosi maksudnya adalah menjumlah hasil erosi dari hasil perkalian antar variabel R, K, LS dan CP dalam rumus USLE di atas,
tujuanya adalah untuk memperoleh nilai erosi total DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008. Setelah dilakukan pernjumlahan dan
diperoleh nilai total, kemudian nilai total ersi dari masing-masing tahun dibagi dengan luas DTH Waduk Wadaslintang, tujunaya adalah untuk
memperoleh nilai laju erosi tahun 2004 dan 2008 dalam satuan TonHaTh.
4. Klasifikasi Tingkat Erosi
Kalsifikasi tingkat erosi dilakukan pada nilai hasil perhitungan besaran erosi dari hasil perkalian variabel R, K, LS dan CP yang berlangsung dalam
proses overlay masing-masing variabel atribut data USLE. Klasifikasi merupakan proses pengelompokan data berdasarkan tipe dan tingkatanan
tertentu, dimana data-data hasil erosi yang memiliki karakter tertentu dikelompokan pada kelas tertentu. Klasifikasi data nilai erosi dilakukan
dengan menggunakan ketentuan kelas erosi tanah Suripin, 2002 dalam Sucipto, 2008. Berdasarkan kalsifikasi tersebut akan dihasilkan peta tingkat
erosi tanah DTH waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008.
5. Uji Validitas Hasil Penelitian
Uji hasil penelitian digunakan untuk menentukan besarnya perbedaan nilai hasil erosi berdasarkan perhitungan rumus USLE dengan hasil
pengukuran besaran erosi didalam Waduk Wadaslintang yang telah di ukur dengan menggunakan teknologi Echo Shounder pada tahun 2004 dan 2008
oleh fihak pengelola waduk, sementara terdapat perbedaan dimana hasil erosi USEL dinyatakan dalam satuan TonHaTh sedangkan hasil
pengukuran langsung dalam waduk dinyatakan dalam satuan meter kubik m
3
Th. Uji hasil penelitian ini perlu dilakukan konversi nilai satuan hasil erosi
dari hasil pengukuran langsung didalam waduk dengan ketentuan USLE dengan cara merubah nilai satuan meter kubik m
3
Th kedalam nilai satuan berta TonHaTh. Untuk menentukan hasil konversi nilai satuan dari meter
kubik m
3
kedalam satuan berat maka dilakukan dengan menimbang berat sedimen pada sebuah tempat dengan ukuran 25 cm
3
, kemudian hasilnya merupakan berat sedimen kering 25 cm
3
kg, kemudian berat sedimen tersebut digunakan untuk melakukan perhitungan nilai berat sedimen dalam
satuan m
3
kg. Selajutnya untuk menentukan berapa besar laju erosi DTH dari hasil
sedimen didalam waduk maka data hasil kaliberasi sedimen dalam satuan m
3
kg,Ton tersebut dibagi dengan luasnya Daerah Tangkapan Hujan Waduk Wadaslintang dalam satuan Hektar Ha Dengan demikian nilai erosi hasil
pengukuran didalam waduk yang semula hanya diketahui dalam satuan m
3
akan diketahui jumlahnya dalam satuan berat TonHaTh. Hasil uji validitas data tahun 2004 dan 2008 diatas akan diketahui
besarnya perbedaan nilai laju erosi hasil perhitungan menggunakan metode USLE dengan hasil perhihitungan menggunakan data dari pengukuran hasil
erosi di dalam waduk Wadaslintang. Berdasarkan besarnya perbedaan nilai laju erosi tersebut maka validitas data hasil perhitungan diatas dapat di
gunakan untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan.
Untuk lebih jelasnya mengenai alur pemikiran dalam pelaksanna penelitian tentang perhitungan laju erosi DTH Waduk Wadaslintang tahun
2004 dan 2008 dengan menggunakan teknologi SIG secara singkat dari masing-masing penjelasan diatas dapat di ringkas secara singakat dalam
diagram alir penelitian, kurang lebinya adalah sebagai berikut:
G. Tahapan Penelitian