Gambaran Umum Daerah Penelitian

36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini mengungkap tentang hasil penelitian yang meliputi gambaran umum daerah penelitian dan hasil perhitungan erosi pada Daerah Tangkapan Huajn DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008.

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

a. Letak, Luas, Batas Wilayah Berdasarkan pembagian wilayah dalam administrasi pemerintah, DTH waduk Wadaslintang berada di wliayah pemerintahan Kabupaten Wonosobo yang menempati tiga wilayah administrasi pemerintah kecamatan sebagian besar meliputi, Kecamatan Kaliwiro, Kecamatan Wadaslintang, dan sebagian kecil menempati wilayah Kecamatan Selomerto. Secara astronomi DTH waduk Wadaslintang terletak diantara 7 26’ 33’’ LS - 7 36’ 40” LS dan 109 47’ 07’’ BT – 109 51’ 19’’ BT. Berdasarkan penelusuran kartografis, keseluruhan DTH menempati area seluas 19198,05 H, pada administrasi Kecamatan Kliwiro seluas 7546,432 H, Kecamatan Wadaslintang seluas 11643,023 H dan sisanya 8,596 H masuk dalam Kecamatan Selomerto, untuk lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 3 sebagai berikut: Gambar 3 . Peta administrai DTH waduk Wadaslintang b. Curah Hujan dan Iklim Kondisi iklim DTH waduk Wadaslintang ditentukan melalui data hujan tiap setasiun pada tahun 1992-2008, kemudian berdasarkan data hujan tersebut iklim ditentukan berdasarkan pada teori klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson melalui persamaan sebagai berikut: = Schmidt-Ferguson membagi tipe hujan di Indonesia menjadi delapan tipe iklim, seperti dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut. Tabel 5 . Tipe Iklim Berdasarkan Curah Hujan Menurut Schmidt-Ferguson. No Tipe Iklim Nilai Q Keterangan 1. Tipe iklim A 0≤ Q , 14,3 Bulan sangat basah, hutan hujan tropis 2. Tipe iklim B 14,3≤Q33,3 Basah, hutan hujan tropis 3. Tipe iklim C 33,3≤ Q60 Agak Basah, hutan musim 4. Tipe iklim D 60≤Q100 Sedang, hutan musim 5. Tipe iklim E 100≤Q167 Agak kering, terdapat hutan belantara 6. Tipe iklim F 167≤Q300 Kering, ilalang 7. Tipe iklim G 300≤Q700 Sangat Kering 8. Tipe iklim H ≤700 ≤Q Luar biasa Kering Sumber: Meteorologi dan Klimatologi Tukidi, 2004:15 Tabel 6. Data Curah hujan DTH Waduk Wadaslintang Menurut Wilayah Setasiun Hujan Tahun 1992-2008. TH Year Setasiun Bulan Mounth 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1992 Selomerto 264 300 310 537 291 300 45 44 144 8 343 749 Kaliwiro 534 448 727 497 213 219 2 43 15 556 538 Wadaslintang 543 445 757 488 146 168 2 46 514 719 1993 Selomerto 616 169 135 124 82 52 75 271 392 Kaliwiro 489 458 683 418 69 18 190 75 419 433 Wadaslintang 365 362 722 324 100 5 34 363 503 1994 Selomerto 452 725 870 511 317 181 52 116 996 449 Kaliwiro 547 776 465 343 194 135 156 205 720 334 Wadaslintang 449 722 572 270 213 211 123 467 1086 339 1995 Selomerto 560 741 183 353 90 43 31 93 18 505 352 Kaliwiro 388 575 424 23 97 663 159 317 Wadaslintang 628 624 452 203 66 117 68 7 908 884 380 1996 Selomerto 292 209 132 153 184 88 106 402 Kaliwiro 359 506 635 65 40 33 415 Wadaslintang 274 465 162 222 166 31 168 409 1997 Selomerto 96 1074 546 686 318 480 247 247 150 375 534 364 Kaliwiro 385 589 650 748 218 427 213 31 197 477 527 512 Wadaslintang 262 583 600 911 177 448 246 115 168 751 582 511 1998 Selomerto 404 418 295 504 228 139 47 18 617 578 771 Kaliwiro 653 620 382 413 154 51 28 355 640 519 Wadaslintang 826 333 330 228 14 26 37 288 702 529 1999 Selomerto 528 472 366 617 368 168 84 45 83 190 651 507 Kaliwiro 479 407 368 146 31 493 396 Wadaslintang 445 387 739 381 287 113 24 5 42 470 400 2000 Selomerto 668 385 452 399 132 454 290 Kaliwiro 500 369 914 227 107 67 548 466 175 Wadaslintang 503 380 699 141 171 206 7 1076 857 279 2001 Selomerto 287 187 663 412 132 66 4 21 611 942 Kaliwiro 249 111 396 132 34 20 383 408 Wadaslintang 383 115 543 233 102 72 7 956 1064 Total Bulan basah 29 30 27 28 25 14 6 3 4 15 28 30 Bulan kering 3 1 2 13 22 26 25 12 2 Bulan lemban 1 1 3 3 2 1 1 3 Jumlah bulan basah = 239. Jumlah bulan kering = 106 2004 Selomerto 277 320 350 433 135 273 70 37 145 106 208 791 Kaliwiro 409 511 469 273 46 160 128 197 292 176 954 Wadaslintang 597 284 274 52 144 106 94 229 179 306 778 2008 Selomerto 812 513 415 464 117 113 29 3 228 418 245 Kaliwiro 699 414 632 525 417 63 8 44 187 497 141 Wadaslintang 725 430 28 18 30 17 384 Sumber: Data curah hujan Kabupaten Wonosobo tahun 1992-2008 Berdasarkan data hujan diatas maka dapat diketahui banyaknya bulan basah dan bulan kering sebagai syarat perhitungan iklim. Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan diatas 100 mm atau curah hujan lebih besar daripada penguapan. Bulan kering adalah suatu bulan dimana curah hujan lebih kecil daripada 60 mm. Curah hujan lebih kecil daripada penguapan. Bulan lembab adalah suatu bulan pada kondisi curah hujan lebih besar dari 60 mm tetapi lebih kecil dari 100 mm. Curah hujan sama dengan penguapan Tukidi 2004. Hasil perhitungan diperoleh bulan basah sebanyak 239 dan bulan kering sebanyak 106 sehingga DTH waduk Wadaslintang memiliki nilai Q sebesar 0,44 . Nilai Q sebesar 0,44 mengindikasikan bahwa DTH waduk Wadaslintang memiliki iklim tipe A Sangat Basah hutan hujan tropis. c. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah Berdasarkan peta geologi Kabupaten Wonosobo Lampiran 5 Gambar 17, geologi DTH waduk Wadaslintang digolongkan kedalam 6 enam formasi geologi yaitu: formasi Halang seluas 54,69 H, pada formasi tersebut merupakan daerah berbatu lempung, serpih dan batu pasir. Formasi Waturondo seluas 463,25 H, pada formasi tersebut merupakan daerah Breksi, batu pasir dan lava. Formasi Ligung seluas 431,44 H, pada formasi tersebut merupakan daerah Breksi dan Tuva. Formasi Peniron seluas 365,09 H, pada formasi tersebut merupakan daerah Breksi dan Tuva. Formasi Penosogan seluas 465,96 H, pada formasi tersebut merupakan daerah Napal, Tuva dan Batu pasir. Berdasarkan peta jenis tanah Kabupaten Wonosobo Lampiran 6 Gambar 18, jenis tanah yang terdapat pada DTH waduk Wadaslintang didefinisikan kedalam tiga tipe jenis tanah dan secara umum didominasi oleh komplek tanah Latosol Merah Kekuningan, Latosol Coklat, Podsolik Merah Kekuningan, dan Litosol pada area lahan seluas 949,71 H, kemudian jenis tanah Latosol Coklat Tua Kemerahan seluas 686,47 H, dan komplek jenis tanah Podsolik Merah Kekuningan, Regosol seluas 147,40 H. d. Kondisi Hidrologi Jaringan Sungai Berdasarkan kondisi hidrologi saluran-saluran sungai pada DTH waduk Wadaslintang saling berkesinambungan dari daerah hulu menuju daerah hilir dan menyatu bermuara kedalam bangunan waduk Wadaslintang dengan membentuk pola aliran Drainage Pattren menyerupai bentuk cabang ranting pohon dendritic pattren. Pola tersebut bila dikaitkan dengan sistem aliran sungai drainage system dapat mempercepat gerakan limpasan air dan mempermudah terjadinya erosi tanah pada DTH waduk Wadaslintang. e. Kemiringan Lereng Berdasarkan peta kemiringan lereng Lampiran 7 Gambar 19. DTH waduk Wadaslintang dibagi menjadi 5 lima kelas kemiringan, yaitu: kelas kemiringan 0-8 merupakan daerah landai, kelas kemiringan 8-15 merupakan daerah berlereng agak curam, kelas kemiringan 15-25 merupakan daerah berlereng curam, kelas kemiringan 25-40 merupakan daerah berlereng terjal, sedangakan kelas kemiringan 40 merupakan daerah berlereng sangat terjal. f. Kondisi Penutup Lahan Land Cover Penutup lahan DTH Waduk Wadaslintang berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat 7 tahun 2004 dan 2008 digolongkan pada 7 jenis tipe penutup lahan diantaranya: Hutan, Kebun campuran, Persawaha, SemakBelukar, Lahan Terbuka, Permukiman dan Tubuh Air Lampiran 8-9 Gambar 20-21. Hutan pada DTH Waduk Wadaslintang berdasarkan peta Kawasan Hutan RTRW Kabupaten Wonosobo tahun 2007, merupakan hutan produksi terbatas yaitu dengan penerapan sistem tanam dan tebang pilih. Kebun campuran DTH Waduk Wadaslintang berdasarkan peta Tanaman Lahan Kering RTRW Kabupaten Wonosobo tahun 2007, diartikan sebagai kebun pertanian lahan kering campuran RTRW Kabupaten Wonosobo, 2007. Kondisi penutup lahan DTH Waduk Wadaslintang memiliki kecenderungan sering terjadi konversian lahan berhutan menjadi kawasan budidaya non hutan, untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 7 sebagi berikut: Tabel 7. Kondisi Penutup Lahan Land Cover DTH Waduk Wadaslintang Tahun 2004 dan 2008. Sumber. Hasil Identifikasi Penutup Lahan tahun 2004 dan 2008. Berdasarkan Tabel 7, bahwa dari tahun 2004-2008 terjadi perubahan luas tipe penutup lahan seperti areal pemukiman mengalami peningkatan sebesar 216,07 hektar, sedangkan areal hutan mengalami penurunan sebesar 675,58 hektar, sehingga meningkatkan areal lahan terbuka sebesar 308,97 hektar, sementara kebun pertanian campuran meningkat sebesar 1.045,37 hektar, areal semak-semak mengalami peningkatan sebesar 661,97 hektar, areal persawahan meningkat sebesar 82,26 hektar dan kenampakan tubuh air seperti waduk, rawa, dan sungai mengalami penurunan sebesar 257,22 hektar. Kondisi Penutup Lahan DTH Waduk Wadaslintang No Jenis 2004 2008 1 Hutan 2988,58 2313,00 2 Kebun 8193,01 9238,38 3 Semak-semak 2564,32 3226,29 4 sawah 740,58 822,84 5 Tubuh air 951,39 694,17 6 Tanah terbuka 1531,48 1222,51 7 pemukiman 811,46 1027,53

2. Laju Erosi DTH Waduk Wadaslintang Tahun 2004 dan 2008