2. Laju Erosi DTH Waduk Wadaslintang Tahun 2004 dan 2008
Laju besaran erosi DTH waduk Wadaslintang diketahui melalui persamaan Universal Soil Lose Equations USLE. Persamaan USLE
mengunakan variabel hujan R, tanah K, kemiringan dan panjang lereng LS dan penutup lahan CP, selanjutnya masing-masing variabel tersebut
dilakukan penilaian dan perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut:
USLE { A= RxKxLSxCP}. a. Nilai erosivitas R
Nilai erosivitas hujan merupakan kemampuan air hujan sebagai penyebab terjadinya erosi yang bersumber dari laju dan distribusi tetesan
air hujan, dimana keduanya mempengaruhi besarnya energi kinetik air hujan. Nilai erosivitas diketahui melalui data hujan DTH waduk
Wadaslintang tahun 2004 dan 2008 yang tersebar di beberapa setasiun, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus:
R = 100
rumus tersebut digunakan untuk menentukan nilai R rata-rata dalam satu tahun, sedangkan dalam penelitian ini R adalah nilai
kejadian erosivitas pada tahun 2004 bukan nilai rata-rata sehingga dilakukan modivikasi rumus tersebut menjadi: R =
sedangkan EI proporsional dengan total curah
hujan tahunan. Sebagai contoh perhitungan digunakan data hujan total tahun 2004 dari stasiun pencatat
hujan Kecamatan Alian adalah sebagai berikut:
R = 3443100 1 = 34,43 jadi nilai R pada setasiun pencatat hujan
Kecamatan Alian adalah sebesar 34,43. Nilai erosivitas R dari hasil perhitungan pada masing-masing setasiun hujan yang ada didalam DTH
waduk wadaslintang adalah sebagai berikut:
Tabel 8 . Hasil perhitungan erosivitas hujan DTH 2004-2008.
Setasiun Hujan
Tahun 2004 Tahun 2008
C h Hari
R C h
Hari R
Alian 3443
101 34.43
2103 98
21,03 Kaliwiro
3300 137
33.00 2521
137 25,21
Sadang 3834
135 38.34
2774 113
27,74 Sapuran
3753 144
37.53 2818
139 28,18
Wadaslintang 2989
80 29.89
3305 142
33,05
Sumber: Data Curah Hujan Kabupaten Wonosobo, Purworejo dan Kebumen Tahun 2004 dan 2008.
b. Nilai erodibilitas tanah nilai ketahanan tanah K Nilai tingkat erodibilitas tanah pada DTH waduk Wadaslintang
mengacu pada Tabel 1, tentang perkiraan besarnya nilai K untuk beberapa jenis tanah Asdak, 1995 dalam CRMP, 2002, kemudian diterapkan
kedalam peta jenis tanah DTH waduk Wadaslintang bahwa didalamnya terdapat tiga tipe jenis tanah yaitu jenis tanah Latosol Merah Kuning
mengandung nilai K 0,26 kemudian jenis tanah podzolik merah kuning 0,32 dan jenis tanah Latosol coklat merah tua 0,23.
c. Panjang dan Gradien Kemiringan Lereng LS Nilai LS yaitu mengacu pada penentuan nilai LS dari Asdak, 1995
dalam Repository USU, 2011. Hasilnya kemudian diterapkan pada peta kemiringan lereng DTH waduk Wadaslintang Lampiran 7 Gambar 19,
bahwa didalam DTH terdiri dari lima tipe kemiringan yang msing-masing
tersebar diberbagai ketinggian pada wilayah yang berbeda sehingga nilai LS secara keseluruhan disajikan dalam Tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Nilai LS DTH Waduk Wadaslintang.
No Kemiringan
Keterangan Nilai LS
1
0 - 8 Landai
0,4
2
8 - 15 Agak Curam
1,4
3
15 - 25 Curam
3,1
4
25 - 40 Terjal
6,8
5
40 Sangat Terjal
9,5 Sumber: Asdak, 1995 dalam Repository USU, 2011:30
d. Faktor penutup lahan dan pengelolaan lahan CP Nilai CP DTH waduk Wadaslintang diperoleh dengan menggunakan
ketentuan dari Asdak, 2007 dan Suripin, 2002 dalam Sucipto, 2008, kemudian diterapkan pada kondisi penutup lahan tahun 2004 dan 2008
dengan mengacu pada peta Tata Guna Lahan DTH waduk Wadaslintang tahun 2007.
Nilai CP untuk tipe jenis hutan produksi dengan sistem tebang pilih sebesar 0,200, kemudian kebun - pekarangan sebesar 0,200, tanah terbuka
sebesar 1,000, sawah irigasi sebesar 0,020, kebun campuran kerapatan sedang sebesar 0,300 sedangkan rawa atau waduk sebesar 0,001.
Berdasarkan variabel USLE yaitu RKLSCP masing-masing diatas selanjutnya di overlay dan dilakukan perhitungan dengan cara mengalikan
keseluruan variabel pada masing-masing tahun Lampiran 2 Tabel 11 dan 12, sehingga diperoleh data besaran erosi tiap unit satuan lahan. Hasil
penjumlahan besaran erosi tiap unit satuan lahan merupakan nilai total besaran erosi yang terjadi pada DTH seluas 19198,05 Ha terhitung pada
tahun 2004 dan 2008. Total besarnya erosi yang telah terjadi pada tahun 2004 adalah sebesar 2.452,93 Ton, sedangkan erosi yang terjadi pada
tahun 2008 haya sebesar 1.419,47 Ton. Berdasarkan jumlah total erosi diatas maka dapat dihitung laju erosi
DTH Waduk Wadaslintang pada tahun 2004 dan 2008 dengan cara sebagai berikut:
Laju Erosi =
Diketahui : Erosi total tahun 2004 = 2.452,93 Ton
Erosi total tahun 2008 = 1.419,47 Ton Luas keseluruhan DTH = 19198,05 Ha
Ditanyakan : Berapakah laju erosi DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008 ?
Dijawab : Laju Erosi tahun 2004 =
2.452,93 19198,05
= 0,12 TonHa. Laju Erosi tahun 2008 =
1.419,47 19198,05
= 0,07 TonHa.
3. Tingkat Erosi DTH Waduk Wadaslintang Tahun 2004 dan 2008