b. Digitasi peta jenis tanah Kabupaten Wonosobo Skala 1:300000, merupakan teknik untuk memperoleh informasi jenis tanah dan
menentukan nilai erosivitas tanah K pada DTH Waduk Wadaslintang dengan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3.
c. Digitasi peta kemiringan lereng Kabupaten Wonosobo Skala 1:300000 untuk memperoleh kelas kemiringan lereng dan menentukan nilai
panjang dan gardien kemiringan lereng LS DTH Waduk Wadaslintang menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3
F. Analisis Data
Metode analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan metode gabungan antara Analisis overlay peta, Analisis USLE, Analisis perhitungan
laju erosi dengan Analisis tingkat erosi dan Uji validitas laju erosi, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
1. Overlay Peta
Overlay digunakan untuk menentukan besaran erosi tiap unit lahan Land Unit di sekitar Daerah Tangkapan Hujan DTH Waduk Wadaslintang
yang berlangsung pada tahun 2004 dan 2008. Overlay adalah Metode tumpang susun untuk mengklasifikasi data dengan cara otomatis melalui
aplikasi SIG dalam perangkat lunak ArcView GIS 3.3. Maksudnya adalah melakukan overlay tumpang susun dengan menggabungkan beberapa
komponen biogeofisik seperti nilai erosivitas curah hujan R, nilai erosivitas tanah K, nilai erosivitas panjang dan kemiringan lereng LS dan
nilai erosivitas kondisi penutup lahan dan faktor pengelolaan tanaman CP.
hasil tumpang tindih Overlapping ke-empat faktor akan di peroleh peta unit satuan lahan yang didalamnya mengandung unsur nilai besaran erosi
tiap unit satuan pemetaan Land Unit yang di peroleh melalui persamaan USLE.
2. Analisis Universal Soil Loss Equation USLE
Analisis USLE digunkan untuk memperoleh nilai total erosi di sekitar DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008. Telah dijelaskan dimuka
bahwa dalam menghitung laju erosi tanah digunakan pendekatan persamaan Universal Soil Loss Equation USLE yang dikembangkan oleh Wischmeier
dan Smith 1978 dengan rumus sebagai berikutAsdak, 2007:
[ A = R x K x L.S x C.P ]
Dimana : A = perkiraan besarnya erosi jumlah tonhatahun
R = faktor erosivitas hujan K = faktor erodibilitas lahan
L.S = faktor panjang – kemiringan lereng C = faktor tanaman penutup lahan atau pengelolaan tanaman
P = faktor tindakan konservasi lahan Penentuan nilai erosivitas R dengan melihat keadaan curahujan yang
terjadi pada DTH Waduk Wadaslintang data hujan yang ada diambil rata- ratanya dan nilai R dihitung dengan menggunakan ketentuan-ketentuan
yang pernah dilakukan oleh Asdak, 2007. Telah dijabarkan dimuka pada tinjauan pustaka, bahwa untuk menentukan faktor erodibilitas tanah K
dilakukan dengan melihat peta jenis tanah DTH Waduk Wadaslintang dan untuk menentukan nilai K berpedoman pada Arsyad, 1989 dalam
Sucipto, 2008. Penentuan faktor panjang dan kemiringan lereng LS di tentukan
dengan melihat peta lereng DTH Waduk Wadaslintang maka dapat diperoleh daerah sebaran tingkat kemiringan yang ditunjukan dalam satuan
, kemudian untuk mengetahui nilai LS berpedoman pada Asdak 1995 dalam Sucipto, 2008. Peta penutup lahan hasil interpretasi citra Landsat
dengan berpedoman pada peta Tata Guna Lahan dan peta Tata Guna Hutan RTRW Kabupaten Wonosobo tahun 2007
sebagai dasar dalam menentukan penutup lahan dan tindakan konservasi lahan CP pada DTH
Waduk Wadaslintang, sementara itu nilai CP diperoleh berdasarkan pada ketentuan Asdak, 2007 dan Suripin, 2002 dalam Sucipto, 2008.
3. Perhitungan Nilai Erosi