= 323.200,43 Ton 19198,05 Ha Luas DTH = 16,83 Ton selama 11 tahun
= 1,53 TonHa Th 2004
2008 = 711.247,34 m3 x 168 kg = 119.489.553,12 kg 1.000
= 119.489,55 Ton 19198,05 Ha Luas DTH = 6,22 Ton selama 4 tahun
= 1,55 TonHaTh Berdasarkan perhitungan diatas, bahwa hasil erosi dengan cara empiris
melalui persamaan USLE baik tahun 2004 dan 2008 memiliki nilai yang lebih kecil yaitu 0,12 TonHaTh dan 0,07 TonHaTh sedangkan hasil pengukuran
didalam waduk lebih besar yaitu mencapai 1,53 TonHaTh dan 1,55 TonHaTh.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai total besaran erosi DTH waduk Wadaslintang tahun 2004 adalah sebesar 2.452,93 Ton dengan laju erosi
mencapai 0,12 TonHaTh sehingga terdapat kelas erosi sedang 431,798 Ha, berat 87,280 Ha dan sangat berat1,264 Ha. Timbulnya laju erosi tersebut di
karenakan pada tahun 2004 DTH Waduk Wadaslintang telah mengalami kondisi biofisik sebagai berikut:
1 Kondisi curah hujan yang tercatat dalam lima buah setasiun hujan di sekitarnya pada tahun 2004 berkisar antara 2989-3834 mm dan berdasarkan
perhitungan nilai R menurut Asdak, 2007, menghasilkan nilai erosivitas
hujan R antara 29,89-38,34 yang tersebar dalam lima zona wilayah jangkauan setasiun hujan.
2 Nilai erodibilitas tanah K antar 0.23-0.32 tersebar dalam tiga wilayah tipe jenis tanah yaitu tanah Latosol Merah Kuning, podzolik merah kuning,
litosol merah coklat menurut Asdak, 1995 dalam CRMP, 2002. 3 Nilai panjang dan gardien kemiringan LS antar 0,4-95, tersebar pada lima
wilayah kemiringan mulai 0-40 seperti pada Tabel 9 .
4 Nilai tipe penutup lahan CP relatif sama dalam kondisi luas tipe penutup lahan yang berkembang untuk tipe jenis hutan produksi dengan sistem
tebang pilih sebesar 0,200, kemudian kebun - pekarangan sebesar 0,200, tanah terbuka sebesar 1,000, sawah irigasi sebesar 0,020, kebun campuran
kerapatan sedang sebesar 0,300 sedangkan rawa atau waduk sebesar 0,001. Pada tahun 2008 laju erosi sedikit berbeda, bahwa nilai total besaran erosi
haya mencapai 1.419,47 Ton dengan laju erosi mencapai 0,07 TonHaTh
sehingga haya terdapat kelas erosi sedang 258,304 Ha dan berat 40,022 Ha. Timbulnya gejala laju erosi tersebut dikarenakan tahun 2008 DTH Waduk
Wadaslintang telah mengalami kondisi biofisik sebagai berikut: 1 Kondisi curahujan yang tercatat dalam lima buah setasiun hujan di
sekitarnya pada tahun 2008 berkisar antara 2103-3305 mm dan berdasarkan perhitungan nilai R menurut Asdak, 2007, menghasilkan nilai erosivitas
hujan R antara 21,03-33,05 yang tersebar dalam lima zona wilayah jangkauan setasiun hujan.
2 Nilai erodibilitas tanah K antar 0.23-0.32 tersebar dalam tiga wilayah tipe jenis tanah yaitu tanah Latosol Merah Kuning, podzolik merah kuning,
litosol merah coklat menurut Asdak, 1995 dalam CRMP, 2002. 3 Nilai panjang dan gardien kemiringan LS antar 0,4-95, tersebar pada lima
wilayah kemiringan mulai 0-40. 4 Nilai tipe penutup lahan CP relatif sama dalam kondisi luas tipe penutup
lahan yang berkembang untuk tipe jenis hutan produksi dengan sistem tebang pilih sebesar 0,200, kemudian kebun - pekarangan sebesar 0,200,
tanah terbuka sebesar 1,000, sawah irigasi sebesar 0,020, kebun campuran kerapatan sedang sebesar 0,300 sedangkan rawa atau waduk sebesar 0,001.
Dari penjelasan diatas, bahwa laju erosi pada tahun 2004 cenderung lebih besar mencapai 0,12 TonHa, dibanding laju erosi yang terjadi pada tahun
2008 yang tampak lebih kecil hanya mencapai 0,07 TonHa. Tampaknya kondisi erosi yang demikian ini dipengaruhi oleh perubahan kondisi biofisik
yang cukup dinamis seperti yang telah dijabarkan di atas. Kondisi biofisik DTH ditinjau dari segi banyaknya curah hujan dan pola
sebaranya, perubahan penutup lahan dengan pola pemanfaatanya, juga kondisi fisiografis yang terdapat di sekitar DTH secara umum dapat memicu proses
terjadinya erosi, meskipun terdapat beberapa faktor yang memiliki perkembangan relatif lambat misalnya kondisi jenis tanah, sedangkan kondisi
jaringan dan pola aliran sungai yang ada disekitarnya berperan besar terhadap terjadinya proses erosi tanah.
Mengenai permasalahan yang diambil dalam penelitian ini tentang berapakah erosi yang terjadi di daerah tangkapan hujan DTH waduk
Wadaslintang tahun 2004 dan 2008 telah menemukan jawabanya, yaitu erosi yang terjadi pada tahun 2004 adalah sebesar 2.452,93 Ton dengan memiliki
laju erosi sebesar 0,12 TonHaTh, sementara erosi yang terjadi pada tahun 2008 adalah
1.419,47 Ton dengan laju erosi sebesar 0,07 TonHaTh. Hasil uji validitas data perhitungan hasil erosi dengan menggunakan data
pengukuran waduk secara langsung menunjukan bahwa laju erosi yang terjadi didalam waduk cenderung lebih besar yaitu mencapai 1,53 TonHaTh dan 1,55
TonHaTh pada tahun 2004 dan 2008. Sementara hasil perhitungan secara empiris dengan menggunakan persamaan USLE hasil erosi didalam DTH
Waduk Wadaslintang jauh lebih kecil yaitu 0,12 TonHaTh dan 0,07 TonHaTh pada tahun 2004 dan 2008. Perbedaan selisih nilai pada tahun 2004
mencapai 1,41 TonHaTh sedangkan pada tahun 2008 memiliki beda selisih sebesar 1,48 TonHaTh. Besarnya nilai selisih tersebut dirasa masih dalam
batas toleransi yang wajar selama hasil erosi tidak melebihi laju pembentukan tanah didalam DTH Waduk Wadaslintang.
55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dimuka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2004 telah terjadi erosi yang cukup besar dengan nilai erosi
sebesar 2.452,93 Ton dengan laju erosi mencapai 0,12 TonHaTh, sedangkan pada tahun 2008 jumla erosi lebih kecil yaitu sebesar 1.419,47 Ton pada laju
erosi 0,07 TonHaHa, secara umum laju erosi tersebut menghasilkan tingkat erosi mulai dari sangat ringan hingga sangat berat yang tersebar dalam area
seluas 19198,05 Ha. Hasil uji validitas data menunjukan terdapat perbedaan antar laju erosi
yang terjadi didalam waduk pada tahun 2004 dan 2008 yaitu cenderung lebih besar mencapai 1,53 TonHaTh dan 1,55 TonHaTh, dibandingkan dengan
hasil perhitungan persamaan USLE hasil erosi didalam DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008 jauh lebih kecil yaitu sebesar 0,12
TonHaTh dan 0,07 TonHaTh. Selisih antar hasil erosi didalam waduk dengan hasil perhitungan USLE disekitar DTH pada tahun 2004 mencapai 1,41
TonHaTh, sedangkan pada tahun 2008 memiliki beda selisih sebesar 1,48 TonHaTh. Besarnya nilai selisih tersebut dirasa masih dalam batas toleransi
yang wajar selama hasil erosi tidak melebihi laju pembentukan tanah didalam DTH Waduk Wadaslintang.