52
2 Tingkat kesulitan bahasanya sesuai untuk tingkat kemampuan bahasa murid yang
akan menggunakannya. Jika bahasanya terlalu sulit maka apresiasi tidak akan dibina.
3 Bahasanya sedapat mungkin menggunakan bahasa standar dan mudah dicerna
serta mudah dipahami. 4
Isi dongeng harus mempunyai pesan moral yang baik sehingga pembaca dapat mengambil sisi dalam dongeng tersebut.
5 Dongeng itu hendaknya mempunyai ciri-ciri yaitu adanya masalah yang jelas,
adanya tematujuan yang jelas, keruntutan cerita dari awal sampai akhir cerita dan menggunakan bahasa yang baik Waluyo 2001:199.
2.2.7.3 Pembelajaran Menulis Kembali Dongeng dengan Menggunakan Media
Film Dongeng Cerita Rakyat
Pembelajaran menulis
kembali dongeng merupakan salah satu bagian
pembelajaran sastra yang hakikatnya adalah seni sehingga dalam proses pembelajaranya selalu berkaitan dengan unsur-unsur keindahan.
Penggunakan media film dongeng cerita rakyat bertujuan agar terlebih dahulu dalam diri siswa timbul rasa tertarik dan motivasi tinggi untuk mengikuti
proses pembelajaran karena film dongeng cerita rakyat berbentuk gambar bergerak yang menarik dan unik. Film dongeng cerita rakyat tidak hanya disajikan untuk
hiburan dan artistik saja, tetapi yang lebih penting adalah penyampaikan nilai-nilai pendidikan dan budaya yang ada di dalamnya.
53
Menulis kembali dongeng merupakan keterampilan bersastra yang sangat menyenangkan. Kemampuan menulis kembali dongeng yang baik tidak dapat
diperoleh begitu saja oleh siswa tanpa latihan terus- menerus. Untuk memperoleh kemampuan menulis kembali dengan baik diperlukan adanya latihan dan bimbingan
dari seseorang yang berkompeten dalam bidangnya. Pada
tahap awal
kegiatan proses pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang pengalaman menulis kembali dongeng.
Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan didapatkan. Dalam kegiatan inti guru memberikan penjelasan materi dongeng. Guru juga
menjelaskan langkah-langkah cara membuat tulisan kembali isi dongeng. Setelah selesai menjelaskan materi, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas. Apabila tidak ada siswa yang bertanya, siswa diminta untuk membentuk kelompok dengan anggota 2 anak tiap kelompok. Kegiatan
berikutnya siswa disajikan sebuah tayangan berupa film dongeng cerita rakyat melalui layar proyektor. Siswa akan berdiskusi secara berkelompok untuk
menentukan urutan peristiwa dalam dongeng cerita rakyat yang telah mereka saksikan. Masing-masing siswa dalam kelompok menulis kembali dongeng yang
telah mereka saksikan dalam tayangan film dengan bahasa sendiri. Langkah-langkah demikian adalah merupakan penerapan elaborasi. Apabila siswa telah selesai
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, guru akan melakukan konfirmasi dengan cara meminta salah satu perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi dan
kelompok lain akan memberikan tanggapan dan menilai hasil diskusi kelompok lain. Siswa dan guru kemudian menyimpulkan isi dari dongeng yang telah mereka tulis
kembali dengan bahasa sendri.
54
Tahap akhir dalam pembelajaran adalah guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah mereka pelajari hari ini. Siswa
merefleksi hasil pembelajaran secara tertulis, barulah setelah itu guru melakukan evaluasi pembelajaran. Kita akan mengetahui kesulitan yang menjadi masalah bagi
siswa setelah evaluasi tersebut. Kesulitan pada siklus I akan dijadikan tolak ukur untuk pembelajaran pada siklus berikutnya.
2.3 Kerangka Berpikir
Pada dasarnya pengajaran menulis mempunyai tujuan supaya siswa memiliki keterampilan, pengalaman, dan memanfaatkan keterampilan menulis dalam berbagai
keperluan. Keterampilan menulis kembali dengan bahasanya sendiri dongeng yang pernah didengar atau dibaca bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Kenyataan yang
ada dalam pembelajaran menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau diperdengarkan belum memenuhi tujuan yang akan dicapai. Pada
umumnya siswa belum mampu menyampaikan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya dengan baik dalam sebuah karya sastra khususnya dongeng cerita rakyat.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan keterampilan menulis kembali dengan bahasanya sendiri dongeng yang pernah didengar atau
dibaca masih menggunakan metode konvensional, jadi siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan bersastranya.
Upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang
pernah dibaca atau didengar. Melalui prinsip pembelajaran aktif dan atraktif,