Unit Analisis dan Analisis Data

Untuk menjaga objektifitas, selain mencoba masuk ke dalam “dunia” tineliti dan komunitas di kedua lokasi penelitian, peneliti selalu berusaha mencoba tidak larut dalam suasana yang menggiring pada opini, atau subjektivitas tineliti. Misalnya, ketika ada responden yang membicarakan penghasilannya yang pas-pasan padahal dia bekerja di Arab Saudi selama bertahun-tahun, dan responden tersebut membandingkan dengan tetangganya yang sama-sama menjadi PRT di Arab Saudi dengan masa kerja yang hampir sama, tetapi tetangganya tersebut bisa memilikimampu membeli berbagai macam barang, rumah bagus, membeli tanah. Pada awal penelitian, peneliti memiliki optimisme untuk memperoleh kemudahan, paling tidak karena kesamaan Etnik dan bahasa daerah Sunda, tetapi dalam kenyataannya harapan tersebut tidak menjadi jaminan, karena tineliti seringkali menunjukkan sikap yang kurang kooperatif dan mudah curiga dengan kehadiran peneliti yang dianggap akan menelisik permasalahan internal keluarga mereka. Melalui pendekatan tokoh agama, pendidik, sesepuh desa pada tahap selanjutnya suasana keberterimaan peneliti di kedua desa mulai longgar. Pengalaman peneliti, ketika pendekatan dilakukan secara formal, misalnya meminta bantuan aparat desa untuk mewawancarai mantan migran perempuan beserta keluarganya seringkali tidakkurang menguntungkan karena wawancara berlangsung dalam suasana kaku dan kurang rileks. Untuk itu, pendekatan formal hanya dilakukan pada tahap awal turun ke desa untuk memetakan apa, siapa, dan bagaimana permasalahan yang akan di teliti.

3.5. Unit Analisis dan Analisis Data

Penelitian ini mengambil rumahtangga 24 sebagai unit analisis, dengan kriteria bahwa dalam rumahtangga tersebut terdapat perempuan - yang berstatus sebagai anak atau istriibu - yang pernah bekerja di luar negeri atau migran yang sedang cuti. Pengertian rumahtangga dalam penelitian ini mengacu kepada Badan Pusat Statistik BPS, 2010 yaitu seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisiksensus, dan biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur. Rumahtangga dalam penelitian ini dibedakan dengan keluarga family. Keluarga diartikan sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala 24 Untuk kepentingan analisis, rumahtangga dibedakan dengan pengertian keluarga family, dalam penelitian ini digunakan secara bergantian dengan pertimbangan, bahwa ketika membicarakan beberapa fungsi yang terjadi dalam rumahtangga, akan selalu melibatkan keluarga luas extended family, sehingga dalam analisis beberapa bagian selalu menggunakan juga keluarga. Keluarga mengacu kepada BKKBN adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memnuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang anytara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan Departemen Kesehatan RI, 2008. Mengacu kepada pengertyian rumahtangga dan keluarga tersebut, dalam penelitian ini menggunakan rumahtangga sebagai unit analisis, tetapi dalam beberapa hal yang terkait dengan pembagian peran, unit keluarga juga dipakai. Hal ini disebabkan kepada pertimbangan bahwa dalam praktek keseharian, tugas dan peran yang diemban oleh setiap anggota keluarga terkait dengan peran sebagai anggota keluarga. Migran perempuan dan laki-laki – meskipun jumlahnya hanya beberapa orang - dari kedua desa sebenarnya bekerja di berbagai negara di kawasan Timur Tengah, bahkan ada migran yang bekerja di negara kawasa Asia Pasifik, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Dengan pertimbangan lebih dari 92 persen migran perempuan dari kedua desa bekerja di Arab Saudi, maka yang dijadikan responden adalah migran yang pernah bekerja di Negara Arab Saudi. Dalam sejarah migrasi internasional tenaga kerja Jawa Barat, negara Arab Saudi sejak awal merupakan tujuan bekerja. Di Arab Saudi juga terdapat Kota suci Makah dan Madinah yang menjadi tempat tujuan ibadah haji umat Islam, dan bagi masyarakat Jawa Barat yang kuat agama Islamnya secara tradisional melakukan ibdah haji atau umroh adalah prestise yang luar biasa dan penting bagi status sosial individu atau keluarga pada komunitas pedesaan. Dalam penelitian ini, data yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik gabungan antara metode kuantitatif dengan metode kualitatif, dengan lebih menekankan kepada metode kualitatif. Penggunaan metode gabungan dalam menganalisis didasarkan kepada pertimbangan bahwa metode gabungan dapat mengungkap gambaran yang mendekati kenyataan di lapangaan dan peneliti masih bisa melakukan cek dan ricek melalui penggunaan berbagai sumber data responden, informan dengan teori yang dijadikan acuan. Analisis data kualitatif yang lebih dikenal sebagai analisis data model interaktif, dengan merujuk pada pendapat Patton dalam Marvasti 2004 bahwa dalam penelitian kualitatif, analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasinya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar. Pengkategorian data disesuaikan dengan rumusan pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini dan dimaksudkan untuk memberikan kemudahan interpretasi, seleksi, dan penjelasan dalam bentuk deskripsi analisis. Data kualitatif dalam penelitian ini antara lain berupa latar belakang rumahtangga migran perempuan sebelum dan pasca melakukan migrasi internasional, status sosial ekonomi rumahtangga, motif, harapan dari setiap migran perempuan, persepsi dan pandangan elite aparat desa, tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh perempuan, tokoh adat dan komunitas desa terhadap perempuan yang menjadi migran di luar negeri. Data kualitatif selanjutnya dijadikan dasar untuk membangun pemahaman konseptual tentang migrasi internasional di Desa Panyingkiran dan Ciherang sebagai suatu realitas sosial yang keberadaannya tali temali dan terlekat embedded antara kepentingan ekonomi, dan sosial budaya setempat. Untuk menguji keabsahan dan kebenaran dalam penelitian ini, penulis melakukan triangulasi metode, sumber, dan teori sebagaimana yang digambarkan oleh Moleong 1995; Lincoln dan Guba 1985; dan Sitorus 1999 dengan cara melakukan langka-langkah; pengamatan berulang – triangulasi – dan meminta masukan dari tineliti. Data kuantitatif seperti angka-angka yang terkait dengan jumlah penduduk, jumlah migran perempuan, besaran remitan yang dikirim migran perempuan serta alokasi penggunaan remitan termasuk untuk pembelian lahan dan luasan lahan yang mampu dibeli migran perempuan, di analisis melalui beberapa tahap untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hasil survei. Tahap pertama dilakukan analisis tabel frekuensi sebagai alat untuk mengkaji sebaran data yang dikumpulkan. Langkah berikutnya dilakukan analisis kualitatif sebagai cara untuk memaknai terhadap data hasil survei yang bersifat substantif yang tidak memungkinkan untuk dijelaskan secara kuantitatif. Karena penelitian ini lebih menekankan kepada pendekatan kualitatif dengan menggunakan logika induktif-abstraktif, maka konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi terhadap data dikembangkan atas dasar “kejadian” incidence yang diperoleh selama penelitian berlangsung dengan dukungan berbagai data kuantitatif. Hal ini mengakibatkan antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama lain, berlangsung secara simultan, prosesnya berbentuk siklus, bukan linier Bungin, 2006. Berdasarkan paparan Bab III, berikut disajikan tabel 3.6. mengenai bagaimana keterkaitan antara isu pokok penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Tabel 3.6. Keterkaitan Antara Isu Pokok Penelitian, Jenis, Teknik-Analisis Data Pokok Penelitian Jenis dan Unsur Data Teknik Pengumpulan Data Analisis Data Setting sosial- ekonomi lokasi penelitian  Sketsa sejarah desa,administrasi, kondisi sosial- ekonomi, demografi  Kultur migran Jawa Barat  Data sekunder, dokumentasi, arsip desa, kecamatan, kab,BPS  Dokumen, wawancara  Deskriptif kuantitatif  Deskriptif kualitatif  Deskriptif kualitatif Migrasi dan Penguasaan Lahan Pedesaan  Rasionalitas, embeddednes dan makna lahan  Pemanfaatan remitan dan penguasaan lahan di pedesaan  Penguasaan lahan  Wawancara, observasi, FGD  Wawancara, observasi, FGD  Wawancara, observasi, FGD  Deskriptif kualitatif  Deskriptif kualitatif  Deskriptif kualitatif Migrasi dan relasi gender pada aras keluarga dan rumahtangga  Implikasi migrasi internasional dan relasi gender  Wawancara, observasi, FGD  Deskriptif kualitatif Sumber : Analisis Hasil Penelitian, 2009-2011

IV. SETING SOSIAL EKONOMI DAN KARAKTERISTIK MIGRAN PEREMPUAN DESA PANYINGKIRAN DAN CIHERANG