Penelusuran Terhadap Penelitian Sejenis dan Posisi Peneliti

2.5. Penelusuran Terhadap Penelitian Sejenis dan Posisi Peneliti

Suatu penelitian tidak mungkin dilakukan tanpa didasarkan kepada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, karena salah satu sifat ilmu adalah akumulatif, dan saling melengkapi bahkan bisa menggugurkan temuan, teori yang dihasilkan sebelumnya. Demikian halnya dengan penelitian ini, penulis berusaha untuk melakukan penelusuran studi pustaka terhadap hasil penelitian yang terkait dengan migrasi internasional agar tidak terjebak ke dalam plagiarisme dan mencari celah permasalahan yang belum diungkap dalam penelitian-penelitian terdahulu. Peneliti terdahulu memusatkan perhatian kepada remitan ekonomi yang dihasilkan migran serta pengaruhnya terhadap perbaikan ekonomi keluarga, komunitas dan daerah asal. Hal ini terungkap dari beberapa penelitian terdahulu seperti yang dijelaskan berikut. Aspek penggunaan remitan ditunjukkan dalam penelitian Tamtiari 1999 di Desa Pringgading Lombok Timur yang menunjukkan bahwa keluarga migran menggunakan sebagian besar remitan untuk memperbaiki rumah, sebagai simbol keberhasilan migran, di samping dapat meningkatkan status sosial mereka di masyarakat. Pemanfaatan remitan untuk modal usaha masih relatif kecil, sehingga dampak ekonomi jangka panjang belum terlihat di desa asal migran. Anggraeni 2000 meneliti di Purwodadi mengkaji karakteristik migran ke luar negeri yaitu: 1 sebagian besar pekerja perempuan melakukan mobilitas ke luar negeri dengan mempergunakan proses legal.; 2 usia migran antara 20-39 tahun; 3 sebagian besar berpendidikan SLTP;5 berstatus kawin; 6 informasi pekerjaan sebagian besar diperoleh dari teman; 7 alasan mereka melakukan migrasi terbanyak untuk mendapatkan modal; 8 hubungan mereka dengan daerah asal ditandai dengan adanya remitan yang dikirimkan; dan 9 remitan tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumtif makanan, pakaian, memperbaiki rumah. Kolopaking 2000 dalam penelitiannya di Wargabinangun Cilacap menemukan bahwa dengan berhijrah ke Malaysia di satu sisi berhasil meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga. Penggunaan uang hasil berhijrah memiliki pola yang khas, kiriman uang dari kepergian pertama biasanya digunakan untuk memperbaiki rumah. Kepergian kedua dan ketiga digunakan untuk membeli tanah, motor, dan membiayai anak-anak atau saudara bersekolah. Dampak negatif dari berhijrah berupa sikap migran yang pulang berhijrah dari Malaysia di daerah asal biasanya malas bekerja di daerah asal, penghijrah muda lebih suka bermalas- malasan, ”nongkrong-nongkrong”, pacaran, kebut-kebutan, dan mabuk-mabukan. Dengan demikian, berhijrah mampu membawa perubahan materi, tetapi membuat ”keropos” sumberdaya manusia. Rahmawati 2001 meneliti dampak mobilitas pekerja ke Sabah-Malaysia terhadap rumahtangga migran di Desa Pinang Kecamatan Enrekang Sulawesi Selatan. Hasilnya menunjukkan bahwa bekerja di Malaysia memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif berupa nilai remitan untuk rumahtangga di daerah asal dengan rata-rata per bulan Rp 388.677 atau Rp 4.664.124 per tahun. Besarnya kiriman secara ekonomi berhasil membantu meningkatkan kesejahteraan rumahtangga migran, mengurangi kemiskinan, dan pengangguran. Dampak negatif yang muncul antara lain tingkat perceraian dan konflik dalam rumahtangga. Kartono 2001 yang melakukan penelitian masyarakat Bawean, menunjukkan bahwa kehidupan ekonomi masyarakat Bawean merupakan hasil timbal balik antara perubahan pengetahuan, perilaku, kelembagaan sosial ekonomi di tingkat lokal dan penyesuaian terhadap pengaruh dari sistem kehidupan ekonomi internasional di Malaysia. Perubahan-perubahan tersebut telah berdampak pada perkembangan ekonomi migran tenaga kerja internasional dan juga terjadinya perubahan struktur kehidupan di daerah asal. Poeloengan 2009 meneliti Desa Kertajaya Kecamatan Tanggeung-Cianjur menemukan bahwa migrasi internasional menyebabkan adanya perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan yang signifikan di desa asal. Tiga temuan Poeloengan adalah: 1 secara teoritis terdapat sebab akibat kualitas sumberdaya alam dan lingkungan daerah asal yang mendukung; 2 aliran tenaga kerja luar negeri dari daerah asal, bekerja di luar negeri sampai kembali ke daerah asal dapat berpotensi menjadi lembaga yang dapat mendorong pengembangan proses pembelajaran dalam kelembagaan pengelolaan migrasi kerja ke luar negeri; dan 3 kebijakan alternatif revitalisasi total kebijakan proses bekerja ke luar negeri melalui cara menyempurnakan kebijakan yang ada dengan nama PTKLNPSL. Wulan 2010, melakukan penelitian di daerah kantong penelitian di Wonosobo dan Banyumas –Jawa Tengah, Cianjur-Jawa Barat, Hong Kong-China, menghasilkan dua kesimpulan pada tataran empirik dan tataran teoritis. Pada tataran empirik diperoleh bahwa buruh migran perempuan BMP mengalami proses komodifikasi sejak awal keberangkatan dari daerah asal, di negara tempat bekerja sampai kembali ke tanah air. Namun demikian, para BMP terutama yang bekerja di Hong Kong mampu mengaktualisasikan remitan sosial di daerah asalnya berupa pengetahuan berbahasa Inggris, pengetahuan mengatur rumahtangga, gizi, kesehatan sanitasi, etos kerja disiplin, perubahan mind set dalam hal pendidikan anak, dan kemandirian. Berdasarkan penelusuran terhadap hasil penelitian seperti yang digambarkan di atas,sampai saat ini sangat jelas belum ada penelitian mengenai penggunaan remitan yang dikirimkan migran internasional memfokuskan terhadap penguasaan lahan dan perubahan relasi gender pada aras keluarga, rumahtangga dan komunitas pedesaan. Perbedaan hasil penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan penulis digambarkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.3. Penelitian Sejenis dan Posisi Peneliti No. Nama Peneliti, Lokus, dan Tahun Penelitian Fokus dan Hasil Penelitian

1. Anggraeni 1988, di

Purwodadi-Jawa Tengah;Tamtiari 1999 di Pringgading Lombok-Timur Hubungan antara kepergian migran dengan daerah asal yang ditandai dengan pengiriman remitan kepada keluarga di kampung halaman. Remitan dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumtif keluarga seperti membeli makanan, pakaian, memperbaiki rumah Pembelanjaan untuk kegiatan produktif masih relatif kecil

2. Kolopaking 2000, di

Wargabinangun-Banyumas Jawa Tengah Berhijrah ke Malaysia menghasilkan ringgitisasi dan rantauisasi yang menghasilkan remitan Penggunaan remitan memiliki pola yang khas, antara lain kepergian pertama dipakai memperbaiki rumah, membayar hutang Kepergian berikutnya dipakai; membeli tanah, motor, membiayai sekolah anak, dan saudara Penghijrahan juga menimbulkan berbagai ekses alias dampak negative berupa pengeroposan sumberdaya manusia berupa sikap malas- malasan,” pacaran, kebut-kebutan, dan mabuk-mabukan. 3. Rahmawati 2001, Pinrang- Enrekkang, Sulawesi Selatan Kartono 2001, di Pulau Bawean-Jawa Tengah Pengiriman remitan mampu meningkatkan kesejahteraan rumahtangga migran Mengurangi kemiskinan Mengurangi pengangguran Perubahan struktur ekonomi daerah asal 4 Poeloengan 2009, Desa Kertajaya, Kecamatan Tanggeung-Kab Cianjur-Jawa Barat Terdapat sebab akibat kualitas sumberdaya alam dan lingkungan daerah asal yang mendukung Aliran tenaga kerja luar negeri dari daerah asal, berpotensi menjadi lembaga yang dapat mendorong pengembangan proses pembelajaran dalam kelembagaan pengelolaan migrasi kerja ke luar negeri Memunculkan alternatif revitalisasi total kebijakan proses bekerja ke luar negeri melalui PTKLNPSL. 5 Wulan 2010, di Wonosobo, Banyumas-Jawa Tengah, Cianjur-Jawa Barat, dan Hongkong-China Remitan sosial berupa berbagai keterampilan seperti penguasaan Bahasa Mandarin, Inggris, komputer, memanaj keuangan, mengurus rumah, sikap lebih mandiri dalam mengambil keputusan yang kesemuanyamenjadi modal untuk kemandirian perempuan eks-migran

6. Muhammad Zid 2012, Desa

Panyingkiran-Karawang, dan Desa Ciherang-Purwakarta- Jawa Barat Migrasi internasional perempuan pedesaan didasarkan kepada rasionalitas berupa motif untuk meningkatkan ekonomi, status sosial keluarga Melalui pengiriman remitan, migran perempuan memiliki keinginan untuk menguasai lahan di kampung halamannya baik berupa tanah darat maupun tanah sawah Penguasaan lahan bisa meningkatkan peran perempuan, relasi gender dalam rumahtangga dan komunitas Sumber : Diolah dari beberapa sumber.

2.6. Alur Pemikiran Studi