Musuh Alami Makanan Waktu dan Tempat Penelitian

2.8 Musuh Alami

Maleo senkawor memiliki musuh alami antara lain biawak Varanus salvator, babi hutan Sus celebensis, ular sanca Phyton reticulatus, elang Spizaetus lanceolatus, soa-soa Hydrosaurus amboinensis, dan anjing Canis canis. Keberadaan musuh alami dipandang bukanlah merupakan ancaman yang serius terkait dengan keseimbangan ekosistem yang dalam keadaan alami selalu stabil, manusia dengan kegiatan memburu burung dan mengambil telur merupakan ancaman yang sangat mempengaruhi kelangsungan hidup Maleo senkawor. Keberadaan satwa domestikasi juga terbukti mempengaruhi populasi Maleo senkawor seperti sapi, kelinci, dan kambing yang berkompetisi dalam hal ketersediaan lahan dan jenis pakan tertentu Gunawan, 1994.

2.9 Makanan

Berbagai jenis pepohonan membantu Maleo senkawor dalam hal menyediakan berbagai jenis buah-buahan, biji-bijian, serta sebagai tempat berlindung dan beristirahat. Maleo senkawor menyukai pohon yang pertajukan atau percabangan ranting cukup besar dan kokoh yang mampu menahan beban tubuh Maleo senkawor, seperti; kemiri Aleuritus moluccana, nibung Oncosperma filamentosum, rao Dracontomelon mangiferum, nantuk Endiandra sp, Ficus sp., dan Macaranga sp. Wilayah jelajah untuk mencari pakan Feeding territory Maleo senkawor utamanya bukan di lokasi bertelur, tetapi di dalam hutan tropis dataran rendah. Meskipun demikian, jika di lokasi bertelur tersedia makanan, maka Maleo senkawor akan mencari makan baik sebelum bertelur maupun sesudah bertelur. Maleo senkawor termasuk omnivora atau pemakan segala, makanannya meliputi buah-buahan, biji-bijian, serangga, invertebrata lantai hutan, siput dan kepiting. Maleo senkawor mencari makan di lantai hutan dengan cara mencakar-cakar atau mengais serasah, Maleo senkawor juga mancari makan di tepi-tepi sungai, tepi rawa, atau tepi danau Gunawan, 2000.

2.10 Degradasi Habitat

Degradasi habitat merupakan bentuk perubahan kondisi habitat yang mengakibatkan pengurangan luas dan kualitas yang tersedia bagi spesis tertentu. Hilangnya habitat dapat diakibatkan oleh penebangan hutan, konversi hutan menjadi lahan pertanian, dan pembangunan kota. Kehilangan habitat untuk kegiatan pembangunan kota meliputi semua bentuk bangunan seperti perumahan dan jalan raya Dekker dan McGowan, 1995. Kehilangan habitat dikarenakan pemenuhan sektor pertanian merupakan semua bentuk konversi habitat yang masih baik menjadi lahan pertanian. Kerusakan habitat adalah berkurangnya kualitas habitat dengan cara berkurangnya lindungan vegetasi, kerusakan habitat diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti penebangan juga disebabkan oleh over grazing oleh ternak.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 satu tahun dengan perincian; awal Januari hingga akhir Juli penelusuran pustaka,dan pengumpulan data sekunder. Penelitian lapangan dilaksanakan selama 3 tiga bulan, yaitu mulai pada awal bulan Agustus hingga awal bulan November tahun 2007. Lokasi penelitian sebanyak 23 lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat Gambar 2. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

3.2 Alat dan Bahan

Dokumen yang terkait

Strategi Burung Maleo (Macrochepalon maleo SAL. MULLER 1846) dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi

1 13 236

Biologi Perkembangan Burung Maleo (Macrocephalon maleo, Sall, Muller 1846) yang Ditetaskan Secara Ex Situ

3 48 190

Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

0 16 97

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

11 49 113

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

3 27 70

Karakteristik Fisik Sarang Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Di Suaka Margasatwa Pinjan-Tanjung Matop, Sulawesi Tengah.

0 0 7

FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN POPULASI MALEO SENKAWOR DI DESA SAUSU PIORE KABUPATEN PARIGI MOUTONG SULAWESI TENGAH | Arista | Jurnal Warta Rimba 6341 20989 1 PB

1 2 8

KARAKTERISTIK TANAH DAN MIKROKLIMAT HABITAT BURUNG MALEO (MACROCEPHALON MALEO) DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU SULAWESI TENGAH (Soil Characteristics and Microclimate of Habitat Maleo Bird (Macrocephalon Maleo) in Lore Lindu National Park Central Sulawesi | H

0 0 6

this PDF file KERAGAMAN GENETIK BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) BERDASARKAN POLIMORFISME PROTEIN DARAH | Hastarina | AGRISAINS 1 SM

0 0 9

STUDI KARAKTERISTIK MIKRO-HABITAT BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI TENGGARA

0 1 14