Permasalahan Kerangka Pemikiran Analisis kondisi lokasi bertelur maleo senkawor (macrocephalon maleo) di kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat

Kondisi ideal suatu lokasi bertelur bagi Maleo senkawor dapat dinilai berdasarkan komponen-komponen penting yang memberi daya dukung seperti kemudahan, kenyamanan, dan keamanan. Faktor yang selalu ada pada lokasi bertelur yang telah ditinggalkan dapat dipandang sebagai komponen ancaman terhadap lokasi bertelur. Sikap dan perilaku masyarakat di sekitar lokasi bertelur juga turut memberi kontribusi terhadap perubahan kondisi lokasi bertelur.

1.2 Permasalahan

Lokasi bertelur Maleo senkawor merupakan salah satu habitat penting yang harus tersedia dalam menunjang keberlangsungan hidup Maleo senkawor. Berangkat dari latar belakang penelitian ini maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Pertama, lokasi bertelur dapat terus aktif digunakan oleh Maleo senkawor selama komponen pendukung kemudahan, kenyamanan, dan keamanan dapat terus terjaga. Kedua, beberapa lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju telah kehilangan daya dukung yang diakibatkan gangguan manusia dan alam sehingga ditinggalkan oleh Maleo senkawor. Ketiga, Maleo senkawor masih menggunakan lokasi bertelur yang terganggu, tapi menunjukkan perkembangan ke depan akan ditinggalkan terlihat dari semakin menurunnya jumlah Maleo senkawor yang menggunakan lokasi tersebut. Keempat, lemahnya pemahaman masyarakat terhadap upaya pelestarian Maleo senkawor dan mempertahankan lokasi bertelur Maleo senkawor makin mempercepat laju kepunahan Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju.

1.3 Kerangka Pemikiran

Maleo senkawor seperti halnya satwa endemik kawasan Sub-Wallacea lainnya memiliki ketergantungan yang tinggi pada komponen ekosistem. Salah satu komponen yang dibutuhkan Maleo senkawor adalah tersedianya lokasi bertelur. Lokasi bertelur letaknya terpisah dengan habitat hidup Maleo senkawor. Berdasarkan letaknya, lokasi bertelur Maleo senkawor terdapat di 2 dua tempat, yaitu di dalam hutan dan di pesisir pantai. Terjadinya degradasi habitat di sekitar lokasi bertelur menyebabkan terjadinya perubahan pada kondisi fisik lokasi bertelur, meningkatnya gangguan, invasi vegetasi sekunder, serta sulitnya akses bagi Maleo senkawor menuju lokasi bertelur. Lokasi Bertelur Gangguan Akses Pesisir Pantai Pedalaman Hutan Degradasi Habitat di Lokasi Bertelur Invasi Vegetasi Sekunder Lokasi Bertelur yang Telah Ditinggalkan Penentuan Kriteria Lokasi Bertelur Status Konservasi Berdasarkan Kondisi Lokasi Bertelur Perubahan yang terjadi pada suatu lokasi bertelur berakhir dengan ditinggalkan suatu lokasi bertelur. Lokasi bertelur ditinggalkan oleh Maleo senkawor apabila telah kehilangan daya dukung. Berdasarkan keadaan umum yang ada di lokasi bertelur kemudian dianalisis kondisi lokasi bertelur Maleo senkawor yang ada di Kabupaten Mamuju. Selanjutnya, dengan mengetahui penyebaran Maleo senkawor, kondisi daya dukung lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju, maka diharapkan kita mendapat gambaran tingkat keterancaman lokasi bertelur Maleo senkawor berdasarkan atribut gangguannya masing-masing sehingga dapat menentukan status konservasi lokasi bertelur tersebut. Bagan alir kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1. Kondisi Fisik Lokasi Bertelur Gambar 1 Kerangka Pemikiran

1.4 Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Strategi Burung Maleo (Macrochepalon maleo SAL. MULLER 1846) dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi

1 13 236

Biologi Perkembangan Burung Maleo (Macrocephalon maleo, Sall, Muller 1846) yang Ditetaskan Secara Ex Situ

3 48 190

Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

0 16 97

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

11 49 113

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

3 27 70

Karakteristik Fisik Sarang Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Di Suaka Margasatwa Pinjan-Tanjung Matop, Sulawesi Tengah.

0 0 7

FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN POPULASI MALEO SENKAWOR DI DESA SAUSU PIORE KABUPATEN PARIGI MOUTONG SULAWESI TENGAH | Arista | Jurnal Warta Rimba 6341 20989 1 PB

1 2 8

KARAKTERISTIK TANAH DAN MIKROKLIMAT HABITAT BURUNG MALEO (MACROCEPHALON MALEO) DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU SULAWESI TENGAH (Soil Characteristics and Microclimate of Habitat Maleo Bird (Macrocephalon Maleo) in Lore Lindu National Park Central Sulawesi | H

0 0 6

this PDF file KERAGAMAN GENETIK BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) BERDASARKAN POLIMORFISME PROTEIN DARAH | Hastarina | AGRISAINS 1 SM

0 0 9

STUDI KARAKTERISTIK MIKRO-HABITAT BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI TENGGARA

0 1 14