Tujuan Penelitian Gambaran Umum tentang Maleo Senkawor

Lokasi Bertelur Gangguan Akses Pesisir Pantai Pedalaman Hutan Degradasi Habitat di Lokasi Bertelur Invasi Vegetasi Sekunder Lokasi Bertelur yang Telah Ditinggalkan Penentuan Kriteria Lokasi Bertelur Status Konservasi Berdasarkan Kondisi Lokasi Bertelur Perubahan yang terjadi pada suatu lokasi bertelur berakhir dengan ditinggalkan suatu lokasi bertelur. Lokasi bertelur ditinggalkan oleh Maleo senkawor apabila telah kehilangan daya dukung. Berdasarkan keadaan umum yang ada di lokasi bertelur kemudian dianalisis kondisi lokasi bertelur Maleo senkawor yang ada di Kabupaten Mamuju. Selanjutnya, dengan mengetahui penyebaran Maleo senkawor, kondisi daya dukung lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju, maka diharapkan kita mendapat gambaran tingkat keterancaman lokasi bertelur Maleo senkawor berdasarkan atribut gangguannya masing-masing sehingga dapat menentukan status konservasi lokasi bertelur tersebut. Bagan alir kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1. Kondisi Fisik Lokasi Bertelur Gambar 1 Kerangka Pemikiran

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan : a Mengevaluasi penyebaran dan status lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat; b Menganalisis kondisi umum lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat; c Menganalisis bentuk adaptasi yang dilakukan oleh Maleo senkawor; d Mengkaji pemahaman masyarakat terhadap upaya pelestarian Maleo senkawor dan lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat; e Menetapkan prioritas konservasi lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini : a Berperan sebagai langkah awal dalam upaya konservasi kawasan bertelur Maleo senkawor dengan mengetahui tingkat keterancaman dan kemungkinan akan ditinggalkannya lokasi bertelur di masa yang akan datang; b Pengembangan ilmu pengetahuan dengan pembaharuan data tentang ditemukan, ditinggalkan, dan perubahan kondisi lokasi bertelur Maleo senkawor yang belum atau pernah tercatat oleh peneliti sebelumnya; c Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju untuk usaha pelaksanaan konservasi kawasan yang merupakan lokasi bertelur Maleo senkawor.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum tentang Maleo Senkawor

Maleo senkawor Macrocephalon maleo merupakan bangsa burung endemik yang memiliki keunikan pada perilaku bertelur. Maleo senkawor tidak menggunakan panas tubuh untuk mengerami telur, tetapi memanfaatkan daya dukung alam untuk menyukseskan proses pengeraman. Berikut susunan taksonomi Maleo senkawor : Kingdom : Animalia; Phylum : Chordata; Kelas : Aves; Orde : Galliformes; Famili : Megapodiidae; Genus : Macrocephalon; Spesies : Macrocephalon maleo Sumangando, 2002. Famili Megapodiidae terdiri atas 2 genus, yaitu Macrocephalon dengan satu spesies Macrocephalon maleo dan Megapodius dengan 9 spesies, Megapodius cumingii, Megapodius nicobarienssis, Megapodius bernsteinii, Megapodius reindwardii, Megapodius freycinet, Megapodius affinis, Megapodius. Evemita, Megapodius layordi, dan Megapodius wallacei White dan Bruce, 1986. Maleo senkawor memiliki bentuk badan memanjang, dan bulu didominasi oleh warna putih agak kemerahan dan hitam, dan memiliki sepasang kaki yang kuat dengan empat kuku yang tajam. Salah satu anggota tubuh yang dimiliki oleh Maleo senkawor adalah tonjolan keras pada bagian kepala yang menyerupai mahkota yang diduga berfungsi sebagai pendeteksi suhu selagi Maleo senkawor hendak meletakkan telurnya dalam lubang Dekker, 1990. Penamaan Maleo senkawor bervariasi bervariasi disetiap daerah, yaitu : Senkawor, Sengkawur, Songkel, Melaosan, Minahasa, Saungke Bintauna, Tuanggoi Bolaang Mongondow, Tuangoho Bolaang Itang, Bagoho Suwawa, Momongo, Panua Gorontalo, Molo Sulawesi Utara, dan Mamuang Mamuju Anonim, 1994; Jones dkk, 1995. Menurut konsensus penulisan nama burung yang di gunakan di Indonesia, nama Maleo adalah Maleo senkawor Coates dkk, 2000. Maleo senkawor hidup dan mendiami daerah pesisir pantai hingga daerah berbukit-bukit dan hutan primer dataran rendah dengan ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut Dekker, 1990. Maleo senkawor tersebar luas di berbagai lokasi di Sulawesi Utara, Tenggara, Tengah, dan Barat kecuali di Sulawesi Selatan Mallombasang, 1995. Di Sulawesi Barat Maleo senkawor terkonsentrasi di Kabupaten Mamuju, namun demikian hal tersebut masih membutuhkan konfirmasi mengenai penyebaran dan status lokasi bertelur Dekker, 1990. Beberapa lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju telah ditinggalkan oleh Maleo senkawor. Populasi Maleo senkawor saat ini diperkirakan 4000-7000 pasang dan tersebar di 131 tempat bertelur di Sulawesi Utara, sementara di Sulawesi Tengah dan Barat Maleo senkawor tersebar di 63 lokasi Buchart dan Baker, 1999. Diperkirakan jumlah Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju tidak lebih dari 100 ekor Gazi, 2004.

2.2 Karakteristik Telur Maleo Senkawor

Dokumen yang terkait

Strategi Burung Maleo (Macrochepalon maleo SAL. MULLER 1846) dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi

1 13 236

Biologi Perkembangan Burung Maleo (Macrocephalon maleo, Sall, Muller 1846) yang Ditetaskan Secara Ex Situ

3 48 190

Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

0 16 97

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

11 49 113

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

3 27 70

Karakteristik Fisik Sarang Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Di Suaka Margasatwa Pinjan-Tanjung Matop, Sulawesi Tengah.

0 0 7

FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN POPULASI MALEO SENKAWOR DI DESA SAUSU PIORE KABUPATEN PARIGI MOUTONG SULAWESI TENGAH | Arista | Jurnal Warta Rimba 6341 20989 1 PB

1 2 8

KARAKTERISTIK TANAH DAN MIKROKLIMAT HABITAT BURUNG MALEO (MACROCEPHALON MALEO) DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU SULAWESI TENGAH (Soil Characteristics and Microclimate of Habitat Maleo Bird (Macrocephalon Maleo) in Lore Lindu National Park Central Sulawesi | H

0 0 6

this PDF file KERAGAMAN GENETIK BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) BERDASARKAN POLIMORFISME PROTEIN DARAH | Hastarina | AGRISAINS 1 SM

0 0 9

STUDI KARAKTERISTIK MIKRO-HABITAT BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI TENGGARA

0 1 14