a. Komponen-komponen Initial Cash Flow
Komponen-komponen yang termasuk dalam initial cash flow adalah biaya untuk investasi pembuatan KJA. Rataan biaya investasi yang dikeluarkan oleh
petani untuk budidaya ikan kerapu KJA adalah sebesar Rp 3.620.000 untuk KJA 2 kotak, Rp 5.980.000 untuk KJA 4 kotak, dan Rp 7.625.000 untuk KJA 6 kotak.
b. Komponen-konponen Operational Cash Flow
Komponen-komponen yang termasuk dalam operational cash flow meliputi laba bersih net benefit dan penyusutan. Rataan operational cash flow yang
didapatkan pada penelitian ini adalah sebesar Rp 6.826.750 untuk KJA 2 kotak. Nilai ini diperoleh dari net benefit yang dihasilkan Rp 6.157.750 dan nilasi
penyusutan dalam setahun sebesar Rp 669.000. Operational cash flow pada KJA 4 kotak sebesar Rp 11.585.333. Nilai ini
didapatkan dari nilai net benefit KJA 4 kotak sebesar Rp 10.373.333 dan nilai penyusutan per tahun sebesar Rp 1.212.000.
Operational cash flow yang didapatkan pada KJA 6 kotak sebesar Rp 15.231.635. Nilai ini didapatkan dari penambahan nilai net benefit sebesar
Rp 13.629.635 dan nilai penyusutan per tahun sebesar Rp 1.602.000.
c. Komponen-komponen Terminal cash Flow
Terminal cash flow terdiri dari cash flow nilai sisa investasi. Nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur proyek adalah sebesar Rp 950.000 untuk KJA 2 kotak.
Nilai sisa ini diperoleh dari komponen rakit sebesar Rp 200.000, nilai sisa jaring sebesar Rp 150.000. Nilai sisa dari pemberatjangkar sebesar
Rp 100.000 dan nilai sisa dari perahu sebesar Rp 500.000. Pada KJA 4 kotak nilai sisa total sebesar Rp 1.450.000. Nilai ini diperoleh
dari nilai sisa pada komponen rakit sebesar Rp 400.000, nilai sisa pada komponen jaring sebesar Rp 300.000, nilai sisa dari pemberatjangkar sebesar Rp 250.000
dan nilai sisa dari perahu sebesar Rp 500.000. Nilai sisa pada KJA 6 kotak didapatkan sebesar Rp 1.550.000 yang berasal
dari nilai sisa rakit sebesar Rp 600.000, nilai sisa dari jaring sebesar Rp 150.000, nilai sisa dari pemberat sebesar Rp 300.000, dan nilai sisa dari
perahu sebesar Rp 500.000.
6.4.4 Kriteria Kelayakan Usaha
6.4.4.1 Analisis Kelayakan Investasi Usaha
Analisis kelayakan invesatasi usaha ini bertujuan untuk melihat kelayakan antara KJA 2 kotak, KJA 4 kotak dan KJA 6 kotak sebagai media pembudidayaan
ikan kerapu macan.
a. KJA 2 Kotak
Hasil pengolahan data yang dilakukan untuk KJA 2 kotak didapatkan nilai NPV sebesar Rp 24.172.937. Nilai ini didapatkan dari nilai total inflow dikurangi
nilai total outflow yang telah dikalikan nilai discount rate. Nilai inflow yang didapat sebesar Rp 55.357.467 dan nilai outflow sebesar Rp 31.184.530. Nilai
NPV yang positif ini menunjukkan bahwa poyek ini layak untuk dilaksanakan karena memberikan tambahan manfaat dari nilai sekarang.
Nilai IRR sebesar 220,57 persen juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena nilainya lebih besar dari tingkat diskonto sebesar 5,25
persen. Nilai IRR ini juga menunjukkan bahwa usaha ini akan memberikan tingkat pengembalian modal yang ditanamkan sebesar 220,57 persen.
Net BC yang didapat sebesar 1,78, yang berarti setiap pengeluaran usaha sebesar Rp 1 akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,78. Nilai ini didapatkan
dari nilai total inflow dibagi nilai total outflow yang telah dikalikan nilai discount rate. Nilai inflow yang didapat sebesar Rp 55.357.467 dan nilai outflow sebesar
Rp 31.184.530. Payback periode PP usaha ini selama 5,64 bulan. Hal ini menunjukkan
keuntungan usaha yang diperoleh akan dapat menutupi biaya investasi setelah 5,64 bulan. Jika dilihat dari periode budidaya ikan kerapu macan yang berkisar
kurang lebih sepuluh bulan, maka PP didapat sebelum masa panen ikan kerapu macan dilakukan. Hal ini disebabkan oleh keuntungan bersih yang didapatkan
sangat besar jika dibandingkan biaya investasi. Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa secara nyata seluruh biaya investasi baru didapatkan setelah
satu periode budidaya walaupun secara perhitungan didapatkan PP sebelum masa pemanenan.
b. KJA 4 Kotak