I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumberdaya kelautan dan perikanan merupakan potensi yang dapat memberikan manfaat ekonomi yang tinggi kepada masyarakat. Sebagai negara
maritim yang mempunyai luas perairan sekitar 5,8 juta km
2 ,
garis pantai sepanjang 81.000 km serta pantai berkarang yang menyimpan kekayaan flora dan fauna
seluas 3.124.747 Ha Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan potensi tersebut Departemen Kelautan dan PerikananDKP, 2005. Saat ini sektor kelautan dan
perikanan dapat dijadikan sebagai salah satu pilar dalam pemulihan krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia.
Beberapa landasan yang dapat dijadikan sebagai alasan untuk lebih meningkatkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan antara lain
sebagai berikut : 1 Permintaan ikan konsumsi dari luar negeri, khususnya ikan karang konsumsi belum dapat diakomodasi seluruhnya karena minimnya produksi
Indonesia; 2 Perkembangan teknologi dibidang kelautan dan perikanan juga dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya yang belum banyak dieksplorasi; 3
Pertambahan penduduk menyebabkan permintaan barang dan jasa juga turut meningkat, selain itu juga terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dewasa ini
yang lebih berorientasi pada makanan laut
1
. Saat ini sumberdaya perikanan yang telah dimanfaatkan dalam skala yang
cukup besar adalah komoditas ikan karang, seperti ikan kerapu Epinephelus spp.. Ikan kerapu banyak terdapat di ekosistem terumbu karang khususnya di
kawasan Asia Pasifik. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005 pada
1 www.portaliptek.com
tahun 1997 kawasan ini memasok sekitar 90 persen dari total produksi kerapu dunia.
Ikan kerapu digolongkan dalam komoditas terpenting dan telah banyak informasi berbagai aspek dalam pemilihannya sebagai komoditas budidaya. Dari
jenis-jenis ikan kerapu, ikan kerapu macan memiliki kelebihan dibandingkan ikan kerapu jenis lain. Ikan ini bernilai ekonomis tinggi karena mempunyai daging
yang lezat, bergizi tinggi dan mengandung asam lemak tak jenuh. Dengan tingginya permintaan pasar terhadap ikan kerapu macan, usaha ikan kerapu macan
harus dilakukan. Indonesia merupakan produsen terbesar kedua dengan pertumbuhan
produksi 14,7 persen per tahun
2
. Produksi kerapu di Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan langsung di laut. Menurut Departemen Kelautan dan
Perikanan, 2005 produksi ikan kerapu budidaya hanya sekitar 7.500 ton atau sekitar 15,45 persen dari sekitar 48.516 ton produksi kerapu Indonesia.
Perdagangan kerapu Indonesia berkembang dengan pesat pada pertengahan tahun 1990-an dengan jumlah ekspor sebesar 300 ton pada tahun 1989 menjadi 3.800
ton pada tahun 1995. Besarnya tingkat permintaan ikan konsumsi terutama ikan kerapu disebabkan adanya permintaan pasar luar negeri terhadap ikan karang
hidup konsumsi yang dikenal dengan istilah Live Reef Fish for Food LRFF. Jumlah produksi ikan kerapu nasional dapat dilihat pada Tabel 1.
2 www.portaliptek.con
Tabel 1. Produksi Ikan Kerapu Nasional Tahun
Jenis Ikan 1999
Ton 2000
Ton 2001
Ton 2002
Ton 2003
Ton 2004
Ton Kerapu Karang
43.472 48.422
48.516 48.400
53.743 14.392
Kerapu Bebek -
- -
- -
5.807 Kerapu Balong
- -
- -
- 1.182
Keterangan : - Data Tidak Tersedia Sumber : Statistik Kelautan dan Perikanan, 2005
Negara yang menjadi tujuan ekspor untuk ikan kerapu Indonesia adalah Hongkong, Taiwan, Singapura, Cina, dan Jepang. Hongkong adalah negara tujuan
ekspor utama Indonesia untuk kerapu. Pada tahun 2000, total impor kerapu Hongkong sebesar 14.000 ton, Indonesia memasok sebanyak 252,60 ton DKP,
2005. Ekspor kerapu indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal
ini disebabkan terjadinya over fishing ikan kerapu karena nilai ekonomisnya yang tinggi. Meskipun ekspor ikan kerapu terus mengalami penurunan, tetapi nilai
ekspor yang dihasilkan masih cukup tinggi sehingga ikan kerapu tetap masih menjadi komoditi yang menjanjikan untuk ekspor. Nilai produksi ikan kerapu
dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Produksi Ikan Kerapu
Tahun Jenis Ikan
2001 Rp 2002 Rp
2003 Rp 2004 Rp
Kerapu Karang 509.113.698
617.975.592 561.328.311 147.186.349
Kerapu Bebek -
- -
213.901.280 Kerapu Lumpur
- -
- 49.021.850
Keterangan : - Data Tidak Tersedia Sumber : Statistik Kelautan dan Perikanan, 2005
Ikan kerapu macan hasil budidaya juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan hasil tangkapan langsung di laut. Keunggulan yang pertama
adalah ukuran ikan yang seragam, yang memungkinkan pembudidaya untuk
memanen ikan pada saat ukuran panenkonsumsi yang memiliki nilai ekonomis paling tinggi yaitu pada saat ikan berbobot delapan ons. Yang kedua adalah
pasokan ikan kerapu macan hasil budidaya dapat terus menerus ada karena dapat diatur masa penanaman dan panen sesuai dengan kebutuhan pembudidayapasar.
Nilai produksi ikan kerapu yang cukup besar dan keunggulan ikan kerapu hasil budidaya dibandingkan dengan hasil tangkapan langsung membuat
Departemen Kelautan dan Perikanan DKP telah menjadikan ikan kerapu sebagai salah satu komoditas unggulan nasional.
Salah satu wilayah yang mempunyai kontribusi dalam produksi kerapu adalah perairan Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu berada di wilayah Teluk
Jakarta yang memiliki banyak potensi dibidang kelautan dan perikanan, antara lain ikan konsumsi, ikan hias, terumbu karang, rumput laut, dan mangrove. Ikan
yang paling banyak ditangkap oleh nelayan adalah kerapu. Sebagai wilayah kabupaten di dalam Propinsi DKI Jakarta, maka Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu banyak memiliki ke-khasan yang memerlukan pendekatan khusus pula dalam proses pembangunannya. Beberapa ke-khasan
tersebut adalah : 1 Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah wilayah kepulauan yang terdiri atas 110 buah pulau-pulau sangat kecil dan
perairan yang luas; 2 Penduduk yang menempati hanya 11 pulau pemukiman yang terpencar dari selatan ke utara dan hampir semua adalah warga pendatang;
3 Alternatif kegiatan pembangunan yang relatif terbatas yaitu utamanya perikanan tangkap dan pariwisata dan lain-lain.
Mengingat potensi perairan yang besar, salah satu kegiatan ekonomi yang dapat dikembangkan adalah perikanan budidaya perairan marikultur. Perairan
laut kawasan ini terdiri dari laut dangkal shallow sea, perairan karang dalam berupa reef flat, laguna goba dan teluk, serta laut lepas deep sea berupa selat
perairan di antara dua pulau yang berpotensi untuk pengembangan budidaya laut marikultur. Luas kawasan potensial untuk marikultur tersebut diperkirakan
mencapai 4.376 Ha Soebagyo, 2004. Untuk memulai kegiatan pengembangan marikultur tersebut, Pemerintah
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada tahap awal tengah mempelopori mengembangkan budidaya laut percontohan skala besar di empat pulau untuk
dijadikan areal budidaya rumput laut dengan sistem longline dan budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA karamba jaring apungcage culture oleh masyarakat,
terutama penduduk Pulau Panggang. Jumlah produksi kerapu di Perairan Kepulauan Seribu antara tahun 1994
sampai 2004 sebesar 555,55 ton, tetapi produksi kerapu setiap tahunnya cenderung menurun. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan 2005, jumlah
tangkapan ikan kerapu nasional antara tahun 2002-2003 mengalami penurunan sebesar 72,78 persen. Hal ini disebabkan oleh penangkapan yang banyak
menggunakan potasium sianida dan terjadinya over fishing. Karena jumlah hasil tangkapan yang cenderung menurun, saat ini pemerintah melalui DKP lebih fokus
untuk mengembangkan budidaya kerapu. Produksi ikan kerapu di Kepulauan Seribu dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Produksi Ikan Kerapu di Kepulauan Seribu Tahun
Produksi Kg Pertumbuhan
1994 27.856,40 -
1995 19.246,24 -30,90
1996 21.494,10 11,67
1997 23.726,50 10,38
1998 29.141,90 22,82
1999 62.491,46 114,13
2000 63.075,86 0,93
2001 36.466,34 -42,18
2002 119.100,00 226,60
2003 62.410,00 -72,78
2004 90.540,00 45,07
Rata-rata 50.504,44 15,67
Sumber : Suku Dinas Perikanan Kepulauan Seribu, 2005
Kepulauan Seribu merupakan daerah yang sangat berpotensi untuk budidaya kerapu karena memiliki pantai berkarang yang luas. Pantai dengan
karakteristik seperti ini merupakan habitat yang paling baik bagi kerapu. Menurut penelitian Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan PKSPL IPB, 2002,
potensi budidaya kerapu di Kepulauan Seribu seluas 359,49 Ha yang tersebar di Kelurahan Pulau Kelapa, Kelurahan Pulau Harapan, Kelurahan Pulau Tidung,
Kelurahan Pulau Pari, dan Kelurahan Pulau Panggang. Kondisi fisik di pulau- pulau diatas sangat baik untuk membudidayakan kerapu, terutama budidaya
dengan menggunakan Karamba Jaring Apung KJA. Pemanfaatan lahan ini diharapkan dapat menjadi alternatif mata pencaharian penduduk di Kepulauan
Seribu yang mayoritas pekerjaannya adalah nelayan tangkap.
1.2 Perumusan Masalah