potensinya, ketersediaan air, varietas benih yang cocok dengan areal proyek, pengadaan produksi, mekanisasi, pemupukan, dan alat-alat kontrol yang
diperlukan. Variabel utama yang perlu diperhatikan pada aspek teknis adalah ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga kerja dan transportasi.
Sistem agribisnis yang dimulai dari hulu, on farm, dan hilir dapat juga diterapkan pada budidaya ikan kerapu KJA untuk membantu peningkatan efisiensi
dan produktivitas budidaya ikan kerapu KJA sehingga hasil yang didapat oleh petani dapat meningkat. Selain itu petani juga dapat lebih meningkatkan mutu
produknya karena sistem agibisnis adalah sebuah sistem yang sangat terstruktur sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal.
3.1.1.4 Analisis Dampak Terhadap Lingkungan
Analisis dampak terhadap lingkungan adalah analisis yang dilakukan terhadap perubahan-perubahan lingkungan perairan yang terjadi pada saat usaha
budidaya ikan kerapu macan dengan sistem KJA dilaksanakan. Parameter yang dianalisis meliputi kecerahan air dan kandungan kimia perairan serta dampaknya
terhadap jalur pelayaranbersandarnya kapal.
3.1.2 Teori Biaya dan Manfaat
Dalam analisis proyek, tujuan analisis harus disertai dengan definisi mengenai biaya dan manfaat. Biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu
tujuan, dan manfaat adalah sesuatu yang membantu tujuan Gittinger, 1986. Biaya-biaya yang umumnya dimasukkan dalam perhitungan analisis usaha
pertanian adalah biaya-biaya yang berpengaruh langsung terhadap suatu investasi,
seperti biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah pengeluaran untuk pembangunan yang tahan lama seperti bangunan, mesin, peralatan dan
biaya untuk penggantiannnya. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan perusahaan seperti biaya bahan baku, upah tenaga
kerja langsung, pemeliharaan, dan pembayaran kembali angsuran bunga dan angsuran pokok serta pajak.
Manfaat adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang menggunakan sejumlah biaya. Manfaat yang dihitung merupakan manfaat yang
dapat diukur tangible dari hasil penjualan produk. Menurut Kadariah 1980, manfaat dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Manfaat langsung direct benefit yang diperoleh dari adanya kenaikan nilai output, fisik, dan atau penurunan biaya.
b. Manfaat tidak langsung indirect benefit yang disebabkan oleh adanya proyek tersebut biasanya dirasakan oleh orang tertentu beserta masyarakat berupa
adanya efek berganda multiplier dan skala ekonomi yang lebih besar, misalnya perubahan dalam produktifitas tenaga kerja yang disebabkan oleh
keahlian. c. Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang intangible
effect, misalnya perbaikan lingkungan hidup.
3.1.3 Analisis Sensitivitas
Menurut Gittinger 1986, analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sampai berapa persen penurunan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat
mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi, yaitu dari layak menjadi tidak
layak dilaksanakan. Dalam analisis ini setiap kemungkinan harus dicoba, hal ini diperlukan karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang
mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Perubahan-perubahan yang perlu diperhatikan adalah : 1 perubahan harga jual
produk; 2 keterlambatan pelaksanaan proyek; 3 kenaikan biaya; 4 perubahan volume produksi.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Melihat prospek budidaya kerapu yang cukup tinggi, banyak individu maupun perusahaan tertarik untuk mengusahakan budidaya ini. Tetapi karena
masih rendahnya tingkat pengetahuan mengenai kerapu dan budidaya kerapu khususnya dengan menggunakan sistem KJA, banyak calon pengusaha yang
kurang berminat berinvestasi di bidang ini. Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Panggang merupakan daerah yang
sangat potensial untuk melakukan usaha budidaya kerapu dengan menggunakan sistem KJA. Sampai saat ini hanya sedikit pengusaha maupun individu yang
melakukan usaha budidaya ini, sehingga menarik untuk dikaji apakah usaha budidaya kerapu dengan menggunakan sistem KJA layak atau tidak layak
diusahakan di Pulau Panggang. Aspek-aspek yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek
finansial, aspek teknis, dan aspek pasar. Kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek antara lain Net Present Value NPV, Net Benefit-Cost
Ratio Net BC, Internal Rate of Return IRR, dan Payback Periode. Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan usaha budidaya kerapu dengan sistem
KJA pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.