dan manajemen layak untuk diusahakan. Secara finansial tidak dapat diusahakan karena nilai jual benih yang dihasilkan dibawah harga pasar, namun usaha
tersebut dapat layak diusahakan apabila harga benih yang dijual mengikuti harga pasar.
2.5 Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
Penulis Persamaan Perbedaan
Maulana • Menganalisis kelayakan
usahatani pembesaran dan pemasaran ikan nila gift
budidaya KJA. • Analisis sensitivitas
dilakukan untuk melihat tingkat kepekaan usahatani
terhadap perubahan harga pakan, benih, biaya tenaga
kerja, penurunan harga jual serta penurunan volume
produksi.
• Analisis Marjin pemasaran dan saluran pemasaran
untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani.
Atmoko • Menganalisis keragaan dan
kelayakan usahatani pembesaran ikan mas
berdasarkan aspek pasar, teknis, finansial, dan lingkungan
• Menganalisis tingkat sensitivitas kelayakan
usahatani terhadap perubahan harga pakan,
benih, biaya tenaga kerja, penurunan harga jual serta
penurunan volume produksi.
• Analisis Marjin pemasaran dan saluran pemasaran
untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani.
Herlina • Menganalisis kelayakan usaha
pendederan ikan kerapu macan ditinjau dari aspek finansial,
aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen.
• Dilakukan pada usaha pendederan ikan, tidak pada
pembesaran.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi
Pengertian proyek pertanian menurut Gittinger 1986 adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya untuk memperoleh keuntungan
atau manfaat. Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek biasanya merupakan proyek investasi dilaksanakan dengan
berhasil. Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan terbatas, maka perlu diadakan pemilihan diantara berbagai macam proyek yang dapat
diusahakan. Tujuan utama dilakukannya studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari kesalahan investasi yang memakai dana relatif besar yang pada
akhirnya tidak memberikan keuntungan secara ekonomi. Manfaat yang diharapkan dari studi kelayakan proyek adalah memberikan
masukan informasi kepada pengambil keputusan untuk memutuskan dan menilai alternatif proyek investasi yang akan dilakukan. Analisis yang bisa digunakan
dalam menganalisis kelayakan suatu investasi, yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi.
Dalam melaksanakan analisis proyek terdapat aspek-aspek yang saling berkaitan dan secara bersama-sama menentukan keuntungan yang diperoleh dari
suatu investasi tertentu. Menurut Husnan dan Suwarsono 2000, beberapa aspek yang mempengaruhi kelayakan suatu proyek adalah aspek pasar, aspek teknis,
aspek keuangan, aspek hukum, dan aspek ekonomi suatu negara. Aspek pasar dan pemasaran melihat tentang permintaan dan penawaran,
harga, program pemasaran dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai oleh usaha.
Aspek teknis berhubungan dengan hal-hal teknis yang diperlukan dalam suatu proyek, seperti alat-alat yang digunakan, fasilitas produksi, dan lokasi. Aspek
keuangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dana yang dibutuhkan untuk usaha. Aspek hukum berhubungan dengan segala sesuatu yang menyangkut
hukum dan ketentuan yang berlaku di negara tempat proyek akan dilaksanakan. Kelayakan aspek-aspek diatas akan menentukan apakah suatu usaha yang
akan dianalisis layak atau tidak diusahakan. Aspek-aspek yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek finansial, aspek pasar, dan aspek teknis.
3.1.1.1 Analisis Kelayakan Finansial
Analisis aspek finansial merupakan analisis manfaat-biaya yang berpusat pada hasil dari modal yang ditanamkan dalam proyek dan merupakan penerimaan
langsung bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaannya Kadariah, 1980. Analisis finansial penting dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang
terlibat langung dalam pelaksanaan proyek yang dilaksanakan. Menurut Gittinger 1986, unsur-unsur dalam analisis finansial antara lain:
1. Harga yang digunakan adalah harga pasar 2. Pembayaran transfer, yaitu pajak merupakan biaya proyek dan sebagai
pengurang laba. Subsidi akan mengurangi biaya proyek sehingga menambah manfaat proyek
3. Waktu perolehan return penerimaan 4. Kelayakan investasi
3.1.1.2 Analisis Kelayakan Pasar
Gittinger 1986 menyatakan bahwa analisis kelayakan usaha dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan rencana pemasaran suatu
produk dan rencana penyediaan input produksi. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial, dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai Kotler, 2005. Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk
mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat-
alat yang digunakan perusahaan secara terus menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat itu diklasifikasikan dan dikenal dengan
istilah empat P, yaitu product produk, price harga, place tempat, dan promotion promosi Kotler, 2005.
Pangsa pasar market share juga termasuk aspek yang harus dikaji untuk mengetahui berapa besar permintaan pasar dan berapa yang mampu dipasok oleh
produsen, terutama produsen ikan kerapu dari Kepulauan Seribu umumnya dan Pulau Panggang pada khususnya. Setelah pangsa pasar diketahui, dapat dilihat
posisi para petani karamba di Pulau Panggang di pasar sehingga dapat disusun langkah-langkah strategis untuk memperbaiki posisi petani karamba untuk
menambah pangsa pasarnya.
3.1.1.3 Analisis Kelayakan Teknis
Analisis teknis berhubungan dengan input proyek penyediaan dan output produksi. Menurut Gittinger 1986, analisis ini meliputi keadaan tanah dan
potensinya, ketersediaan air, varietas benih yang cocok dengan areal proyek, pengadaan produksi, mekanisasi, pemupukan, dan alat-alat kontrol yang
diperlukan. Variabel utama yang perlu diperhatikan pada aspek teknis adalah ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga kerja dan transportasi.
Sistem agribisnis yang dimulai dari hulu, on farm, dan hilir dapat juga diterapkan pada budidaya ikan kerapu KJA untuk membantu peningkatan efisiensi
dan produktivitas budidaya ikan kerapu KJA sehingga hasil yang didapat oleh petani dapat meningkat. Selain itu petani juga dapat lebih meningkatkan mutu
produknya karena sistem agibisnis adalah sebuah sistem yang sangat terstruktur sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal.
3.1.1.4 Analisis Dampak Terhadap Lingkungan
Analisis dampak terhadap lingkungan adalah analisis yang dilakukan terhadap perubahan-perubahan lingkungan perairan yang terjadi pada saat usaha
budidaya ikan kerapu macan dengan sistem KJA dilaksanakan. Parameter yang dianalisis meliputi kecerahan air dan kandungan kimia perairan serta dampaknya
terhadap jalur pelayaranbersandarnya kapal.
3.1.2 Teori Biaya dan Manfaat
Dalam analisis proyek, tujuan analisis harus disertai dengan definisi mengenai biaya dan manfaat. Biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu
tujuan, dan manfaat adalah sesuatu yang membantu tujuan Gittinger, 1986. Biaya-biaya yang umumnya dimasukkan dalam perhitungan analisis usaha
pertanian adalah biaya-biaya yang berpengaruh langsung terhadap suatu investasi,
seperti biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah pengeluaran untuk pembangunan yang tahan lama seperti bangunan, mesin, peralatan dan
biaya untuk penggantiannnya. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan perusahaan seperti biaya bahan baku, upah tenaga
kerja langsung, pemeliharaan, dan pembayaran kembali angsuran bunga dan angsuran pokok serta pajak.
Manfaat adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang menggunakan sejumlah biaya. Manfaat yang dihitung merupakan manfaat yang
dapat diukur tangible dari hasil penjualan produk. Menurut Kadariah 1980, manfaat dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Manfaat langsung direct benefit yang diperoleh dari adanya kenaikan nilai output, fisik, dan atau penurunan biaya.
b. Manfaat tidak langsung indirect benefit yang disebabkan oleh adanya proyek tersebut biasanya dirasakan oleh orang tertentu beserta masyarakat berupa
adanya efek berganda multiplier dan skala ekonomi yang lebih besar, misalnya perubahan dalam produktifitas tenaga kerja yang disebabkan oleh
keahlian. c. Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang intangible
effect, misalnya perbaikan lingkungan hidup.
3.1.3 Analisis Sensitivitas
Menurut Gittinger 1986, analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sampai berapa persen penurunan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat
mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi, yaitu dari layak menjadi tidak
layak dilaksanakan. Dalam analisis ini setiap kemungkinan harus dicoba, hal ini diperlukan karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang
mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Perubahan-perubahan yang perlu diperhatikan adalah : 1 perubahan harga jual
produk; 2 keterlambatan pelaksanaan proyek; 3 kenaikan biaya; 4 perubahan volume produksi.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Melihat prospek budidaya kerapu yang cukup tinggi, banyak individu maupun perusahaan tertarik untuk mengusahakan budidaya ini. Tetapi karena
masih rendahnya tingkat pengetahuan mengenai kerapu dan budidaya kerapu khususnya dengan menggunakan sistem KJA, banyak calon pengusaha yang
kurang berminat berinvestasi di bidang ini. Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Panggang merupakan daerah yang
sangat potensial untuk melakukan usaha budidaya kerapu dengan menggunakan sistem KJA. Sampai saat ini hanya sedikit pengusaha maupun individu yang
melakukan usaha budidaya ini, sehingga menarik untuk dikaji apakah usaha budidaya kerapu dengan menggunakan sistem KJA layak atau tidak layak
diusahakan di Pulau Panggang. Aspek-aspek yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek
finansial, aspek teknis, dan aspek pasar. Kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek antara lain Net Present Value NPV, Net Benefit-Cost
Ratio Net BC, Internal Rate of Return IRR, dan Payback Periode. Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan usaha budidaya kerapu dengan sistem
KJA pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Kerapu Macan Dengan Sistem KJA
• Penurunan Jumlah Ikan Kerapu Hasil Tangkapan Langsung
• Teknik Budiadaya Ikan Kerapu Yang Masih Belum Benar
• Kekurangan Modal dan Bibit Ikan Kerapu Macan • Kelebihan Ikan Kerapu hasil Budidaya dibanding
Tangkapan Langsung
Budidaya Ikan Kerapu Macan Dengan Sistem KJA
Analisis Kelayakan Usaha
Analisis Aspek Teknis
Analisis Aspek Pasar
Analisis Aspek Finansial
Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Kerapu Macan
Dengan Sistem KJA Layak
Evaluasi dan Saran Tidak Layak
Analisis Dampak Lingkungan
IV METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu,
DKI Jakarta. Lokasi penelitian ini ditetapkan dengan sengaja purposive. Pulau Panggang dipilih sebagai lokasi penelitian karena budidaya kerapu dengan
menggunakan sistem KJA di Kepulauan seribu paling banyak berada disini walaupun jumlahnya belum terlalu banyak. Penelitian ke lapangan dilakukan pada
bulan Maret 2008.
4.2 Jenis dan Sumber Data