MDML, SPPIRT yaitu 16.64. Pada golongan pangan siap saji, kontribusi terbesar paparan siklamat berasal dari kelompok minuman
santan yaitu 99.42; sedangkan untuk pangan olahan, kontribusi terbesar paparan siklamat berasal dari kelompok minuman ringan sebesar 84.26.
Hasil ini serupa dengan temuan Slamet 2004 yang menyebutkan bahwa kontribusi terbesar paparan siklamat ± 63 berasal dari kelompok
pangan jajanan jenis minumanes. Sementara survei FSANZ 2007 pada anak kelompok usia 2-11 tahun memperlihatkan kontribusi pangan utama
terhadap paparan siklamat berasal dari minuman ringan berperisa intensely sweetened soft-drink sebesar 60 dan cordials 51. Pada
kajian paparan dengan metode TDS yang umumnya menggunakan sampel komposit, identifikasi sumber paparan yang dominan hanya dapat
diperkirakan berdasar kelompok pangannya foodgroup, sedangkan jika ingin mengetahui sumber paparan sesungguhnya dapat dilakukan melalui
analisis lebih lanjut terhadap masing-masing pangan anggota kelompok Gao, 2004.
4. Perkiraan Paparan Individu
Berdasar pengolahan data sederhana diperoleh beberapa statistik paparan individu yaitu nilai tengah median 15.62 mgkg bbhari dan
rerata mean 28.41 mgkg bbhari. Frekuensi tertinggi paparan siklamat dari 715 responden anak sekolah dasar di Surabaya berada pada rentang
10.00–20.00 mgkg bbhari yaitu 232 responden Gambar 7. Sebanyak 58.74 responden ± 420 anak memiliki paparan diatas nilai ADI.
Sementara survei kajian paparan siklamat di Australia terhadap 3,529 responden anak usia 2-11 tahun menunjukkan sekitar 16-19 responden
memiliki paparan siklamat melebihi ADI FSANZ, 2007. Tingginya paparan siklamat pada kasus anak sekolah dasar di
Surabaya ini perlu mendapat perhatian mengingat kelompok anak-anak tergolong populasi risiko tinggi mempunyai paparan tinggi, disebabkan
konsumsi per kg berat badan lebih tinggi dibanding orang dewasa FSANZ, 2007. Selain itu, anak-anak juga cenderung memiliki proporsi
konsumsi pilihan terhadap pangan yang mengandung siklamat tinggi seperti minuman ringan, jeli, cordials dan lain-lain.
2 72
122 232
150
63 23
15 22
14 20
40 60
80 100
120 140
160 180
200 220
240
0.00 1.00
5.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00 150.00
150
Kisaran paparan mgkg bbhr F
re k
u en
si Ju
m lah
r es
p on
d en
Gambar 7 Distribusi frekuensi paparan siklamat pada anak sekolah dasar di Surabaya
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Kondisi optimal kromatografi cair kinerja tinggi KCKT fase balik untuk penetapan siklamat diperoleh pada rasio fase gerak bufer fosfat–metanol
85:15, dengan waktu retensi sekitar 7.0 menit. Parameter k’ ≤ 3 dan resolusi R 3.9–6.3 menunjukkan kriteria pemisahan yang cukup baik. Penggunaan
solven non polar yaitu eter pada ekstraksi cair-cair siklamat yang polar dapat dilakukan dengan memodifikasi penambahan larutan H
2
SO
4
10 untuk mengatur kondisi larutan sampel menjadi pH 1.
Proses ekstraksi pada model pangan menunjukkan keberhasilan dengan diperolehnya rasio distribusi D minuman ringan, pudingagar, roti
berturut-turut sebesar 18.50, 4.84, dan 9.41; sedangkan koefisien distribusi K
D
masing-masing adalah 18.69, 4.89, dan 9.50. Untuk tingkat efisiensi ekstraksi E diperoleh: minuman ringan 94.92, pudingagar 83.04, roti
90.47. Proses ekstraksi cair-cair masih kurang optimal untuk pangan jenis pudingagar.
Pengukuran kadar siklamat pada sampel komposit pangan anak sekolah berdasarkan metode hasil pengembangan menunjukkan kisaran
konsentrasi antara 5.06–8,882.71 mgkg. Nilai ini menghasilkan perkiraan paparan siklamat pada anak sekolah dasar di Surabaya sebesar 28.41 mgkg
bbhari, yang melebihi ADI 258.27 ADI; dengan paparan pengkonsumsi tinggi persentil 90
th
mencapai 61.60 mgkg bbhari 560 ADI. Estimasi paparan siklamat berdasar uji langsung tersebut menunjukkan interpretasi
kajian paparan yang berbeda jika dibandingkan estimasi paparan siklamat berdasar SK Kepala Badan POM No: HK.00.05.5.1.45472004 yang
menghasilkan nilai di bawah ADI yaitu 2.99 mgkg bbhari 27.21 ADI. Perkiraan paparan individu menunjukkan nilai tengah median 15.62
mgkg bbhari dan rerata mean 28.41 mgkg bbhari. Sebanyak 58.74 responden dari 715 anak sekolah dasar di Surabaya memiliki paparan
siklamat di atas nilai ADI, dengan frekuensi tertinggi paparan individu 232 responden berada pada rentang paparan siklamat 10.00–20.00 mgkg bbhari.