1,601.50 mgkg dibanding standar 500 mgkg, komposit minuman ringan 6,483.17 mgkg dibanding standar 1,000 mgkg, serta komposit minuman
santan 8,882.71 mgkg dibanding standar 250 mgkg. Pada proses pengkompositan terdapat satu kelemahan mendasar
yaitu adanya dilution efect. Sampel komposit terdiri dari beberapa jenis pangan yang dicampur dengan proporsi tertentu. Pangan dengan
konsentrasi siklamat tinggi tetapi proporsinya kecil, ketika dicampur dengan pangan yang mengandung siklamat rendah tetapi proporsinya
tinggi maka konsentrasinya menjadi lebih kecil. Hal ini mengakibatkan jika diukur tidak terdeteksi dibawah LOD karena terdapat faktor
pengenceran WHO, 1985. Kendala lain dari proses pengkompositan adalah ketidakmampuan
suatu set sampel komposit untuk merepresentasikan variasi diet dari segmen yang berbeda pada suatu populasi, misalnya perbedaan kelompok
umur, etnik, dan lain-lain WHO, 1985. Data yang diperoleh dari suatu set sampel komposit dibatasi hanya untuk memperhitungkan asupan dari
segmen populasi yang diwakili oleh sampel diet tersebut. Jadi dalam kasus kajian paparan ini, model pengkompositan pangan anak sekolah dasar di
Surabaya hanya dapat digunakan untuk memperkirakan paparan pada populasi tersebut yaitu kelompok anak-anak usia 6–12 tahun. Adapun jika
diperlukan untuk program TDS Nasional, harus disusun skemarancangan sampel komposit yang berbeda-beda sesuai target populasi.
3. Perkiraan Paparan Siklamat berdasar Kelompok Pangan
Penetapan perkiraan paparan dengan metode TDS menerapkan pengukuran langsung konsentrasi siklamat pada pangan yang dikonsumsi.
Uji langsung konsentrasi siklamat pada sampel pangan dilakukan berdasarkan metode hasil pengembangan. Hasil perhitungan menunjukkan
perkiraan paparan siklamat pada anak sekolah dasar usia 6-12 tahun di Surabaya diperoleh sebesar 28.41 mgkg bbhari 258.27 ADI
Tabel 11, dengan paparan pengkonsumsi tinggi persentil 90
th
adalah 61.60 mgkg bbhari 560 ADI. Tingkat paparan ini hampir sama
dengan perkiraan paparan BTP pada 72 murid SD di Malang dengan
metode analisis langsung Gas Chromatography, yang menghasilkan rerata paparan siklamat sebesar 26.4 mgkg bbhari 240 ADI Slamet,
2004. Di Indonesia, kebutuhan uji langsung konsentrasi BTP pada sampel
pangan menjadi penting, mengingat sering terjadinya penyimpangan terhadap batas penggunaan BTP dalam hal ini siklamat. Adanya
penyalahgunaan ini dapat menyebabkan interpretasi hasil yang berbeda pada kajian paparan, jika perhitungan paparan menggunakan acuan
konsentrasi berdasar standar metode MPL
s
. Ini dibuktikan dengan perkiraan paparan siklamat yang berdasarkan SK Kepala Badan POM No:
HK.00.05.5.1.45472004 Tabel 12 diperoleh tingkat paparan yang amandi bawah ADI yaitu 2.99 mgkg bbhari 27.21 ADI. Adapun
pada kajian paparan dengan metode TDS yang menerapkan pengukuran langsung dihasilkan tingkat paparan 28.41 mgkg bbhari, yang melebihi
ADI 258.27 ADI. Di negara maju dengan tingkat kepatuhan relatif tinggi terhadap
regulasi, studi estimasi paparan BTP dapat menggunakan data konsentrasi dengan metode MPL
s
. Penggunaan metode MPL
s
yang mengasumsikan konsumsi BTP pada pangan dalam jumlah maksimum, akan menghasilkan
perkiraan paparan yang overestimate, sehingga tingkat asupan yang sesungguhnya diperkirakan lebih kecil. Hasil kajian paparan siklamat di
negara lain secara umum memiliki rata-rata paparan di bawah nilai ADI, kecuali Swedia dan Australia yang paparan pengkonsumsi tingginya
melebihi ADI. Perbandingan hasil kajian paparan di beberapa negara disajikan pada Lampiran 15.
Dilihat berdasar jenis pangan, tingginya paparan siklamat pada anak sekolah dasar di Surabaya terutama disebabkan besarnya kontribusi
paparan dari komposit pangan minuman coklat, minuman ringan, dan minuman santan. Jenis pangan es cincau dan es dawet secara individu
menunjukkan tingkat paparan hampir 80 ADI. Diringkas secara umum dari Tabel 11 diketahui bahwa golongan pangan siap saji SS
menyumbang sebagian besar paparan 83.36 dibanding pangan olahan
Tabel 11 Perkiraan paparan siklamat pada anak sekolah dasar di Surabaya, dengan basis analisis konsentrasi langsung
Jenis Komposit
Konsumsi
a
ghariorg
Konsen- trasi
b
mgkg
Paparan
c
mgkg bbhari
ADI
d
Komposit MINUMAN COKLAT 10.160
1,601.50 0.5832
5.3018 Komposit CONFECTIONERY
83.28 1. Permen Lunak
0.0109 0.000033
0.0003 2. Permen Karet
0.0107 0.000032
0.0003 3. Permen Keras
0.0109 0.000033
0.0003 Komposit BAKERI ISTIMEWA
39.01 - Wafer
0.589 0.00082
0.0075 - Biskuit
0.337 0.00047
0.0043 - Donat
0.965 0.00135
0.0123 Komposit ROTI MANIS
7.818 133.86
0.03751 0.3410
Komposit MINUMAN RINGAN 6,483.17
1. Sari Buah 3.172
0.7371 6.7008
2. Minuman Isotonik 5.259
1.2220 11.1095
3. Minuman Karbonasi 7.277
1.6910 15.3724
4. Sirup 0.532
0.1236 1.1238
5. Minuman Serbuk 2.889
0.6713 6.1029
Komposit KOPI, TEH, MIN. HERBAL
132.21 1. Teh dalam Kemasan
39.108 0.1853
1.6847 2. Kopi Bubuk
4.080 0.0193
0.1758 KUDAPAN KETAN Bakpia
1.893 5.06
0.0004 0.0035
KUDAPAN BERAS 37.50
a. Kue Lapis 6.427
0.0086 0.0785
b. Serabi 1.318
0.0018 0.0161
KUDAPAN BUAH2AN Kolak Pisang
20.974 164.28
0.1378 1.2529
MINUMAN BERSANTAN 8,882.71
a. Es Cincau 27.522
8.7624 79.6579
b. Es Dawet 26.586
8.4644 76.9488
c. Es Teler 11.169
3.5560 32.3268
d. Es PuterNong-Nong 6.924
2.2044 20.0404
MADU 2.260
14.85 0.0013
0.0122
TOTAL 187.729
- 28.4102
258.2747 TOTAL
consumer’s only=711 resp 30.7804
279.8214
a Lampiran 8 kolom 5 b Lampiran 11 kolom 4
Konsumsi x Konsentrasi c Paparan = -------------------------------- ;
berat badan rata-rata hasil survei
1000 x 27.9 Paparan
d ADI = ------------- X 100 ;
Nilai ADI siklamat menurut JECFA
11
Tabel 12 Perkiraan paparan siklamat pada anak sekolah dasar di Surabaya berbasis konsentrasi maksimum yang diijinkan SK Kepala Badan
POM No: HK.00.05.5.1.45472004
Jenis Komposit
Konsumsi
ghariorg
a
Konsen- trasi
mgkg
b
Paparan
mgkg bbhari
c
ADI
d
Komposit MINUMAN COKLAT 10.160
500 0.1821
1.6553 Komposit CONFECTIONERY
500 1. Permen Lunak
0.0109 0.0002
0.0018 2. Permen Karet
0.0107 3000
0.0012 0.0105
3. Permen Keras 0.0109
0.0002 0.0018
Komposit BAKERI ISTIMEWA 2000
- Wafer 0.589
0.0422 0.3838
- Biskuit 0.337
0.0242 0.2196
- Donat 0.965
0.0692 0.6289
Komposit ROTI MANIS 7.818
2000 0.5604
5.0948 Komposit MINUMAN RINGAN
1000 1. Sari Buah
3.172 0.1137
1.0336 2. Minuman Isotonik
5.259 0.1885
1.7136 3. Minuman Karbonasi
7.277 0.2608
2.3711 4. Sirup
0.532 0.0191
0.1734 5. Minuman Serbuk
2.889 0.1036
0.9414
Komposit KOPI, TEH, MIN. HERBAL
- 1. Teh dalam Kemasan
39.108 0.0000
0.0000 2. Kopi Bubuk
4.080 0.0000
0.0000 KUDAPAN KETAN Bakpia
1.893 1600
e
0.1086 0.9869
KUDAPAN BERAS 1600
e
a. Kue Lapis 6.427
0.3686 3.3507
b. Serabi 1.318
0.0756 0.6871
KUDAPAN BUAH2AN Kolak Pisang
20.974 250
f
0.1880 1.7085
MINUMAN BERSANTAN 250
g
a. Es Cincau 27.522
0.2466 2.2419
b. Es Dawet 26.586
0.2382 2.1657
c. Es Teler 11.169
0.1001 0.9098
d. Es PuterNong-Nong 6.924
0.0620 0.5640
MADU 2.260
500
h
0.0405 0.3682
TOTAL 187.729
- 2.9934
27.2123
a
L
ampiran 8 kolom 5
b
Berdasar SK Kepala Badan POM No: HK.00.05.5.1.45472004
c
Paparan = Konsumsi x Konsentrasi
100
0 x 27.9
berat badan rata-rata hasil survei
d
ADI = Paparan 11 x 100 ;
Nilai ADI siklamat menurut JECFA
e
Modifikasi Lampiran 3, No.kategori pangan C07.2.1
f
Modifikasi Lampiran 3, No.kategori pangan C04.1.2.8
g
Modifikasi Lampiran 3, No.kategori pangan C03.0
h
Modifikasi Lampiran 3, No.kategori pangan C11.4
Tabel 12 Perkiraan paparan siklamat pada anak sekolah dasar di Surabaya berbasis konsentrasi maksimum yang diijinkan SK Kepala Badan
POM No: HK.00.05.5.1.45472004
Jenis Komposit
Konsumsi
ghariorg
a
Konsen- trasi
mgkg
b
Paparan
mgkg bbhari
c
ADI
d
Komposit MINUMAN COKLAT 10.160
500 0.1821
1.6553 Komposit CONFECTIONERY
500 1. Permen Lunak
0.0109 0.0002
0.0018 2. Permen Karet
0.0107 3000
0.0012 0.0105
3. Permen Keras 0.0109
0.0002 0.0018
Komposit BAKERI ISTIMEWA 2000
- Wafer 0.589
0.0422 0.3838
- Biskuit 0.337
0.0242 0.2196
- Donat 0.965
0.0692 0.6289
Komposit ROTI MANIS 7.818
2000 0.5604
5.0948 Komposit MINUMAN RINGAN
1000 1. Sari Buah
3.172 0.1137
1.0336 2. Minuman Isotonik
5.259 0.1885
1.7136 3. Minuman Karbonasi
7.277 0.2608
2.3711 4. Sirup
0.532 0.0191
0.1734 5. Minuman Serbuk
2.889 0.1036
0.9414
Komposit KOPI, TEH, MIN. HERBAL
- 1. Teh dalam Kemasan
39.108 0.0000
0.0000 2. Kopi Bubuk
4.080 0.0000
0.0000 KUDAPAN KETAN Bakpia
1.893 1600
e
0.1086 0.9869
KUDAPAN BERAS 1600
e
a. Kue Lapis 6.427
0.3686 3.3507
b. Serabi 1.318
0.0756 0.6871
KUDAPAN BUAH2AN Kolak Pisang
20.974 250
f
0.1880 1.7085
MINUMAN BERSANTAN 250
g
a. Es Cincau 27.522
0.2466 2.2419
b. Es Dawet 26.586
0.2382 2.1657
c. Es Teler 11.169
0.1001 0.9098
d. Es PuterNong-Nong 6.924
0.0620 0.5640
MADU 2.260
500
h
0.0405 0.3682
TOTAL 187.729
- 2.9934
27.2123
a
L
ampiran 8 kolom 5
b
Berdasar SK Kepala Badan POM No: HK.00.05.5.1.45472004
c
Paparan = Konsumsi x Konsentrasi
100
0 x 27.9
berat badan rata-rata hasil survei
d
ADI = Paparan 11 x 100 ;
Nilai ADI siklamat menurut JECFA
e
Modifikasi Lampiran 3, No.kategori pangan C07.2.1
f
Modifikasi Lampiran 3, No.kategori pangan C04.1.2.8
g
Modifikasi Lampiran 3, No.kategori pangan C03.0
h
Modifikasi Lampiran 3, No.kategori pangan C11.4
MDML, SPPIRT yaitu 16.64. Pada golongan pangan siap saji, kontribusi terbesar paparan siklamat berasal dari kelompok minuman
santan yaitu 99.42; sedangkan untuk pangan olahan, kontribusi terbesar paparan siklamat berasal dari kelompok minuman ringan sebesar 84.26.
Hasil ini serupa dengan temuan Slamet 2004 yang menyebutkan bahwa kontribusi terbesar paparan siklamat ± 63 berasal dari kelompok
pangan jajanan jenis minumanes. Sementara survei FSANZ 2007 pada anak kelompok usia 2-11 tahun memperlihatkan kontribusi pangan utama
terhadap paparan siklamat berasal dari minuman ringan berperisa intensely sweetened soft-drink sebesar 60 dan cordials 51. Pada
kajian paparan dengan metode TDS yang umumnya menggunakan sampel komposit, identifikasi sumber paparan yang dominan hanya dapat
diperkirakan berdasar kelompok pangannya foodgroup, sedangkan jika ingin mengetahui sumber paparan sesungguhnya dapat dilakukan melalui
analisis lebih lanjut terhadap masing-masing pangan anggota kelompok Gao, 2004.
4. Perkiraan Paparan Individu