2. Kajian Paparan Siklamat
Penelitian kajian paparan melibatkan 2 variabel utama yaitu data konsumsi pangan dan data konsentrasi. Data konsumsi menunjukkan
banyaknya gram atau mililiter pangan yang dikonsumsi oleh responden dalam sehari.. Penentuan data konsumsi diperoleh melalui tahapan:
analisis data konsumsi yang telah dilakukan Badan POM RI 2006, penyusunan food list, daftar konsumsi pangan, shopping list, dan food
sampling. Adapun data konsentrasi menunjukkan kadar dalam mgkg siklamat yang terkandung dalam pangan yang dikonsumsi oleh responden.
Data konsentrasi diperoleh melalui pengukuran langsung konsentrasi siklamat pada pangan yang dikonsumsi; menggunakan prosedur ekstraksi
dan instrumen KCKT dari hasil pengembangan metode analisis siklamat. Selanjutnya data konsumsi dan data konsentrasi digabungkan untuk
menetapkan perkiraan paparan siklamat pada responden. Perkiraan paparan siklamat dapat dibedakan menjadi perkiraan paparan berdasar
jeniskelompok pangan serta perkiraan paparan individu. Sebagai data tambahan adalah berat badan responden. Bagan alir bagian ini disajikan
pada Gambar 3. a Penentuan Data Konsumsi
1 Analisis Data Konsumsi Data hasil survei berupa data pangan yang dikonsumsi oleh
responden. Survei Konsumsi Pangan dilakukan oleh Badan POM RI terhadap 716 anak sekolah dasar di wilayah Surabaya, dengan metode
Food Frequency Questionnaire FFQ-weighing; yang sebelumnya diperoleh melalui tahap pra-survei menggunakan metode Food Recall
dan Food Diary. Survei FFQ bertujuan menentukan jenis pangan yang sering dikonsumsi.
Data konsumsi berisi porsi konsumsi dan frekuensi konsumsi yang masih dinyatakan dalam satuan rumahtangga URT sehingga
harus diubah menjadi satuan standar yaitu kghari JECFA, 2001. Pengubahan satuan porsi konsumsi dilakukan melalui daftar konversi
Food List
Daftar Konsumsi Pangan
Shopping List
Analisis Kuantitatif Food Sampling
Pengkompositan
Penetapan Tingkat Paparan
Tabulasi dan pengolahan data
Penggolongan berdasar Kategori Pangan dan PKMT
Metode terpilih dari bagian Pengembangan Metode
analisis langsung dengan KCKT
Ekstraksi
Gambar 3 Bagan alir kajian paparan siklamat. Screening
kemungkinan mengandung
pemanis
Uji Kualitatif
positif negatif
out tidak manis
manis
out
Data sekunder hasil survei konsumsi
Data Konsentrasi
Data Konsumsi
URT yang diperoleh dari Badan POM RI. Adapun untuk pengubahan besaran frekuensi konsumsi ke satuan harian dilakukan secara
sederhana yaitu untuk frekuensi mingguan dibagi 7, sedangkan untuk bulanan dibagi 30.
2 Daftar Pangan Food List Food List memuat daftar pangan yang dikonsumsi oleh
responden, berisi informasi berat porsi konsumsi dan frekuensi konsumsi. Penyusunan food list dilakukan dengan cara mengkompilasi
macam pangan dengan jumlah responden sehingga dihasilkan daftar berat porsi konsumsi dan frekuensi konsumsi untuk masing-masing
responden. Data porsi konsumsi tiap jenis pangan diperoleh dengan
menjumlahkan porsi konsumsi masing-masing responden, sedangkan rata-rata porsi konsumsi per hari didapatkan dari pembagian jumlah
porsi konsumsi dengan jumlah responden. Frekuensi konsumsi tiap jenis pangan juga diperoleh dengan penjumlahan frekuensi konsumsi
masing-masing responden,
dan rata-rata
frekuensi konsumsi
didapatkan dari pembagian jumlah frekuensi konsumsi dengan jumlah responden.
3 Daftar Konsumsi Pangan Food List masih memuat keseluruhan macam pangan yang
dikonsumsi oleh responden. Jadi ada jenis makanan pokok nasi, bubur, lontong dll; lauk, sayur, kudapan, dan sebagainya. Adapun
untuk keperluan analisis siklamat ini yang ingin diketahui adalah konsumsi jenis pangan yang mengandung siklamat saja. Untuk itu dari
informasi food list perlu dilakukan pemilihan penyortiran screening. Penyortiran pertama dilakukan secara sederhana yaitu memilih pangan
yang berasa manis kemungkinan mengandung pemanis buatan. Jadi bahan pangan segar seperti buah segar dan sayur tidak diikutsertakan
karena diduga tidak mengandung siklamat.
Screening tahap kedua dilakukan dengan cara tidak mengikutsertakan kelompok pangan yang dikonsumsi dalam jumlah
sangat kecil, namun tetap mempertimbangkan kemungkinan pangan tersebut mengandung siklamat. Pertama-tama besaran porsi konsumsi
perlu diubah menjadi jumlah konsumsi harian, dengan cara mengalikan dengan besaran frekuensi konsumsi. Misalnya konsumsi minuman
ringan 1 botol 3 kali sebulan, maka jumlah konsumsi harian adalah 1 botol 300 ml x 330 = 0.03 ml per hari. Setelah itu konsumsi
harian tiap jenis pangan diurutkan berdasar konsumsi harian yang paling besar, kemudian dihitung total konsumsi harian seluruh pangan.
Selanjutnya berdasar total konsumsi harian tersebut ditentukan batas 5 dari total konsumsi. Pangan dengan konsumsi harian ≤ 5 total
konsumsi tidak dimasukkan daftar. Pangan hasil pemilihan tahap kedua selanjutnya digunakan sebagai basis penentuan Daftar Konsumsi
Pangan. Selanjutnya pangan yang terpilih dikelompokkan menjadi 2
golongan yaitu pangan olahan dan pangan siap saji. Pangan olahan meliputi pangan dengan kode registrasi : MD pangan nasional, ML
pangan impor, SPPIRT pangan produksi skala rumahtangga, dan pangan tidak terregistrasi. Adapun pangan siap saji SS adalah
makanan dan atau minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar
pesanan. Daftar Konsumsi Pangan mengandung informasi berat porsi
konsumsi kg, frekuensi konsumsi, dan jumlah konsumsi kghari. Kolom berat konsumsi dan frekuensi konsumsi diambil dari Food List,
sedangkan kolom jumlah konsumsi merupakan perkalian dari berat konsumsi dengan frekuensi konsumsi. Selanjutnya informasi jumlah
konsumsi kghari akan dipakai sebagai data tingkat konsumsi; selain digunakan sebagai dasar pengambilan pangan pada tahap Food
Sampling. Jumlah Konsumsi = Berat Porsi Konsumsi x
Frekuensi
Konsumsi
4 Shopping List Shopping list berisi daftar pangan yang akan disampling. Daftar
ini memuat jumlah konsumsi masing-masing untuk seluruh jenis pangan yang diindikasikan mengandung siklamat, baik pangan olahan
maupun pangan siap saji Badan POM, 2005. Dalam daftar ini dilakukan pengelompokan pangan menurut foodgroupsubgroup-nya
berdasar penggolongan Kategori Pangan Indonesia Lampiran 1. Kategori Pangan Indonesia mempunyai kode penggolongan
dari C
01
Produk–produk Susu hingga C
16
Pangan Komposit. Jenis pangan
olahan dapat
langsung dikelompokkan
ke dalam
foodgroupsubgroup C
01
hingga C
15
; misalnya yoghurt, es krim, susu bubuk digolongkan pada C
01
Produk-produk Susu; sedangkan sirup, minuman isotonik, minuman karbonasi dimasukkan kelompok C
14
Minuman Ringan non Alkohol. Adapun untuk pangan siap saji, karena tidak
tercantum dalam
Kategori Pangan
Indonesia, maka
dikelompokkan semua dalam golongan C
16
Pangan Komposit dan Pangan yang Tidak Termasuk C
01
-C
15
. Selanjutnya dalam golongan tersebut, pangan siap saji dikelompokkan lagi berdasar penggolongan
Makanan Tradisional PKMT, 1990 Lampiran 2. Proporsi masing- masing pangan dalam suatu foodgroup ditentukan berdasar jumlah
konsumsi. 5 PengambilanPembelian Sampel Food Sampling
Pembelian sampel pangan didasarkan pada proporsi jumlah konsumsi masing-masing dalam foodgroupsubgroup pada shopping
list. Banyaknya pengambilan berkisar 50-100 g. Banyaknya pangan yang diambil selain harus memperhitungkan proporsi berat dalam
foodgroup, juga diperkirakan dengan kebutuhan pengkompositan. Sampel dengan kode registrasi MD dan ML dapat diambil pada
tempat yang berbeda dari tempat responden membeli, dengan ketentuan merek sampel harus sama. Adapun untuk sampel SPPIRT,
pangan tidak teregistrasi, dan siap saji; diambil dari pedagang dimana responden membeli sampel tersebut.
Khusus pangan
siap saji,
pembelian hendaknya
memperhitungkan dengan waktu analisis; karena pangan siap saji umumnya mempunyai daya awet rendah, sehingga waktu pembelian
tidak terlalu lama dengan waktu analisis. Setelah dibeli, terhadap pangan siap saji harus segera dilakukan penanganan dalam hal wadah
dan kondisi penyimpanan. Untuk produk keringpadatberlemak disimpan dalam desikator atau wadah gelas yang dilengkapi dengan
silikagel; sedangkan untuk produk cairsirupbeku disimpan dalam refrigeratorfreezer. Atau jika memungkinkan langsung dilakukan
pengkompositan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut. b Uji Kualitatif Siklamat
Uji kualitatif kandungan siklamat dilakukan dengan prosedur dan instrumen sesuai hasil pengembangan metode analisis siklamat. Termasuk
dalam uji kualitatif adalah melakukan penentuan LOD. Uji kualitatif dalam kajian paparan juga berfungsi sebagai tahapan screening dimana
sampel yang menunjukkan uji negatif tidak dianalisis lebih lanjut. c Persiapan Sampel
1 Pengkompositan Food group Composites Pengkompositan adalah pencampuran beberapa jenis pangan yang
termasuk dalam subgroup yang sama, dengan perbandingan yang proporsional. Pendekatan foodgroup composites dilakukan manakala
jumlah sampel banyak dan sumberdaya terbatas, maka dengan pengkompositan akan mengurangi jumlah sampel yang dianalisis WHO,
1985. Sebelum dilakukan pengkompositan, masing-masing jenis pangan dihomogenkan terlebih dahulu.
Pencampuran tiap jenis pangan dengan pangan lain dalam satu subgroupfood group dilakukan secara proporsional berdasar jumlah
konsumsi. Misalnya akan dibuat 100 g komposit produk susu dimana berdasar tingkat konsumsinya adalah susu bubuk 40, yoghurt 30, dan
es krim 40; maka pengkompositan dilakukan dengan mencampur susu bubuk 40 g 40x100, yoghurt 30 g 30x100, dan es krim 40 g
40x100. Khusus
pangan yang
dikonsumsi dalam
jumlah
banyakdominan dalam satu subgroupfood group ≥ 80 dilakukan pengkompositan tunggal. Berat keseluruhan pangan yang akan dikomposit
diperkirakan 500 g. Sisa pangan homogen dapat disimpan sebagai cadangan.
Untuk jenis pangan olahan MDML–SPPIRT, sebelum dikomposit berdasar subgroupfood group yang sama, masing-masing
dikomposit tersendiri berdasar merk first-level aggregation. Setelah diperoleh komposit merk untuk masing-masing pangan, dilakukan
pengkompositan dengan pangan lain dalam subgroupfood group yang sesuai second-level aggregation. Untuk pangan siap saji SS
pengkompositan langsung dilakukan berdasar bahan dasar penyusun utamanya.
2 Ekstraksi Proses ekstraksi dilakukan berdasar hasil pengembangan
metode yang dilakukan pada penelitian bagian 1. d Penentuan Konsentrasi Siklamat pada Sampel Pangan Anak Sekolah Dasar
Penentuan konsentrasi siklamat pada sampel termasuk penetapan LOQ juga dilakukan berdasar hasil pengembangan metode pada
penelitian bagian 1. Hanya pada prosedur kalibrasinya digunakan larutan baku kerja seperti Tabel 6.
Tabel 6 Penyiapan larutan baku kerja untuk pengukuran siklamat pada pangan anak sekolah dasar di Surabaya
No.
Volume labu takar, V
1
ml Volume pengambilan
baku induk, V
2
ml
a
Konsentrasi baku kerja, M
1
mgl
b
1 10
1
c
1.50 2
50 0.25
15.00 3
50 0.5
30.00 4
50 1
60.00 5
50 2
120.00 6
50 3
180.00 7
50 4
240.00 8
50 5
300.00 9
50 6
360.00 a
Konsentrasi baku induk M
2
= 3,000 mgl
b M
1
= V
2
x M
2
V
1
c
khusus larutan no.1 volume pengambilan dari baku kerja no.2
e Penetapan Tingkat Paparan pada Anak Sekolah Dasar di Surabaya Perhitungan tingkat paparan melibatkan dua data utama yaitu data
konsumsi dan data konsentrasi bahan kimia. Data konsumsi diperoleh dari Daftar Konsumsi Pangan yang memuat jumlah konsumsi rata-rata per hari,
sedangkan data konsentrasi bahan kimia berasal dari analisis kuantitatif siklamat. Untuk penetapan tingkat paparan diperlukan juga data berat
badan responden kg. 1 Perkiraan Paparan berdasar Jenis dan Kelompok Pangan
Perkiraan paparan tiap kelompok pangan ditentukan dari konsentrasi rata-rata dalam setiap kelompok dikalikan dengan rata-rata
konsumsi kelompok pangan tersebut, kemudian dibagi rata-rata berat badan responden. Adapun perkiraan paparan per jenis pangan
diperoleh dari perkalian konsentrasi tiap kelompok pangan dengan rata-rata konsumsi per jenis pangan yang bersangkutan, dibagi rata-rata
berat badan responden.
rata-rata konsumsi
foodgroup
x
konsentrasi
foodgroup
§ Perkiraan Paparan = ----------------------------------------------------------
tiap kelompok pangan
rata-rata berat badan responden
rata-rata konsumsi
jenis pangan
x
konsentrasi
foodgroup
§ Perkiraan Paparan = ----------------------------------------------------------
per jenis pangan
rata-rata berat badan responden Selanjutnya dilakukan juga perkiraan paparan menggunakan
konsentrasi maksimum yang diijinkan berdasar SK Kepala Badan POM No: HK.00.05.5.1.45472004 Lampiran 3. Perkiraan paparan
total diperoleh dari penjumlahan paparan setiap jenis pangan. Hasil perkiraan paparan tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai ADI
siklamat. §
Perkiraan Total Paparan = Σ Paparan keseluruhan jenis pangan Perkiraan Paparan
TotalJenis Pangan
§ Perkiraan Paparan = ------------------------------------------ x 100
ADI nilai ADI
2 Perkiraan Paparan Individu Untuk memperoleh perkiraan paparan individu perlu ditentukan
terlebih dahulu perkiraan paparan tiap kelompok pangan yang dikonsumsi oleh masing-masing individu anak sekolah dasar.
Perkiraan paparan masing-masing kelompok pangan yang dikonsumsi tiap individu ditentukan dari tingkat konsumsi individu anak sekolah
dasar terhadap kelompok pangan tersebut dikalikan dengan konsentrasi rata-rata tiap kelompok pangan, dan dibagi berat badan individu yang
bersangkutan. Selanjutnya total perkiraan paparan, yang merupakan perkiraan
paparan masing-masing
individu, diperoleh
dari penjumlahan paparan setiap kelompok pangan yang dikonsumsi oleh
individu tersebut.
konsumsi individu
foodgroup
x
konsentrasi
foodgroup
§ Paparan Individu = ----------------------------------------------------------
tiap kelompok pangan
berat badan individu §
Total Paparan Individu = Σ Paparan seluruh kelompok pangan yang dikonsumsi oleh masing-masing individu
Total perkiraan paparan individu dapat dinyatakan berdasar keseluruhan responden atau hanya memperhitungkan responden yang
mempunyai tingkat paparan consumer’s only. Data perkiraan paparan individu dapat digunakan untuk mendeskripsikan tingkat paparan pada
suatu populasi. Interpretasi data paparan individu meliputi: i Distribusi Frekuensi Mattjik, 2002
Distribusi frekuensi disini adalah gambaran sebaran nilai paparan masing-masing individu anak sekolah dasar, berupa frekuensi
tiap selang paparan yang disajikan dalam bentuk histogram batang. Program Excel-nya adalah:
Distribusi Frekuensi = FREQUENCY [range data, interval paparan]
ii Mean Mattjik, 2002 Mean nilai tengah merupakan ukuran pemusatan data yang
menimbang data menjadi dua kelompok data yang memiliki massa yang sama. Program Excel-nya adalah:
N
x
=
∑
x
i
atau AVERAGE [range data]
i = 1
iii Median Walpole, 1992 Median merupakan nilai pengamatan yang tepat di tengah-
tengah dari segugus data setelah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar. Program Excel-nya adalah:
Median =
X
n+12
atau MEDIAN [range data] iv Persentil Walpole, 1992; Mattjik, 2002
Persentil adalah nilai-nilai yang menyekat gugus data menjadi 100 bagian yang sama. Nilai-nilai itu dilambangkan dengan P
1
, P
2
,...,P
99
yang menyatakan bahwa 1 dari seluruh data terletak di bawah P
1
, 2 terletak di bawah P
2
,..., 99 terletak di bawah P
99
. Dalam kajian paparan ini nilai persentil digunakan untuk melihat
kelompok paparan pengkonsumsi tinggi yaitu pada persentil 90. Program Excel-nya adalah:
Persentil = PERCENTILE [range data, nilai persentil] 1
N
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN