Penerapan KCKT pada Model Pangan

mampu menyerap sinar ultraviolet Harris, 1999. Brown 1993 menyatakan pada penggunaan kromatografi cair penting bahwa baik eluen maupun segala impurities tidak memiliki serapan yang kuat pada panjang gelombang UV detektor. Sistem kromatografi fase balik cukup baik digunakan untuk pemisahan molekul netral berberat molekul rendah atau senyawa organik bermuatan Harris, 1999. Kemudahan pengoperasian sistem kromatografi ini terletak pada lemahnya energi permukaan dari fase terikat sehingga kekuatan tarik menarik antara molekul solut, fase diam, dan fase gerak juga lemah Krstulovic Brown, 1982. Karakteristik solut pada sistem kromatografi fase balik dapat meliputi solut hidrofobik maupun polar. Hal ini memungkinkan untuk analisa sejumlah besar substansi dengan beragam polaritas dan berat molekul. Disamping keunggulan tersebut, kolom kromatografi fase balik juga mempunyai keterbatasan, diantaranya kisaran pH yang luas untuk stabilitas yaitu 2.0–7.5 Johnson Stevenson, 1991. Hal ini berarti jika digunakan eluen dengan pH sangat rendah dapat merusak ikatan Si-C, sementara penggunaan solven sangat basa pH 8 dapat memicu disolusi matriks silika. Oleh karena itu dalam susunan fase gerak umumnya digunakan larutan buferpenyangga. Problem lain adalah tingkat cakupan yang kurang menyeluruh dari permukaan silika; serta terdapatnya permukaan grup silanol Si-OH.

2. Penerapan KCKT pada Model Pangan

Dalam analisis komponen dengan KCKT, parameter yang umum diamati adalah waktu retensi. Waktu retensi t r merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu komponen setelah diinjeksikan ke dalam kolom kromatografi hingga komponen tersebut mencapai detektor Harris, 1999. Dalam uji kualitatifidentifikasi, waktu retensi merupakan identitas yang menunjukkan adanya komponen dalam campuran Johnson Stevenson, 1991. Akan tetapi dalam penentuan kriteria pemisahan dan puncak kromatogram umumnya ditunjukkan dengan parameter faktor kapasitas k’. Kriteria pemisahan yang baik yaitu bila menghasilkan nilai k’ μ μ μ μ 2.5 5.0 7.5 10.0 Waktu retensi menit μ μ μ μ 2.5 5.0 7.5 10.0 Waktu retensi menit μ μ μ μ 2.5 5.0 7.5 10.0 Waktu retensi menit Gambar 6 Pola kromatogram siklamat pada berbagai model pangan: A minuman ringan, B pudingagar, C roti. 1 peak injeksi; 2 peak siklamat A b so rb an si A b so rb an si A b so rb an si 1 1 2 2 1 A B C 2 berkisar 0.5–20.0.Hasil uji kualitatif siklamat pada sampel model pangan dapat dilihat pada Gambar 6 dan Tabel 7. Tabel 7 Parameter uji kualitatif siklamat pada model pangan Model pangan Waktu Retensi t R menit Resolusi R Faktor kapasitas k’ a Minuman Ringan 7.081 3.974 3.05 Puding Agar 7.055 6.378 3.03 Roti 7.031 4.168 3.02 a k’ = t R - t m t m t m metanol ≤ 1.75 Parameter resolusi dari ketiga model pangan juga menunjukkan hasil yang sangat baik R 3. Resolusi atau daya pisah merupakan ukuran kemampuan instrumen untuk menunjukkan dua puncak yang terpisah dari dua komponen yang berbeda Johnson Stevenson, 1991. Penentuan daya pisah tergantung faktor lebar puncak dan jarak antara maksimum puncak. Dalam prakteknya jarang dilakukan perhitungan daya pisah. Lebih sering hanya melihat bentuk puncak dan menaksir harga R berdasarkan bentuknya itu. Kriteria yang umum adalah: jika daya pisah 0.4 atau kurang, puncak tidak menunjukkan pemisahan komponen. Jika daya pisah 0.5 atau lebih, pemisahan komponen dapat diidentifikasi dengan jelas. Pada umumnya diperlukan daya pisah sekitar 1.0 untuk melihat pemisahan yang jelas dari dua komponen. Faktor lain yang merupakan ukuran pemisahan adalah keasimetrikan pitaband, yang dinyatakan dengan faktor asimetri yaitu perbandingan parameter A difusi eddy dengan B difusi longitudinal. Kriteria band yang baik adalah mempunyai faktor asimetri berkisar 0.9– 1.5. Pada kromatogram penelitian ini data parameter A dan B tidak diukur. Akan tetapi bila dilihat dari bentuknya, band yang dihasilkan masih tergolong simetris, sehingga bisa dikatakan cukup memenuhi kriteria. Ringkasan optimasi sistem KCKT dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil optimasi sistem KCKT pada pemisahan siklamat dalam model pangan Parameter Hasil Kriteria e k’ k’ ≤ 3 a 0.5 ≥ k’ ≥ 20 Resolusi R R Σ 2 b R Σ 2 Tekanan P 1064 lbin2 c P ≥ 2000 lbin2 Faktor asimetrik memenuhi syarat d 0.9 ≥ f.asym ≥ 1.5 a Tabel 7 kolom 3 b Tabel 7 kolom 2 c Konversi dari 75 kgfcm 2 d Pengamatan secara visual e Harris 1999

3. Pengembangan Metode Ekstraksi