masyarakat tunduk kepada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dan halus yang memuncak ke Tuhan.
Geertz dalam Jatman, 2011: 24 terkenal karena pemilahannya atas masyrakat Jawa sebagai masyarakat santri, abangan dan priyayi. Persepsi
masyarakat tentang kebudayaan Jawa agaknya condong kepada deskripsi mentalitas para priyayi ini.
De Jong dalam Jatman, 2011: 24 agaknya lebih cenderung untuk memilahkan masyarakat Jawa sebagai masyarakat priyayi dan petani. Pada kaum
priyayi hidup nilai-nilai yang antroposentris sifatnya, sedangkan kalangan kaum petani hidup nilai-nilai yang kosmologis. Lebih jauh Banawiratma t.t. mengikuti
Radfiel membedakan antara budaya ageng dan budaya alit. Para priyayi di kota mengahayati budaya ageng, sebagaimana nampak dalam pemikiran-pemikiran
mereka yang spekulatif anthroposentris dalam sarasehan-sarasehan yang mereka adakan, termasuk ulah kebatinan. Sementara petani lebih menghayati budaya alit
yang bersifat kosmologis magis sebagaimana nampak dalam upacara-upacara selamatan mereka, terutama dalam penyajian sesajen kepada roh-roh yang
memelihara desa mereka dari bencana.
2.3. Dukungan Sosial
2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial
Menurut Sarafino 2011: 81 Dukungan sosial adalah suatu bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu
dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok.
Senada dengan pendapat di atas, Taylor 2003: 235 menggambarkan dukungan sosial sebagai suatu informasi dari orang lain yaitu berupa cinta,
perhatian, kepedulian dan penghargaan dan merupakan jaringan komunikasi dan hubungan timbal balik dari orang tua, keluarga, teman, dan komunitas sosial.
La Rocco dalam Purnama, 2009: 16 mengatakan bahwa dukungan sosial adalah tindakan menolong yang diperoleh melalui hubungan interpersonal.
Individu dalam berperilaku memerlukan dorongan dari lingkungan baik secara moril maupun materiil.
Menurut Sarason dalam Baron Birne, 2005: 244 menjelaskan dukungan sosial sebagai kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan
oleh orang lain. Sedangkan menurut Gottlieb dalam Smet, 1994: 135 dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal danatau non-verbal, bantuan
nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran individu-individu tersebut dan mempunyai manfaat emosional atau efek
perilaku bagi pihak penerima. Berdasarkan beberapa definisi di atas mengenai dukungan sosial, maka
dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah bantuan atau dukungan yang bermanfaat bagi individu yang berada di lingkungan sosial tertentu sehingga
individu tersebut merasa diperhatikan, dihargai, dicintai, disayangi, serta merasa hidup bahagia dan sejahtera selain itu juga merasakan adanya keakraban sosial,
manfaat emosional serta adanya efek perilaku.
2.3.2 Sumber-sumber Dukungan Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari individu dan lingkungan mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan tingkah laku seseorang. Sumber dukungan
sosial dapat diperoleh dari keluarga maupun orang lain di sekitarnya. Dukungan sosial dapat diperoleh seseorang dari berbagai sumber dalam suatu jaringan sosial
yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan. Kaplan 1993 mengatakan dukungan sosial dapat diperoleh melalui individu-individu yang diketahui dapat
diandalkan, menghargai, memperhatikan serta mencintai kita dalam suatu jaringan sosial. Sumber dukungan sosial dapat diperoeh dari keluarga maupun orang lain
yang berada di sekitarnya. Gerungan dalam Purnama 2009: 18 bahwa keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia, tempat individu
belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Menurut Sarafino 2011: 97 dikatakan bahwa dukungan sosial dapat
diperoleh dari bermacam-macam sumber seperti orang yang mencintai individu tersebut, keluarga, teman, dokter, atau komunitas organisasi yang dapat
memberikan barang, pelayanan, dan saling menjaga ketika ada bahaya. Gallo 1994: 171 menerangkan bahwa sumber-sumber dukungan sosial
terdiri dari tiga komponen, yaitu: 1
Jaringan pendukung informal, meliputi keluarga dan kawan-kawan. 2
Jaringan pendukung formal, melliputi tim keamanan sosial setempat, program-program medikasi dan kesejahteraan.
3 Jaringan pendukung semiformal, meliputi bantuan-bantuan dan interaksi
sosial yang disediakan oleh organisasi lingkungan sekitar seperti perkumpulan warga dan perkumpulan keagamaan.
Sedangkan menurut Rook dan Dooley dalam Nurmalasari, t.t.: 5 ada dua sumber dukungan sosial yaitu:
1 Sumber Artifisial
Sumber dukungan sosial yang dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang. Contoh: berbagai sumbangan sosial, makanan, pakaian, tempat
tinggal, uang. 2
Sumber Natural Sumber dukungan sosial yang diterima seseorang melalui interaksi sosial
dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Contoh: teman dekat atau relasi, orang-orang yang telah
memiliki hubungan dekat walaupun itu bukan saudara atau keluarga.
2.3.3. Jenis Dukungan Sosial