adalah jawaban yang diberikan responden memiliki kebenaran atau memiliki kesamaan dengan kenyataan.
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Aitem
Unit Analisis Sub Unit Analisis
Nomor Item
Dukungan Sosial Pengertian dukungan sosial
26 Sumber-sumber dukungan
sosial 28
Bentuk-bentuk dukungan sosial 27, 29
Efek dukungan sosial 30
Kaitan antara dukungan sosial dan subjective well-being pada
lansia. 31
Subjective Well- Being
Pengertian kebahagiaan 1
Faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-
being pada lansia. 2
Efekakibat dari subjective well- being pada lansia.
3
3.6 Analisis Data
Setelah data terkumpul dari open-ended questionnaire, kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan indigenous psychology. Proses
analisis data dimulai dari tabulasi data jawaban partisipan yang telah terkumpul dari open-ended questionnaire, kemudian jawaban tersebut dipotong-potong guna
untuk dilakukan proses preliminary coding, aksial coding, dan cross-tabulasi Tukiran dalam Primasari dan Yuniarti, 2012.
Cara pertama yang digunakan untuk menganalisis datanya adalah dengan melakukan preliminary coding yaitu memilah-milah respon sesuai dengan
kesamaan respon Tukiran dalam Primasari dan Yuniarti, 2012. Kesamaan respon dinilai bukan melalui interpretasi peneliti melainkan murni dari kata atau kalimat
yang muncul yang menggambarkan respon partisipan terhadap pertanyaan terbuka yang diajukan.
Cara kedua adalah dengan proses aksial coding, yaitu mengenali dan membuat peneliti menjadi familiar terlebih dahulu terhadap jawaban-jawaban
partisipan, setelah peneliti familiar dengan respon partisipan Tukiran dalam Primasari dan Yuniarti, 2012. Selanjutnya peneliti baru melakukan koding dan
kategorisasi, koding dilakukan selama beberapa kali tergantung dari keragaman jawaban partisipan penelitian, koding dilakukan mulai dari yang sifatnya spesifik
menjadi yang lebih umum, fase ini dilakukan pada semua pertanyaan yang ada dalam kuisioner satu persatu. Proses aksial coding dilakukan dengan cara
melakukan kombinasi dari jawaban-jawaban partisipan yang memliki kesamaan. Cara yang terakhir adalah proses cross-tabulasi yaitu membuat prosentase
jumlah partisipan dari hasil koding yang telah terkelompokkan Tukiran dalam Primasari dan Yuniarti, 2012.
Secara spesifik, proses analisis data adalah sebagai berikut : 1.
Mengumpulkan jawabandata dari open-ended questionnaire yang telah diisi oleh partisipan.
2. Mentabulasi data jawaban partisipan dalam bentuk dokumen word.
Tabel 3.4. Tampilan Tabulasi data
No. Kode
IDENTITAS Jawaban
Partisipan Jk
Sm Tgl
Agama Pkj
Peny Akt
1 Y1
Jawaban partisipan
Y2 Y3
dst
3. Tabulasi data dicetak, kemudian dipotong-potong perjawaban partisipan.
4. Proses analisis data
4.1 Prelimenary coding 4.1.1
Mengambil jawaban yang telah terpotong, kemudian dibaca. 4.1.2
Menempelkan jawaban tersebut di kertas plano, kemudian dituliskan kategorinyakata kunci pertama.
4.1.3 Ambil jawaban lainnya, baca isinya. Buatlah keputusan atas dasar
pengetahuanintuisi atau berdiskusi pada rekan sejawat teknik keabsahan data mengenai jawaban responden.Jika tampak samadirasa sama dengan
jawaban sebelumnya, maka tempelkan jawaban di bawah jawaban yang sama tersebut, namun jika berbeda kategori lain tempel pada bagian lain
kertas plano. 4.2
Aksial koding 4.2.1
Jawaban yang telah tertempel dibaca berulang-ulang, jika ada yang tidak sesuai dengan kategori yang dimasukkan maka dapat dipindah kan ke
kategori yang lebih sesuai atau membuat kategori baru. 4.2.2
Setiap jawaban yang tidak dapat disatukan dengan kategori yang telah ada, dimasukkan kedalam kelompok uncategorize. Jadi semua jawabandata
tidak ada yang terlewatkan untuk diolah. 4.2.3
Jawaban kosong dikelompokkan tersendiri. 4.2.4
Setiap kategori yang telah melalui koding pertama, dilanjutkan dengan koding kedua. Koding kedua ini adalah mengelompokkan kategori-
kategori kecilspesifik menjadi suatu kategori yang lebih luas. Pada
pertanyaan yang menuntut subjek untuk menjawab lebih dari satu jawaban, dalam koding tahap 2 ini dilakukan penghitungan dengan
menambahkan jawaban penyerta ke dalam kategori-kategori yang sudah ada. Proses koding kedua dilakukan oleh beberapa rater. Jika hasil dari
koding kedua masih terlalu banyak, maka dilanjut dengan koding ketiga, keempat, dan seterusnya sampai mendapatkan kategori yang lebih sedikit
namun dapat mewakili semuanya. 4.3 Cross-tabulasi
Proses terakhir, yaitu menghitung jumlah frekuensi pada setiap kategori, kemudian dibuat prosentasenya. Jumlah frekuensi yang digunakan adalah yang
telah dikurangi dari jumlah frekuensi jawaban kosong dan uncategorise.
Gambar 3.1. Bagan Proses Analisis Data 1. Pengumpulan Data
2. Tabulasi Data
3. Cetak dan Potong Tabulasi Data
4. Proses Analisis Data
4.1 Prelimenary coding
4.1.1
4.1.2
4.2.1 4.2 Aksial Koding
KATEGORISASI
4.2.2
4.2.3
4.2.4
4.3 Cross-tabulasi
3.7 Teknik Verifikasi Data