Dengan kata lain, indigenous psychology adalah suatu bentuk pendekatan untuk memahami fenomena psikologi dalam konteks budaya tertentu serta
mencerminkan realitas sosial dari masyarakat setempat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi indigenous untuk
mengetahui dinamika dukungan sosial dan subjective well-being pada lanjut usia bersuku Jawa di Provinsi Jawa Tengah. Konsep tentang subjective well-being
yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan Barat merupakan temuan yang berdasarkan pada penelitian yang dilakukan pada masyarakat Barat, sehingga
memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan masyarakat bersuku Jawa yang tinggal di Jawa Tengah. Atas dasar inilah peneliti menggunakan pendekatan
indigenous psychology untuk mengungkap bagaimana gambaran dinamika subjective well-being dalam kaitannya dengan dukungan sosial pada lanjut usia
bersuku Jawa di Provinsi Jawa Tengah.
3.2 Unit Analisis
Unit analisis adalah seluruh hal yang kita teliti untuk mendapatkan penjelasan ringkas mengenai keseluruhan unit dan untuk menjelaskan berbagai
perbedaan diantara unit analisis tersebut Morissan, 2012:48. Terdapat dua variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini, yaitu
dukungan sosial dan subjective well-being. Dukungan sosial merupakan suatu bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima
individu dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. Sedangkan subjective well-being diartikan sebagai penilaian seseorang terhadap
diri mereka sendiri, dan penilaian tersebut dapat berdasarkan kepada respon kognitif teori dan emosional.
Peneliti menggunakan bentuk tabel dalam memaparkan unit analisis agar mudah dipahami oleh pembaca, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Unit Analisis Dukungan Sosial
Unit Analisis Sub Unit Analisis
Dukungan Sosial 1.
Pengertian dukungan sosial. 2.
Sumber-sumber dukungan sosial. 3.
Bentuk-bentuk dukungan sosial. 4.
Efek dukungan sosial. 5.
Kaitan antara dukungan sosial dengan Subjective Well-Being.
Tabel 3.2 Unit Analisis Subjective Well-Being
Unit Analisis Sub Unit Analisis
Subjective Well-Being 1.
Pengertian subjective well-being 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-being pada lansia.
3. Efek akibat dari subjective well-
being pada lansia.
3.3 Sumber Data
Penelitian ini dilakukan pada lanjut usia bersuku Jawa di Provinsi Jawa Tengah. Partisipan dalam penelitian ini adalah lanjut usia bersuku Jawa di
Provinsi Jawa Tengah yang diambil dengan menggunakan teknik insidental sampling sejumlah 500 orang.
Insidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai narasumber Sugiyono, 2011: 85.
Teknik ini dipilih karena dianggap lebih representatif, yaitu cocok untuk pengambilan partisipan yang sulit ditemukan dan dalam jumlah yang sangat besar,
Penelitian akan dimulai dari Jawa Tengah daerah ibukota Semarang, Demak, Kendal, Salatiga, dan sekitarnya daerah pantura pantai utara ke arah barat
Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, dan sekitarnya, daerah pantura ke arah timur Kudus, Pati, Blora, dan sekitarnya, daerah selatan Jawa Tengah
Banyumas, Cilacap, Magelang, dan sekitarnya. Karakteristik partisipan pada penelitian ini adalah pria atau wanita yang
berusia 60 tahun ke atas dan bersuku Jawa yang tinggal di Provinsi Jawa tengah.
3.4 Metode Pengumpulan Data