sosialnya dan menjalani kehidupannya sendiri. Oleh karena itu, dengan diperolehnya dukungan sosial lanjut usia
merasakan kondisi yang lebih baik sehingga secara berkala hal ini menumbuhkan kesadaran dalam dirinya bahwa manusia selalu membutuhkan orang lain dalam
hidupnya. 4.5.5.9.. Uncategorized, jawaban kosong, dan tidak ada efek
Dari jawaban-jawaban subjek penelitian yang didapatkan, selain jawaban- jawaban yang telah dikelompokan ke dalam kategori-kategori yang telah
dijelaskan di atas, juga terdapat jawaban-jawaban yang tidak relevan atau tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian sehingga tidak dapat masuk ke dalam
kategori manapun. Jawaban-jawaban tersebut diantaranya yaitu 1 dukungan sosial menimbulkan sifat besar hati atau sombong, 2 dukungan sosial
menjadikan lanjut usia tidak dihargai anak, serta tiga jawaban lainnya merupakan jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan penelitian. Selain jawaban-
jawaban tersebut, beberapa subjek penelitian menyatakan bahwa dukungan sosial tidak mempunyai efek dalam kehidupannya, serta ada pula subjek penelitian yang
tidak menjawab.
4.5.6 Gambaran Keterkaitan Antara Dukungan Sosial dan Subjective Well-
Being Menurut Lanjut Usia Bersuku Jawa
Persepsi lanjut usia bersuku Jawa dalam memaknai keterkaitan dukungan sosial dan subjective well-being sangat beragam. Hal ini tentunya sesuai dengan
pemikiran dan pengalaman hidup yang dialami lanjut usia. Hasil penelitian menunjukan bahwa 97 dari keseluruhan subjek penelitian beranggapan bahwa
terdapat kaitan antara dukungan sosial dengan subjective well-being. Sisanya 1 menjawab tidak ada kaitan, 1 ragu-ragu dan 1 jawaban subjek penelitian tidak
dapat dikategorikan karena tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian. Adapun alasan yang dikemukakan oleh lanjut usia tentunya bermacam-
macam. Untuk memberikan gambaran mengenai keterkaitan antara dukungan sosial dan subjective well-being, peneliti telah merangkum alasan-alasan yang
dikemukakan oleh lanjut usia bersuku Jawa sebagai berikut: 1
Ada kaitan antara dukungan sosial dan subjective well-being karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hubungan atau
interaksi sosial dengan orang lain sehingga dengan adanya dukungan sosial lanjut usia dapat merasakan kebahagiaan.
2 Ada kaitan antara dukungan sosial dan subjective well-being. Hal ini
dikarenakan dengan adanya dukungan sosial lanjut usia dapat merasakan ketenangan, rasa aman, nyaman, dan damai yang merupakan faktor
kebahagiaan. 3
Ada kaitan antara dukungan sosial dan subjective well-being karena dengan adanya dukungan sosial yang diperoleh berupa perhatian,
penghargaan, serta kepedulian dapat menjadikan hidup bahagia dan beban terasa ringan.
4 Ada kaitan antara dukungan sosial dan subjective well-being karena
dengan dukungan sosial yang diperoleh lanjut usia menjadi dapat meningkatkan religiusitas dan ini merupakan sumber kabahagiaan.
5 Adanya dukungan sosial merupakan salah satu indikator kebahagiaan.
Senada dengan temuan di atas, beberapa penelitian yang dilakukan baik di Indonesia maupun di luar negeri juga menunjukan adanya keterkaitan antara
dukungan sosial dengan subjective well-being. Salah satunya yaitu penelitian Taylor, Chatters, Hardison, Riley, 2001: 439 yang berjudul
“Informal Social Support Network and Subjective Well-
Being among African American” yang menunjukan adanya keterkaitan antara keduanya, serta penelitian Eka Gatari
2008: 8 mengenai Hubungan antara perceived social support dengan Subjective well-being dan komponen-komponennya.
Selain jawaban-jawaban yang menunjukan adanya kaitan seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat lanjut usia yang beranggapan bahwa tidak ada
kaitan antara dukungan sosial dengan subjective well-being. Peneliti telah merangkum alasan-alasan lanjut usia yang menyatakan tidak ada kaitan sebagai
berikut: 1
Tidak ada kaitan, karena orang yang berbahagia tidak begitu antusias dengan dukungan sosial dari pihak lain, tetapi orang yang berbahagia
justru mudah berbuat sosial kepada orang lain. 2
Tidak ada karena kebahagiaan sejatinya didapat dari diri sendiri dan bersumber dari Tuhan.
3 Tidak ada karena dukungan atau bantuan orang lain belum dapat
membahagiakan justru membuat masalah. 4
Tidak ada karena yang dirasakan bukan dukungan akan tetapi paksaan.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar lanjut usia bersuku jawa menyatakan bahwa ada kaitan antara dukungan sosial dan
subjective well-being.
4.5.7 Gambaran Definisi Subjective Well-Being Menurut Lanjut Usia