Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak H jika z
hitung
≤ - z
0,5- α
di mana diperoleh dari distribusi normal baku dengan peluang 0,5-
α. Diperoleh z = 0,470 dan z
0,5- α
= 1,64 sehingga z
hitung
-z
0,5- α
dengan demikian H diterima. Jadi,
proporsi siswa yang mencapai KKM paling sedikit 74,5. Artinya, kemampuan penalaran matematis pada kelas eksperimen 1 yang menggunakan model CORE
telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM secara klasikal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 52.
4.1.2.4 Uji Hipotesis 2
Uji hipotesis 1 dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Pairs Check efektif terhadap kemampuan penalaran matematis siswa kelas VII
SMP N 29 Semarang. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model pembelajaran Pairs
Check mencapai KKM, kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai pembelajaran Pairs Check tuntas secara klasikal dan rata-rata kemampuan
penalaran matematis siswa yang dikenai pembelajaran Pairs Check lebih tinggi dari rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas kontrol. Hasil
analisis keefektifan model pembelajaran Pairs Check adalah sebagai berikut. a.
Uji Ketuntasan Klasikal Pembelajaran Pairs Check Data siswa kelompok eksperimen 2 yang mencapai KKM KKM = 70
dapat dilihat pada Lampiran 53. Sebanyak 31 siswa dari 32 siswa mencapai KKM. Hipotesis uji ketuntasan klasikal sebagai berikut.
H :
proporsi siswa yang mencapai KKM paling sedikit 74,5 H
1
: proporsi siswa yang mencapai KKM kurang dari 74,5
Hasil perhitungan :
Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak H jika z
hitung
≤ -z
0,5- α
di mana diperoleh dari distribusi normal baku dengan peluang 0,5-
α. Diperoleh z = 2, 04 dan z
0,5- α
= 1,64 sehingga z
hitung
-z
0,5- α
dengan demikian H diterima. Jadi,
proporsi siswa yang mencapai KKM paling sedikit 74,5. Artinya, kemampuan penalaran matematis pada kelas eksperimen 2 yang menggunakan model Pairs
Check telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM secara klasikal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 53.
4.1.2.5 Uji Hipotesis 3
Uji hipotesis 3 dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata kemampuan penalaran matematis antara kelas
eksperimen 1 yang dikenai model pembelajaran CORE dengan rata-rata kemampuan penelaran matematis kelas eksperimen 2 yang dikenai model
pembelajaran Pairs Check dan kelas kontol, serta untuk mengetahui model pembelajaran manakan yang lebih efektif. Uji hipotesis 3 pada penelitian ini
menggunakan uji One Way Anova dan uji lanjut Tukey. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan penalaran
matematis siswa pada kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol sama
H paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku terdapat perbedaan rata-
rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelompok ekperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol.
Tabel 4.8 Output Hasil Uji Anava
DataAkhir Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
Between Groups 4250.146
2 2125.073
28.018 .000
Within Groups 7053.812
93 75.847
Total 11303.958
95
Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh nilai Sig. 0,000. Karena 0,000 0,05, maka H
ditolak, sehingga H
1
diterima. Selain itu, dari tabel ringkasan Anava diperoleh F
hitung
= 28,018, dibandingkan dengan tabel distribusi F dengan taraf signifikansi 5, dk pembilang 2, dan dk penyebut 93, diperoleh F
tabel
= 3,09. Karena 28,018 3,09 maka F
hitung
F
tabel
. Jadi, H ditolak dan H
1
diterima, artinya terdapat perbedaan yang berarti antara rata-rata tes kemampuan penalaran
kelas eksperimen 1, eksperimen 2 dan kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 55.
Untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih efektif maka digunakan uji lanjut Tukey dan diperoleh hasil seperti Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.9 Output Hasil Uji Lanjut Tukey
Kode N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
3 32
66.1562 1
32 76.0938
2 32
82.3125 Sig.
1.000 1.000
1.000
Berdasarkan hasil dari Tabel 4.8 yang menyatakan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara rata-rata tes kemampuan penalaran matematis
siswa kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan kontrol. Rata-rata nilai tes kemampuan penalaran matematis siswa materi segiempat pada kelas eksperimen
1, eksperimen 2, dan kontrol berturut-turut adalah 75,0938; 82,3125; dan 66,1562. Artinya rata-rata hasil tes kemampuan penalaran siswa pada eksperimen 2 lebih
dari eksperimen 1, kemampuan penalaran siswa kelas eksperimen 1 lebih dari kontrol, dan kemampuan penalaran siswa eksperimen 2 lebih dari kontrol.
Sehingga kelas eksperimen 2 lebih efektif dibandingkan kelas eksperimen 1 dalam hal kemampuan penalaran matematis siswa. Perhitungan selengkpanya dapat
dilihat pada lampiran 54.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Pelaksanaan Pembelajaran