14
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Daryanto, 2012:12. Menurut Rifai Anni 2010:137, belajar adalah proses penemuan
discovery dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang itu sendiri.
Sedangkan menurut Hamalik 2003: 27, “learning is defined as the modifi
cation or strengthening of behavior through experiencing” yang artinya belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Dari
ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep belajar secara umum adalah proses kegiatan individu untuk membangun pengetahuannya sendiri
berdasarkan pengalaman individu itu sendiri. Teori belajar yang mendukung penelitian ini adalah teori belajar Jean Piaget, teori belajar Vygotssky, teori belajar
David Ausubel, dan teori belajar Jerome S.Bruner.
2.1.1.1 Teori Belajar Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif Piaget memandang bahwa siswa memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas.
Siswa tidak hanya pasif menerima informasi. Walaupun proses berpikir dalam
konsepsi siswa mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dunia sekitarnya, namun siswa berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang
ia peroleh melalui pengalaman, serta mengadaptasikannya pada pengetahuan konsepsi mengenai dunia yang telah dimilikinya. Sugandi 2007: 35-36
mengemukakan tiga prinsip utama dalam pembelajaran menurut Piaget yaitu belajar aktif, belajar melalui interaksi sosial, dan belajar melalui pengalaman.
Belajar aktif. Proses pembelajaran merupakan proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subjek belajar. Untuk membantu perkembangan
kognitif anak, kondisi belajar perlu dibuat seoptimal mungkin sehingga memungkinkan anak melakukan percobaan, memanipulasi simbol, mengajukan
pertanyaan, menjawab, dan membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan teman.
Belajar melalui interaksi sosial. Belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi interaksi di antara subjek belajar. Piaget percaya bahwa
belajar bersama akan membantu perkembangan kognitif anak. Dengan interaksi sosial, anak akan diperkaya dengan berbagai macam sudut pandang dan alternatif,
sehingga perkembangan kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan. Belajar melalui pengalaman sendiri. Perkembangan kognitif anak akan
lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika hanya menggunakan bahasa tanpa
pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme.
Implikasi teori piaget terhapat pembimbingan siswa dalam belajar matematika sebagai berikut.
1. Orientasi pembelajaran matematika bukan sekedar pada hasilnya. Pembelajaran matematika lebih dipusatkan pada proses berpikir atau proses
mental. Di samping kebenaran siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga pada jawaban itu.
2. Pembimbingan matematika
dalam pembelajaran
matematika dapat
dilaksanakan dengan memberikan kesepatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menampilkan perannya dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, pengalaman siswa dalam proses pembelajaran
sangat penting untuk perkembangan kognitif. Dengan demikian, pengalaman belajar harus dimunculkan dalam proses belajar di kelas sehingga pembelajaran
matematika dapat diterima sesuai dengan perkembangan kognitif siswa.
2.1.1.2 Teori Belajar Vygotsky