Uji hipotesis 2uji proporsi Uji hipotesis 3uji lanjut Tukey

Kriteria pengujian ini adalah tolak H jika z ≤ - z 0,5- α dimana didapat dari daftar normal baku dengan peluang 0,5- α. Dalam hal lain H diterima.

3.8.2.5 Uji hipotesis 2uji proporsi

Uji hipotesis 2 dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Pairs Check efektif terhadap penalaran matematis siswa. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model pembelajaran Pairs Check mencapai KKM, kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model pembelajaran Pairs Check tuntas secara klasikal, dan rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model pembelajaran Pairs Check lebih tinggi dari rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas kontrol. Pengujian keefektifan model pembelajaran Pairs Check adalah sebagai berikut. a. Uji Ketuntasan Klasikal Pembelajaran Pairs Check Uji ketuntasan klasikal dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui banyak siswa kelas eksperimen yang hasil belajarnya sudah mencapai proporsi tertentu atau belum. Dalam hal ini, proporsi ketuntasan klasikal kelas adalah 75. Uji yang digunakan adalah uji proporsi satu pihak pihak kiri. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H : proporsi siswa yang mencapai KKM paling sedikit 74,5 H 1 : proporsi siswa yang mencapai KKM kurang dari 74,5 Sudjana 2005: 235 mengemukakan bahwa pengujiannya menggunakan statistik z yang rumusnya sebagai berikut: Keterangan: = banyak siswa yang tuntas kelas ekperimen 2 n = banyaknya siswa kelas eksperimen 2 = proporsi yang diharapkan Kriteria pengujian ini adalah tolak H jika z ≤ - z 0,5- α dimana didapat dari daftar normal baku dengan peluang 0,5- α. Dalam hal lain H diterima.

3.8.2.6 Uji hipotesis 3uji lanjut Tukey

Uji lanjut bertujuan untuk mengetahui kelompok sampel manakah yang berbeda signifikan. Uji lanjut dilakukan jika dalam pengujian anava H ditolak. Pada penelitian ini digunakan uji lanjut Tukey dengan langkah-langkah sebagai berikut Keppel, 1982. 1. Menyusun rata-rata dan diurutkan dari yang terkecil kemudian dicari selisih rata-rata tiap kelompok. 2. Mencari nilai diperoleh dari tabel Data Rentang Student dengan dk =df dari within grup pada tabel anava, dan a adalah banyaknya kelompok sampel, s adalah banyaknya sampel tiap kelompok. 3. Membandingkan selisih rata-rata dengan nilai Apabila selisih rata-rata maka ada perbedaan signifikan antara 2 kelompok. Jika perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 maka kriteria pengujiannya adalah dengan melihat nilai pada kolom output program. Jika nilai pada perpaduan masing-masing kelompok kurang dari 0,05 maka antar kelompok tersebut memiliki rata-rata nilai yang berbeda signifikan. 70

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 29 Semarang. Pelaksanaan pembelajaran dimulai tanggal 2 Juni sampai 7 Juni 2014 dengan populasi penelitian seluruh siswa kelas VII tahun ajaran 20132014. Pada penelitian ini menggunakan tiga kelompok sampel yang dipilih melalui teknik Cluster Random Sampling, yaitu kelas VII-A sebagai kelas eksperimen 1, kelas VII-B sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas VII-C sebagai kelas kontrol. Tahap sebelum pelaksanaan penelitia penelitian, peneliti melakukan berbagai persiapan yang meliputi 1 penentuan materi pokok, 2 penentuan model pembelajaran, 3 perencanaan pembelajaran, 4 pembuatan perangkat pembelajaran, dan 5 pembuatan instrumen penelitian. Materi pokok yang dipilih adalah adalah materi segiempat sub materi persegi, persegi panjang, dan jajar genjang. Model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen 1 adalah model pembelajaran CORE Connecting, Organizing, Reflecting, Extending sedangkan model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen 2 adalah model pembelajaran Pairs Check. Alokasi waktu pada setiap pertemuan adalah 2 x 40 menit. Pada awal pertemuan langsung dimulai dengan kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi yang telah ditentukan, kemudian pada akhir pertemuan dilaksananakan tes kemampuan penalaran matematis. Pada proses pembelajaran

Dokumen yang terkait

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X MATERI TRIGONOMETRI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN PAIRS CHECK

0 10 423

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK BERBANTUAN APLIKASI PREZI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII

4 34 369

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS DENGAN STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII

0 21 523

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES PADA KEMAMPUAN PENALARAN DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS VIII DALAM MATERI LINGKARAN

10 103 341

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL CORE DENGAN ASESMEN PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI GEOMETRI

1 35 323

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CORE (Connecting, Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) (PTK Pembelajaran M

0 3 17

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL CORE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

1 2 61

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT KELAS VII.

0 0 1

KEEFEKTIFAN MODEL LAPS-HEURISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS VII PADA PEMBELAJARAN GEOMETRI -

0 0 53

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN ICT TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII

0 9 10