, karena 0,149 0,24, artinya D
hitung
D
tabel
, maka H diterima.
Artinya, data kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen 2 berasal dari populasi berdistribusi normal.
Untuk kelas kontrol diperoleh nilai D
hitung
0,159. Berdasarkan tabel harga-harga kritis D, nilai D
tabel
dengan N = 32 adalah , karena 0,159
0,24, artinya D
hitung
D
tabel
, maka H diterima. Artinya, data kemampuan
penalaran siswa kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiram 48-50.
4.1.2.2 Uji Homogenitas Data Akhir
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian memiliki kondisi awal yang sama atau homogen. Uji homogenitas
dilakukan dengan menyelidiki apakah ketiga sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas menggunakan uji Lavene
dengan alat bantu program SPSS 16.0. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut.
H
o
:
1 2
=
2 2
=
3 2
varians homogen H
1
: terdapat paling sedikit satu tanda tidak sama dengan varians tidak homogen. Tabel 4.5 Output Uji Homogenitas Data Akhir
Levene Statistic df1
df2 Sig.
2.334 2
93 .103
Kriteria pengujian hipotesis adalah terima H apabila signifikansi 0,05.
Pada output diatas diperoleh nilai signifikansi based on mean untuk kombinasi
ketiga kelas sampel penelitian 0,103 0,05, sehingga H diterima. Artinya,
varians homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 51.
4.1.2.3 Uji Hipotesis 1
Uji hipotesis 1 dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran CORE efektif tehadap kemampuan penalaran matematis siswa kelas VII SMP N
29 Semarang. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model pembelajaran CORE mencapai
KKM, kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai pembelajaran CORE tuntas secara klasikal dan rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang
dikenai pembelajaran CORE lebih tinggi dari rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas kontrol. Hasil analisis keefektifan model
pembelajaran CORE adalah sebagai berikut. a. Uji Ketuntasan Klasikal Pembelajaran CORE
Data siswa kelompok eksperimen 1 yang mencapai KKM KKM = 70 dapat dilihat pada Lampiran 52. Sebanyak 25 siswa dari 32 siswa mencapai KKM.
Hipotesis uji ketuntasan klasikal sebagai berikut. Uji ini digunakan untuk mengetahui banyak siswa kelas eksperimen yang
hasil belajarnya sudah mencapai 70 atau belum. Untuk uji pihak kiri pasangan hipotesisnya adalah sebagai berikut.
H :
proporsi siswa yang mencapai KKM paling sedikit 74,5 H
1
: proporsi siswa yang mencapai KKM kurang dari 74,5
Hasil perhitungan :
Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak H jika z
hitung
≤ - z
0,5- α
di mana diperoleh dari distribusi normal baku dengan peluang 0,5-
α. Diperoleh z = 0,470 dan z
0,5- α
= 1,64 sehingga z
hitung
-z
0,5- α
dengan demikian H diterima. Jadi,
proporsi siswa yang mencapai KKM paling sedikit 74,5. Artinya, kemampuan penalaran matematis pada kelas eksperimen 1 yang menggunakan model CORE
telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM secara klasikal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 52.
4.1.2.4 Uji Hipotesis 2