Hasil Analisis Deskriptif Kualitatif

Semarang sebelum dan setelah diberikan layanan penguasaan konten dengan metode kegiatan kelompok dan diskusi kelompok.

4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Kualitatif

Hasil analisis deskriptif kualitatif memaparkan hasil pengamatan selama proses layanan penguasaan konten dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan. Kemudian untuk evaluasi hasil akhir dari pemberian layanan penguasaan konten, para peserta layanan siswa diberikan pertanyaan lisan mengenai pemahaman, perasaan, dan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh pemberi layanan peneliti. Gambaran singkat mengenai proses pelaksanaan layanan penguasaan konten dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan akan dideskripsikan dalam bentuk tabel 4.14 dan tabel 4.15 seperti berikut : Tabel 4.14 Hasil Analisis Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten Pertemuan Tujuan Konten Hasil Pertemuan ke-1  Siswa dapat memahami pentingnya keterbukaan diri dalam komunikasi  Siswa dapat mengasah keterbukaan siswa dalam 1. Keterbukaan : Tidak ada siswa yang bertanya dan menyampaikan pendapat 2. Empati : Kondisi kelas masih gaduh 3. Dukungan : Siswa belum memperhatikan penjelasan peneliti sepenuhnya 4. Rasa positif : Siswa acuh terhadap situasi kelas dan sibuk sendiri mendiskripsikan diri sendiri dan orang lain  Siswa dapat memahami diri sendiri dan orang lain 5. Kesamaan : Siswa masih memilih-milih teman satu kelompok 6. Umpan balik : Siswa belum mengikuti perintah peneliti dengan segera 7. Arus pesan dua arah : Siswa masih malu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti Pertemuan ke-2 1. Siswa dapat mengetahui hakikat persamaan derajat antarmanusia 2. Siswa dapat memahami pentingnya aspek persamaan derajat dalam berkomunikasi 3. Siswa dapat berlatih memecahkan masalah berkaitan dengan persamaan derajat manusia 1. Keterbukaan : Masih belum ada siswa yang bertanya 2. Empati : Siswa masih gaduh 3. Dukungan : Siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan peneliti, hanya 8 orang yang belum memperhatikan 4. Rasa positif : Siswa masih saja acuh terhadap situasi kelas dan sibuk sendiri 5. Kesamaan : Siswa masih memilih-milih teman satu kelompok 6. Umpan balik : Siswa belum mengikuti perintah peneliti dengan segera 7. Arus pesan dua arah : Siswa masih malu dan ragu-ragu menjawab pertanyaan peneliti Pertemuan ke-3 1. Siswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis umpan balik 2. Siswa memahami pentingnya memberikan umpan balik yang tepat dalam komunikasi 3. Siswa dapat berlatih membedakan jenis-jenis umpan balik 1. Keterbukaan : Ada dua orang siswa yang bertanya 2. Empati : Kegaduhan siswa mulai berkurang 3. Dukungan : Mayoritas siswa satu kelas sudah mulai memperhatikan penjelasan materi 4. Rasa positif : Siswa masih acuh dengan situasi kelas dan sibuk sendiri 5. Kesamaan : Siswa mulai terbiasa dengan format tugas kelompok, sehingga mereka mulai menerima siapapun anggota kelompoknya 6. Umpan balik : Siswa sudah mulai mengikuti perintah yang diberikan peneliti walaupun masih belum segera dilaksanakan 7. Arus pesan dua arah : Ada tiga siswa mulai menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan lantang Pertemuan ke-4 1. Siswa dapat mengetahui konsep dasar komunikasi dua arah 2. Siswa dapat memahami pentingnya arus pesan dua arah dalam komunikasi 3. Siswa dapat berlatih mempraktikkan komunikasi dua arah 1. Keterbukaan : Ada empat orang siswa yang bertanya 2. Empati : Kegaduhan siswa sudah jauh berkurang saat penjelasan materi, tetapi saat sesi latihan siswa laki- laki sedikit susah diatur 3. Dukungan : Semua siswa sudah memperhatikan penjelasan materi 4. Rasa positif : Siswa sudah peka dengan situasi kelas dan mulai meninggalkan kesibukannya 5. Kesamaan : Siswa mulai adaptasi dengan format latihan baru yaitu dengan latihan berpasangan 6. Umpan balik : Siswa sudah mulai mengikuti perintah yang diberikan peneliti walaupun masih belum segera dilaksanakan 7. Arus pesan dua arah : Ada lima siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan lantang Pertemuan ke-5 1. Siswa dapat mengetahui pengertian empati 2. Siswa dapat memahami pentingnya empati dalam komunikasi 3. Siswa dapat berlatih berempati dengan siswa lain 1. Keterbukaan : Ada empat orang siswa yang bertanya dan dua siswa mengungkapkan pendapatnya 2. Empati : Siswa tertib saat penjelasan materi, tetapi saat sesi latihan ada enam siswa laki-laki sedikit susah diatur 3. Dukungan : Semua siswa sudah memperhatikan penjelasan materi, tetapi sebagian besar siswa masih belum mendengarkan siswa lain yang sedang berpendapat 4. Rasa positif : Siswa sudah peka dengan situasi kelas 5. Kesamaan : Siswa mulai terbiasa dengan format latihan berpasangan 6. Umpan balik : Siswa sudah mulai mengikuti perintah yang diberikan peneliti 7. Arus pesan dua arah : Sepuluh orang siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan lantang dan kompak Pertemuan ke-6 1. Siswa dapat memahami pentingnya berpikir positif dalam berkomunikasi 2. Siswa dapat berlatih cara berpikir positif 1. Keterbukaan : Ada lima orang siswa yang bertanya dan empat siswa yang mengungkapkan pendapatnya 2. Empati : Siswa tertib saat penjelasan materi, tetapi saat sesi latihan ada empat siswa laki-laki sedikit susah diatur 3. Dukungan : Semua siswa sudah memperhatikan penjelasan materi dan siswa mulai belajar mendengarkan siswa lain yang sedang berpendapat 4. Rasa positif : Siswa mulai mengapresiasi siswa lain yang mendapat penghargaan dari peneliti dengan tepukan tangan, tetapi siswa yang duduk di bagian belakang tidak ikut tepuk tangan 5. Kesamaan : Siswa sudah terbiasa dengan format latihan berpasangan 6. Umpan balik : Siswa sudah mulai mengikuti perintah yang diberikan peneliti 7. Arus pesan dua arah : Setengah dari jumlah siswa dalam satu kelas sudah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan kompak Pertemuan ke-7 1. Siswa dapat mengetahui hakikat sikap mendukung dalam komunikasi 2. Siswa dapat memahami pentingnya sikap mendukung dalam komunikasi 3. Siswa dapat melatih sikap mendukungnya melalui latihan mendengarkan seksama 1. Keterbukaan : Siswa sudah aktif bertanya dan mengungkapkan pendapatnya 2. Empati : Siswa tertib saat penjelasan materi dan pada saat latihan 3. Dukungan : Semua siswa sudah memperhatikan penjelasan materi dan mendengarkan saat siswa lain sedang mengungkapkan pendapatnya 4. Rasa positif : Siswa sudah mengapresiasi siswa lain yang mendapat penghargaan dari peneliti dengan tepukan tangan, tetapi masih ada dua siswa yang duduk di bagian belakang tidak ikut tepuk tangan 5. Kesamaan : Siswa sudah terbiasa dengan format latihan berpasangan dan sudah tidak mengeluh dengan pasangnnya 6. Umpan balik : Siswa dengan segera melaksanakan perintah yang diberikan peneliti 7. Arus pesan dua arah : Semua siswa telah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan kompak Pertemuan ke-8 1. Siswa dapat memahami hakikat komunikasi antarpribadi 2. Siswa dapat memahami pentingnya komunikasi antarpribadi 3. Siswa dapat berlatih melakukan komunikasi antarpribadi 1. Keterbukaan : Siswa sudah aktif bertanya dan mengungkapkan pendapatnya 2. Empati : Siswa tertib saat penjelasan materi dan pada saat latihan 3. Dukungan : Semua siswa sudah memperhatikan penjelasan materi dan mendengarkan saat siswa lain sedang mengungkapkan pendapatnya 4. Rasa positif : Semua siswa ikut bertepuk tangan ketika guru menyampaikan penghargaan kepada siswa lain 5. Kesamaan : Siswa sudah tidak memilih-milih pasangan sama sekali 6. Umpan balik : Siswa dengan segera melaksanakan perintah yang diberikan peneliti sehingga membantu kelancaran kegiatan 7. Arus pesan dua arah : Semua siswa telah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan kompak Pada pelaksanaan layanan penguasaan konten juga dilakukan observasi langsung kepada peserta layanan siswa, hasil observasi langsung dapat dilihat pada tabel 4.15 yang ada pada lampiran 10. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan komunikasi antarpribadi siswa yang juga sesuai dengan hasil analisis data statistik. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perubahan perilaku siswa pada saat proses pemberian layanan dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedelapan seperti tabel di atas. Diharapkan peningkatan komunikasi antarpribadi ini juga terjadi di luar proses pemberian layanan dan siswa dapat menerapkan segala materi yang telah diberikan pada kehidupan sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi siswa kelas VIII F SMP Negeri 5 Semarang mengalami peningkatan dengan pemberian layanan penguasaan konten dengan kegiatan kelompok dan diskusi kelompok.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa ada peningkatan komunikasi antarpribadi siswa kelas VIII F SMP Negeri 5 Semarang antara sebelum dan setelah diberikan layanan penguasaan konten dengan metode kegiatan kelompok dan diskusi kelompok. Gambaran komunikasi antarpribadi siswa sebelum diberikan perlakuan pre test diketahui bahwa rata-rata komunikasi antarpribadi siswa memperoleh persentase sebesar 57 yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa aspek komunikasi antarpribadi yang meliputi keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, kesamaan,

Dokumen yang terkait

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK KONTRAK PERILAKU PADA SISWA KELAS VIII B SMP N 21 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013 2014

78 383 244

MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL RENDAH MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013 2014

1 28 245

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 KENDAL TAHUN AJARAN 2012 2013

0 12 235

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

1 18 176

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ASERTIF MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS XII BAHASA SMA N 1 UNGARAN TAHUN AJARAN 2010 2011

2 21 271

UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 208

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 6 PERCUT SEI TUAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN STRATEGI COPING POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VII SMP PUTRI SION MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 6 18

Peningkatan kemampuan berempati melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode pelatihan komunikasi antarpribadi pada siswa kelas VIII A SMP Santo Aloysius Turi Sleman tahun ajaran 2013/2014.

0 0 2

(ABSTRAK) MENINGKATKAN KEMAMPUAN ASERTIF MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS XII BAHASA SMA N 1 UNGARAN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2