2.2.4. Unsur-Unsur dalam Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan baik secara verbal maupun nonverbal yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih yang dapat dilakukan secara langsung tatap muka atau secara tidak langsung melalui media perantara. Berdasarkan pengertian diatas maka
dapat dikatakan bahwa dalam proses komunikasi antarpribadi terdapat unsur- unsur yang saling berintegrasi dan berperan sesuai karakteristik unsur itu sendiri.
Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi antarpribadi : 1 Komunikator
Komunikator merupakan sumber pembawa informasi atau pesan yang mempunyai kebutuhan untuk menyampaikan informasi atau pesan tersebut
kepada orang lain. Komunikan berperan sebagai titik awal dari suatu proses komunikasi antarpribadi. Seperti pendapat Suranto 2011:7 yang
mendefinisikan komunikan sebagai “orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri,
baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain ”.
2 Komunikan Komunikan adalah penerima informasi atau pesan dari komunikator
yang bertugas juga untuk tidak hanya menerima tetapi juga memahami dan mengintepretasi informasi serta memberikan umpan balik atau respon.
Berdasarkan makna informasi atau pesan yang dipahami komunikan melalui umpan balik tersebut maka akan terlihat keberhasilan komunikasi
antarpribadi yang telah dilakukan. Seperti pendapat Hardjana 2007:18
bahwa “karena komunikasi merupakan kegiatan dua arah oleh kedua belah pihak pengirim dan penerima, maka keberhasilan komunikasi tidak hanya
ditentukan oleh pengirim tetapi juga oleh penerima”. 3 Informasi atau Pesan
Sugiyo 2005:24 mengartikan pesan adalah “segala tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk verbal dan nonverbal yang berupa terjemahan,
gagasan, maksud, dan tujuan ke dalam suatu sandi atau kode dan serangkaian simbol yang sistematis”. Jadi informasi atau pesan bukan hanya pesan verbal
yang berupa percakapan verbal namun juga dapat berupa pesan non verbal yang berupa tingkah laku, ekspresi wajah, nada suara, gerakan tangan, atau
bahkan cara berpakaian. 4 Tujuan
Berarti tujuan seperti apa yang ingin dicapai ketika melakukan komunikasi antarpribadi. Sugiyo 2005:23−24 mengartikan tujuan
komunikasi sebagai “suatu usaha membawa orang lain ke sudut pandang pembicarasumberkomunikator sehingga pada gilirannya dapat berpartisipasi
dalam kegiatan yang diharapkan”. Tujuan setiap individu pun berbeda satu sama lain sesuai dengan aktivitas komunikasi antarpribadi tersebut.
5 Respon Umpan Balik Merupakan unsur pengontrol kefektifan komunikasi antarpribadi karena
melalui respon atau umpan balik ini komunikan akan diuji dapatkah ia memahami dan mengintepretasikan informasi atau pesan yang tepat seperti
yang telah disampaikan oleh komunikator. Selain itu, umpan balik juga dapat
dijadikan pedoman untuk melakukan tindakan yang selanjutnya. Sugiyo 2005:25 menyebutkan bahwa “umpan balik merupakan salah satu unsur
komunikasi yang digunakan sebagai kontrol atau check untuk efektivitas tindakannya sendiri, d
an sebagai pedoman untuk tindakan selanjutnya”. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negatif. “Respon positif apabila
sesuai dengan yang dikehendaki komunikator. Dikatakan reson negatif apabila tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh
komunikator” Suranto 2011:8. 6 Saluran
Saluran penyampaian pesan dalam komunikasi antarpribadi adalah sarana perantara yang menghubungkan antara komunikator dan komunikan.
Sarana perantara ini dapat berasal dari diri individu itu sendiri ataupun yang berasal dari luar diri individu. Saluran yang berasal dari diri individu berupa
alat indera manusia, sedangkan saluran yang berasal dari luar diri individu berupa alat bantu penyampaian informasi seperti telepon, SMS, alat tulis, dan
sebagainya. M enurut Hardjana 2007:15−16, saluran komunikasi dapat
digolongkan menjadi empat yaitu melalui media lisan oral, tertulis written, elektronik electronic, dan melalui berbagai media yang
dikombinasikan. 7 Gangguan Noise
Selama proses komunikasi antarpribadi berlangsung, terkadang masih tetap ada gangguan-gangguan yang menghalangi, menghambat atau bahkan
menghentikan penyampaian pesan secara tepat. Gangguan-gangguan tersebut
sering disebut sebagai noise . “Noise dapat terjadi di dalam komponen-
komponen maupun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan,
termasuk yang bersifat fisik dan psikis” Suranto 2011:9. 8 Konteks Komunikasi
Suranto 2011:9 menyebutkan terdapat tiga konteks yang selalu ada dalam sebuah komunikasi yaitu:
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak ada tida dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks
ruang menunjuk pada lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti ruang, halaman, dan jalanan.
Konteks waktu menunjuk pada waktu kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi, siang, sore, malam. Konteks nilai,
meliputi: adat istiadat, situasi rumah, norma sosial, norma pergaulan, etika, tata karma, dan sebagainya.
2.2.5. Upaya Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi