Dari keempat penelitian terdahulu tersebut menunjukan bahwa kemampuan komunikasi antarpribadi, perilaku prososial dan empati dapat ditingkatkan
menggunakan layanan penguasaan konten dalam format klasikal, dengan teknik sosiodrama, ataupun latihan dan penugasan tertentu. Sehingga hasil-hasil
penelitian tersebut dapat mendukung penelitian yang akan peneliti laksanakan.
2.2 Komunikasi Antarpribadi
2.2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Frase ‘komunikasi antarpribadi’ apabila diartikan menurut asal katanya dapat dibagi ke dalam tiga kata yaitu ‘komunikasi’ yang berarti pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, ‘antar’ yang berarti hubungan satu dengan yang lain
dan ‘pribadi’ yang berarti manusia perseorangan. Jadi komunikasi antarpribadi
diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga terjadi kesamaan makna pesan yang dimaksud.
Para ahli teori komunikasi mendefinisikan komunikasi antarpribadi secara berbeda-beda. Salah satu ahli teori komunikasi yaitu Sugiyo 2005:3 mengartikan
komunikasi antarpribadi sebagai “komunikasi dimana orang-orang yang terlibat dalam komunikasi menganggap orang lain sebagai pribadi dan bukan objek yang
disamakan dengan benda, dan komunikasi antarpribadi merupakan suatu pertemuan
encounter diantara
pribadi- pribadi”. Jadi, Sugiyo hanya
menitikberatkan pada pertemuan antara pelaku komunikasi yang adalah manusia, bukanlah suatu objek atau benda. Karena setiap individu tidaklah sama, masing-
masing individu memiliki kepribadian yang unik dan berbeda antara satu dengan yang lain. Sehingga perlakuan yang diberikan antara satu individu dengan
individu lain ketika melakukan komunikasi antarpribadi haruslah berbeda. Pendapat lain disampaikan oleh Wiryanto 2005:32
bahwa “komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung tatap muka antara dua
orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang”.
Wiryanto melihat komunikasi antarpribadi memiliki dua unsur, yaitu jumlah pelaku komunikasi dan tempat pertemuan pelaku komunikasi. Wiryanto
membatasi jumlah minimal pelaku komunikasi antarpribadi adalah dua orang dan jumlah maksimal pelaku komunikasi antarpribadi tidak terbatas. Tempat
pertemuan antara pelaku komunikasipun dapat terjadi dimana saja, baik di tempat yang sudah disepakati terjadi pertemuan ataupun di tempat yang tidak disepakati
adanya pertemuan seperti di jalan atau di lapangan. Sementara Hardjana 2007:85 mengartikan komunikasi antarpribadi
sebagai “interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat dapat
menerima dan me nanggapi secara langsung pula”. Dua unsur yang ada dalam
pengertian komunikasi antarpribadi menurut Hardjana adalah jumlah pelaku komunikasi yang terjadi antara dua orang atau beberapa orang dan proses
komunikasi antarpribadi yang haruslah terjadi secara langsung, baik dalam penyampaian ataupun penerimaan pesannya.
Pendapat tersebut senada dengan pendapat Supratiknya 2009:30 yang mengartikan komunikasi antarpribadi sebagai “setiap bentuk tingkah laku
seseorang baik verbal maupun nonverbal ya ng ditanggapi oleh orang lain”.
Interaksi komunikasi antarpribadi sama-sama diartikan harus terjadi secara langsung, tetapi Supratiknya menambahkan unsur pesan yang akan disampaikan
tidak hanya berbentuk verbal atau ucapan, tetapi juga dapat berbentuk nonverbal atau berupa tulisan, bahasa tubuh ataupun simbol-simbol tertentu.
Kemudian Suranto melengkapi pengertian komunikasi antarpribadi dengan memberikan message pesan sebagai objek atau materi komunikasi yang harus
disampaikan seseorang kepada orang lain dan komunikasi ini tidak harus dilakukan secara langsung tatap muka tetapi dapat dilakukan secara tidak
langsung dengan media perantara. Berikut pengertian komunikasi antarpribadi menurut Suranto 2011:5 :
proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan sender dan penerima receiver baik secara langsung maupun tidak
langsung. Komunikasi dikatakan terjadi secara langsung primer apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi
informasi tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak langsung sekunder dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi antara dua orang atau lebih yang dilakukan
secara langsung tatap muka atau secara tidak langsung melalui media perantara baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi
yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, bahasa, dan audio. Sedangkan komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang menggunakan isyarat-isyarat
non linguistik untuk menyampaikan pesan kepada komunikan, misalnya saja bahasa tubuh, ekspresi muka, tindakanperbuatan, objek dan tanda-tanda.
2.2.2 Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi