Model Pembelajaran NHT KAJIAN TEORI

komponen tugas kooperatif cooperative task yang berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok dan komponen struktur insentif kooperatif cooperative incentive structure yang merupakan sesuatu yang membangkitkan motovasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru. Guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas Suprijono, 2012: 54. Nurhadi dalam Wena, 2013: 189 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda Rusman, 2013: 209. Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan kemampuan kerja sama siswa dengan kelompoknya dengan latar belakanng berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

2.1.9 Model Pembelajaran NHT

2.1.9.1 Pengertian Model Pembelajaran NHT NHT atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pemebelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional Trianto, 2011: 62. Selanjutnya menurut Jauhar 2011: 62 NHT adalah suatu pendekatan di mana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen, yang pada umumnya digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Daryanto, 2012: 245. Dalam model NHT, peserta didik dituntut dapat bekerja sama dan berdiskusi dengan kelompoknya tentang masalah atau tugas yang diberikan oleh guru. Menurut Slavin dalam Huda, 2013: 203, metode ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan dari NHT adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan kerjasama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. NHT merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya Shoimin, 2014: 108. Beberapa pengertian NHT tersebut dapat disimpulkan bahwa NHT merupakan salah satu model pembeljaran kooperatif yang mengembangkan sikap kerja sama, saling berbagi, dan tanggung jawab siswa tentang tugas dalam kelompoknya dengan menggunakan sistem nomor pada setiap siswa dalam setiap kelompok. 2.1.9.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT Kelebihan model pembelajaran NHT menurut Hamdani 2011: 90 adalah: 1 Setiap siswa menjadi siap semua; 2 Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; dan 3 Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kemudian Shoimin 2014: 109 menambahkan bahwa dengan menggunakan model NHT, akan terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal. Selain itu tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi. Sedangkan kelemahan model NHT menurut Hamdani 2011: 90 adalah 1 kemungkinan nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru, dan 2 tidak semua nggota kelompok dipanggil oleh guru. Selain itu, menururt Shoimin 2014: 109, model NHT tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama. Untuk mengatasi kekurangan model pembelajaran NHT nomor satu, guru dapat memberi nama yang berbeda pada masing-masing kelompok, lalu mencatat nomor siswa beserta nama asal kelompok yang sudah dipanggil. Lalu untuk mengatasi kelemahan model NHT nomor kedua, guru dapat memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa yang tidak dipanggil oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan bertanya atau memberikan pendapatnya dalam proses pembelajaran. 2.1.9.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran NHT Suprijono 2012: 93 menjelaskan bahwa pembelajaran dengan mengguankan model NHT diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah siswa dala satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok dibri nomor 1-8. Kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan dan tiap- tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together”berdiskusi memikirkan jawaban yang benar. Langkah berikutnya guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Kemudian Hamdani 2011:90 menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran NHT adalah sebagai berikut: a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya. d. Guru memanggil salah satu nomor siswa, dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. e. Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain. f. Kesimpulan

2.1.10 Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

0 15 497

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 5 427

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

5 26 325

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 5 407

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 13 282

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 347

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 2 292

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 8 309