Evaluasi IPS KAJIAN TEORI

terpencil sudah ada yang memiliki bandar udara. Perhubungan udara sudah digunakan sejak ditemukannya balon gas. Pada waktu itu, balon gas hanya mampu mengangkut tiga sampai empat orang. Kelemahannya waktu tempuh perjalanannya lambat. Seiring perkembangan teknologi, manusia menciptakan alat transportasi modern yang lebih cepat. Yang termasuk alat transportasi udara adalah pesawat terbang, helikopter, balon udara, dll. 3 TransportasiAir Yang dimaksud alat transportasi air adalah alat transportasi yang digunakan di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu alat transportasi air bermesin dan alat transportasi air tidak bermesin. Alat transportasi bermesin meliputi kapal mesin, speedboat, jet ski, perahu motor, dll. Sedangkan alat transportasi air tidak bermesin meliputi perahu, sampan, kano, rakit, sepeda air, dll Triyono: 2009.

2.1.7 Evaluasi IPS

Evaluasi dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tidak berbeda dengan penilaian dengan mata pelajaran lainnya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, evaluasi yang dilakukan guru bertujuan untuk 1 membantu mengklarifikasi tujuan pembelajaran aspek-aspek belajar yang penting bagi peserta didik; 2 menginformasikan kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajar; 3 menginformasikan peserta didik bagaimana meningkatkan proses dan hasil belajarnya; 4 bahan informasi esensial kepada orang tua dan masyarakat mengenai efektivitas program sekolah Jarolimek dan W.C. Parker dalam Sapriya, 2006. Evaluasi dalam pembelajaran IPS salah satunya adalah penilaian dalam bentuk penilaian otentik. Asmawl Zainul dalam Rustaman, 2006: 2 menekankan perlunya penilaian kinerja untuk mengukur aspek lain di luar kognitif, yaitu tujuh kemampuan dasar menurut Howard Gardner yang tidak mungkin dinilai hanya dengan cara – cara biasa. Ketujuh kemampuan dasar tersebut adalah : 1 visual – spatial, 2 bodly – kinesthetic, 3 musical – rhythmical, 4 Interpersonal, 5 Intrapersonal, 6Logical mathematical, 7 Verbal linguistic. Baru dua kemampuan terakhir yang banyak diukur dan dinilai orang. Sementara lima kemampuan yang lainnya belum banyak diungkapkan. Dari keterangan di atas jelaslah bahwa proses penilaian terutama penilaian otentik menjadi fokus utama penilaian. Rustaman 2006: 5 menyebutkan bahwa tugas-tugas penilaian otentik dalam IPS dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk : 1 computer adaptive testing tidak berbentuk tes obyektif yang menuntut peserta tes dapat mengekspresikan diri untuk dapat menunjukkan tingkat kemampuan yang nyata, 2 tes pilihan ganda diperluas dengan memberikan alasan terhadap jawaban yang dipilih, 3 extended response atau open ended question juga dapat digunakan, 4 group performance assesment atau individual perfomance assessment, 5 Interview berupa pertanyaan lisan dari asesor, 6 observasi, 7 portofolio, 8 projek, expo atau demontrasi, 9 constructed response yaitu siswa perlu mengkonstruksi sendiri jawabannya. Evaluasi pembelajaran IPS menurut Wahab 2012: 1.32 adalah: a. Tes Tes dalam pembelajaran IPS dapat berupa tes objektif, tes esai uraian, dan tes lisan. Dalam merancang tes, hal yang harus dipelajari adalah kurikulum sekolah yang berlaku, kemudian ditentukan KD, materi pokok, hasil belajar yang diharapkan dan terakhir indikator yang berkaiatan dengan tujuan intruksional khusus untuk tes yang akan disusun Sardiyo, 2009: 8.6. Syarat-syarat tes yang baik antara lain harus valid sahih atau hanya mengukur apa yang hendak diukur dan harus andal reliable, yang meliputi kecermatan atau ketepatan precision dan keajegan consistency dari hasil pengukuran yang dilakukan Sardiyo, 2009: 8.4. b. Non tes Evaluasi tidak hanya terbatas pada aspek kognitif, tetapi mencangkup aspek afektif dan keterampilan. Jenis evaluasi nontes yang sering digunakan pada mata pelajaran IPS, meliputi tugas dan penampilan. Dengan demikian, evaluasi dalam IPS perlu dilakukan secara terus menerus, utuh, menyeluruh sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat secara utuh tersentuh. Sardiyo 2009: 8.29 menjelaskan bahwa alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial ranah afektif seperti membuat daftar pertanyaan, skala penilaian, daftar cek, laporan pribadi dan wawancara. Sedangkan langkah mengembangkan tes ranah afektif menurut Poerwanti 2008: 4.45-4.46 meliputi: 1 memilih variabel afektif yang akan diukur; 2 membuat beberapa pernyataan tentang variabel; 3 mengklasifikasikan pertanyaan positif atau negatif; 4menentukan jumlah gradual dan frase atau angka yang dapat menjadi alternatif pilihan; 5 menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian; 6 melakukan ujicoba; 7 membuang butir pernyataan yang kurang baik; 8 melaksanakan penilaian. Sedangkan langkah mengembangkan tes psikomotorik meliputi: 1 menyusun soal dengan mencermati kisi-kisi instrumen psikomotor yang telah dibuat; 2 menjabarkan indikator dengan memperhatikan materi pokok dan materi belajar; 3 menyusun lembar observasi dan lembar penilaian yag mengacu pada soal. Pada penelitian ini, evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint adalah penilaian tes dan nontes. Untuk ranah kognitif, menggunakan evaluasi tes berupa soal objektifpilihan ganda dan uraian. Sedangkan ranah afektif dan psikomotor menggunakan evaluasi nontes berupa observasi.

2.1.8 Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

0 15 497

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 5 427

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

5 26 325

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 5 407

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 13 282

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 347

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 2 292

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 8 309