2.3 KERANGKA BERPIKIR
Pola interaksi belajar mengajar yang baik antara guru dengan siswa sangat dibutuhkan agar kualitas pembelajaran dan hasil belajar dapat maksimal.
Untuk itu guru harus memiliki keterampilan mengajar. Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama kolaborator selama Praktik Pengalaman Lapangan
menunjukkan adanya permasalahan dalam kualitas pembelajaran IPS di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, meliputi keterampilan guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Keterampilan guru masih kurang optimal, diantaranya guru belum mengoptimalkan penggunaan variasi model
pembelajaran yang inovatif, guru belum memanfaatkan media yang berbasis teknologi dengan optimal, pola interaksi guru kurang optimal, keterampilan
bertanya guru belum interaktif, dan pemberian penghargaan terhadap siswa yang aktif juga kurang dioptimalkan. Keterampilan guru yang masih kurang
optimal tersebut mengakibatkan motivasi dan minat belajar siswa menjadi kurang. Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Partisipasi, kerjasama, dan kompetisi di antara siswa kurang optimal. Rasa tanggung jawab terhadap tugas kelompok masih kurang optimal. Permasalahan-
permasalahan tersebut didukung data hasil belajar siswa IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang pada mata pelajaran IPS. Dari 43 siswa, hanya 34,88 atau
15 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu 70. Sedangkan sisanya, yaitu 65,12 atau 28 siswa belum
mencapai KKM.
Berdasarkan kondisi
tersebut, peneliti
bersama kolaborator
merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan model NHT dengan media Powerpoint pada pembelajaran IPS kelas IVA SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Penerapan model NHT dengan media Powerpoint, diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
Berikut bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini.
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
Tindakan
Menerapkan model NHT dengan media powerpoint dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint
5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6
orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda 6. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa LKS
7. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban
tersebut 8. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya
dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka 9. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh
guru 10. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi
11. Siswa mengerjakan evaluasi
Kondisi akhir
1. Keterampilan guru pada pembelajaran IPS meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24
2. Aktivitas siswa pada pembelajaran IPS meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24
3. Hasil belajar IPS siswa meningkat dengan ketuntasan belajar individual ≥70 dan ketuntansan belajar klasikal sebesar ≥ 80 .
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS kurang optimal 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kurang optimal
3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS belum optimal, ketuntasan
klasikal 34,88 dengan KKM 70
Kondis i awal
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN