Kualitas Pembelajaran KAJIAN TEORI

2 Subyek belajar, yaitu siswa dan guru yang merupakan komponen utama karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek, 3 Materi pelajaran, berada dalam Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan buku sumber, 4 Strategi, pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran, 5 Media pembelajaran, merupakan alatwahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaranuntuk membantu penyampaian pesan pembelajaran, 6 Penunjang, berupa fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya, berfungsi untuk memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran.

2.1.3 Kualitas Pembelajaran

Menurut Etzioni dalam Hamdani, 2011: 194, kualitas atau disebut juga dengan mutu dan keefektifan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mecapai sasaran atau tingkat pencapaian tujuan-tujuan Prokopenko dalam Hamdani 2011: 194. Daryanto 2013: 57 juga menjelaskan bahwa efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran menurut Sudjana 2013: 40 ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pendapat-pendapat tentang kualitas atau efektivitas pembelajaran tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran berupa peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui proses pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran tidak akan tercapai tanpa keterkaitan antara komponen-komponen di dalamnya. Depdiknas 2004: 7 menjelaskan terdapat tujuh komponen kualitas pembelajaran: 1 keterampilan guru berupa kecakapan melaksanakan pembelajaran demi tercapainya tujuan yang ditetapkan, 2 aktivitas siswa adalah segala bentuk kegiatan siswa baik secara fisik maupun non-fisik, 3 hasil belajar siswa yaitu perubahan perilaku setelah mengalami aktivitas belajar, 4 iklim mengacu pada interaksi antar komponen seperti guru dan siswa, 5 materi disesuaikan dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai, 6 media merupakan alat bantu untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa, dan 7 sistem pembelajaran adalah proses yang terjadi di sekolah. Pada penelitian ini, akan dikaji tiga variabel yang mencakup ketujuh komponen tersebut, yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint. Lebih jelasnya ketiga indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut: 2.1.3.1 Keterampilan Guru Guru merupakan figur yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Guru sangat berperan besar dan berpengaruh pada kesuksesan belajar anak. Untuk itu, seorang guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar. Rusman 2013: 80 mengemukakan bahwa keterampilan dasar mengajar teaching skill merupakan suatu karakteristrik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Yang dimaksud dengan keterampilan dasar ialah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Keterampilan itulah yang dapat membedakan mana yang guru profesional dan mana yang bukan Aqib, 2013:83. Menurut Rusman 2013: 80-92 keterampilan dasar mengajar guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui sembilan keterampilan mengajar, yaitu: a. Keterampilan Membuka Pelajaran Kegiatan membuka pelajaran adalah merupakan kegiatan awal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam suatu pembelajaran. Karena kegiatan ini adalah kegiatan awal yang akan sangat menentukan keberlangsungan kegiatan pembelajaran yang selanjutnya karena merupakan pengkondisian mental atau psikologi siswa agar siap menerima pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Apabila kegiatan ini berhasil dilakukan oleh guru, maka kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti dan kegiatan penutup juga akan berhasil. Uzer Usman dalam Rusman, 2013: 81 menjelaskan komponen-komponen dalam membuka pelajaran, yaitu: 1 menarik perhatian siswa dengan gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran, dan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi; 2 menimbulkan motivasi, disertai kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, dan memerhatikan minat atau interes siswa; 3 memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemuakan tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan beberapa pertanyaan; 4 memberikan apersepsi memberi kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, sehingga materi yang dipelajari merupakan suatu kesatuan yang utuh yang tidak terpisah-pisah. b. Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan ini sangat penting dikuasai oleh seorang guru. Karena melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bermakna Sanjaya, 2011: 33. Menurut Joni 1985: 33-47 keterampilan bertanya dibedakan menjadi dua, yaitu: 1 Keterampilan bertanya dasar a Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan siswa sehingga mudah dipahami siswa. b Pemberian acuan Sebelum mengajukan pertanyaan, guru perlu memberikan acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. c Pemindahan giliran Untuk pertanyaan yang luas boleh dijawab oleh lebih dari seorang siswa, karena sering kali jawaban siswa belum benar atau belum sesuai. Cara ini juga dapat menarik perhatian siswa. d Penyebaran Agar semua siswa aktif dalam pembelajaran guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan yang berbeda-beda. e Pemberian waktu berpikir Sesudah mengajukan pertanyaan keseluruh siswa guru perlu memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. Teknik ini sangat perlu agar siswa mendapat kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban. f Pemberian tuntutan Apabila siswa memberikan jawaban yang salah atau tidak dapat memberikan jawaban maka guru harus memberikan tuntutan kepada siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar dengan cara mengukapakan sekali lagi pertanyaan tersebut dengan bahasa yang lebih mudah dipahami siswa, menuntun siswa untuk menemukan jawaban yang benar, dan mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan itu. 2 Keterampilan bertanya lanjutan. a Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan Pertanyaan yang dikemukakan guru hendaknya dapat mengandung proses mental yang rendah dan tinggi, adalah pertanyaan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. b Pengaturan urutan pertanyaan Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa. c Penggunaan pertanyaan pelacak Jika jawaban yang diungkapkan siswa benar tetapi kurang sempurna maka guru dapat mengajukan peranyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. d Peningkatan terjadinya interaksi Agar siswa aktif dalam pembelajaran guru hendaknya menghilangkan peranannya sebagai sentral dengan cara guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawabannya dengan teman terdekatnya, dan jika siswa bertanya kepada guru, sebaiknya guru menunda untuk menjawab akan tetapi guru melontarkan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain. c. Keterampilan Memberi Penguatan reinforcement skills Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam bentuk penguatan verbal diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti betul, bagus, pintar, ya, seratus, tepat sekali, dan sebagainya, maupun nonverbal biasanya dilakukan dengan gerak, elusan, isyarat, sentuhan, pendekatan, dan sebagainya yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan yang baik sebagai suatu tindakan dorongan, sehingga perbuatan tersebut terus diulang Rusman, 2013: 84. Komponen-komponen keterampilan memberikan penguatan yang perlu dipahami dan dikuasai guru menurut Joni 1985: 69-72 adalah: 1 Penguatan verbal Penguatan verbal merupakan komentar guru berupa kata-kata pujian, dukungan, pengakuan, dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa. 2 Penguatan non verbal Komponen penguatan non verbal yaitu: a Penguatan berupa mimik dan gerakan badan, seperti senyuman, anggukan, acungan ibu jari, tepuk tangan. b Penguatan dengan cara mendekati, ialah mendekatnya guru kepada siswa untuk menyatakan perhatian dam kesenangannya terhadap pekerjaan, tingkah laku dan atau penampilan siswa. c Penguatan dengan sentuhan, seperti menepuk bahu atau pundak siswa dan menjabat tangan siswa,. d Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa. e Penguatan simbol atau benda, yang berbentuk simbol antara lain dapat berupa tanga cheklist  atau komentar tertulis pada buku siswa, sedangkan yang benda dapat berupa kartu bergambar, bintang plastik, stiker. f Penguatan tak penuh, jika siwa memberikan jawaban yang kurang tepat guru hendaknya tidak langsung merespon dengan menyalahkan siswa akan tetapi memberikan penguatan tak penuh. d. Keterampilan Mengadakan Variasi Variasi adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran Sanjaya, 2011: 38. Penggunaan variasi dimaksudkan agar siswa terhindar dari perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas muncul. Penggunaan variasi merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif Rusman, 2013: 86. Ada tiga prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi yang perlu diperhatikan guru, yaitu: 1 variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2 variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan pembelajaran. 3 direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP Rusman, 2013: 86 Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yakni: 1 Variasi gaya mengajar: variasi suara rendah, tinggi, besar, kecil, memusatkan perhatian, membuat kesenyapan sejenak, mengadakan kontak pandang dengan peserta didik, variasi gerakan badan dan mimic, serta mengubah posisi di depan kelas, keliling di tengah kelas, dan kebelakang tapi jangan mengganggu suasana pembelajaran 2 Variasi penggunaan media dan sumber belajar: variasi alat dan bahan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dimanipulasi, srta penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. 3 Variasi pola interaksi: variasi dalam pengelompokkan peserta didik, variasi tempat kegiatan pembelajaran, variasi pola pengaturan guru, variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik. 4 Variasi dalam kegiatan pembelajaran: penggunaan metode pembelajaran, media dan sumber belajar, pemberian contoh dan ilustrasi, interaksi dan kegiatan peserta didik Joni, 1985: 88 - 90. e. Keterampilan Menjelaskan Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Menurut Majid 2014: 241 keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Rusman 2013: 87-88 mengemukakan, penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: 1 Kejelasan. Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa 2 Penggunaan contoh dan ilustrasi. Memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari 3 Pemberian tekanan 4 Penggunaan balikan f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara bekelompok. Untuk itu keterampilan guru harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil, yaitu: 1 memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan cara merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi, kemukakanlah masalah-masalah khusus, catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi; 2 memperjelas masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman dalam memimpin diskusi soerang guru perlu memperjelas atau menguraikan permasalahan, meminta komemntar siswa, dan menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan agar kelompok peserta diskusi memperoleh pengertian yang lebih jelas; 3 menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam diskusi,menuntut seorang guru harus menganalisis dengan cara memperjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu disepakati di samping meneliti apakah suatu alasan mempunyai dasar yang kuat; 4 meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan memberikan waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat siswa dengan penuh perhatian; 5 memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. Dilakuan dengan cara memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi, memberikan kesempatan pada siswa yang belum bertanya pendiam terlebih dahulu, mencegah monopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk berkomentar terhadap pertanyaan temannya; 6 menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklanjuti hasil diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi; 7 hal-hal yang perlu dihindarkan adalah mendominasimonopoli pembicaraan dalam diskusi, serta membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi Rusman, 2013: 89-90. g. Keterampilan Mengelola Kelas Menurut Sanjaya 2011: 44 keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran. Komponen-komponen dalam mengelola kelas menurut Rusman 2013:90 adalah sebagai berikut: 1 keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan 2 kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap, memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang, memberikan penguatan. 3 keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, yaitu berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Menurut Joni 1985: 54-67 keterampilan mengelola kelas terbagi menjadi dua yaitu: 1 Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, antara lain: a Menunjukan sikap tanggap. Guru sebaiknya memiliki sikap tanggap terhadap berbagai perilaku yang muncul didalam kelas, baik perilaku yang mendukung seperti tanggap terhadap perhatian siswa, keantusiasan siswa, motivasi siswa yang tinggi, dan lain-lain; maupun tanggap terhadap perilaku yang tidak mendukung seperti ketidakacuhan, motivasi belajar siswa rendah, dan lain sebagainya. b Membagi perhatian Pengelolaan yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan visual yaitu guru mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan lain, dan verbal yaitu guru dapat memberikan komentar singkat terhadap aktivitas siswa. c Memusatkan perhatian kelompok Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke waktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas- tugas yang dilakukan. Ada dua cara memusatkan perhatian kelompok. Pertama, menyiagakan siswa yaitu dengan memusatkan perhatian siswa pada suatu tugas dengan menciptakan situasi yang menarik. Kedua, menuntut tanggungjawab siswa dengan cara mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa. d Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas Komponen ini berhubungan dengan petunjuk guru yang disampaikan secara jelas dan singkat kepada siswa baik untuk seluruh kelas, kelompok, maupun perorangan. e Menegur Cara guru dalam menegur tingkah laku siswa yang mengganggu kelas atau kelompok dalam kelas yaitu dilakukan dengan cara verbal yang harus memenuhi syarat, antara lain tegas dan jelas serta tertuju kepada siswa yang menggagu, menghindari peringatan kasar dan menyakitkan, serta menghindari ejekan yang berlebihan. f Memberi penguatan Tujuan dan cara penggunaan kompone keterampilan memberi penguatan dapat digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran maupun yang mengganggu proses pembelajaran. 2 Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. h. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan Rusman 2013: 91 menyatakan bahwa pembelajaran individual adalah pembelajaran yang paling humanis untuk memenuhi kebutuhan dan interes siswa. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam pembelajaran perseorangan adalah: 1 keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi; 2 keterampilan mengorganisasi; 3 keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi; 4 keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. i. Keterampilan Menutup Pelajaran Rusman 2013:92 menjelaskan bahwa keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudakn untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Komponen menutup pelajaran diantaranya adalah: 1 Meninjau kembali materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran 2 Melakukan evaluasi antara lain dengan cara mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru merupakan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif selama proses pembelajaran, sehingga dapat membawa siswa ke arah perkembangan intelektual serta pengembangan psikisjiwa yang lebih baik. Pada penelitian ini, indikator penilaian keterampilan guru adalah: a. Membuka pelajaran b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Menggunakan media powerpoint d. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajara e. Menyampaikan materi pembelajaran f. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran g. Membimbing pembentukan kelompok kecil dan menjelaskan aturan diskusi h. Membimbing diskusi kelompok siswa i. Menggunakan model NHT dalam diskusi kelompok j. Membimbing presentasi hasil diskusi k. Memberikan penguatan kepada siswa l. Menutup pelajaran 2.1.3.2 Aktivitas Siswa Menurut Sardiman 2012: 97 dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Aktivitas belajar siswa banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich dalam Sardiman, 2012: 101 membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut: a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin. e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak. g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah berani, tenang, dan gugup. Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan atau perilaku yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar yang meliputi kegiatan bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa untuk mengembangkan pemahaman, meningkatkan penguasaan keterampilan, dan mendapatkan sejumlah pengetahaun dari apa yang telah dipelajari. Aktivitas siswa yang maksimal akan berdampak pada kualitas pembelajaran. Karena didalam aktivitas siswa akan terjadi sebuah interaksi antara siswa dengan komponen pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, oleh karena itu guru harus dapat memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang akan diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model NHT dengan media powerpoint berikut: a. Mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran emotional activities b. Menanggapi apersepsi oral activities c. Memperhatikan slide Powerpoint visual, listening, oral, activities d. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi visual, listening, writing activities e. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi pembelajaran emotional and oral activities f. Membentuk kelompok dan memasang nomor kepala mental and emotional activities g. Mendiskusikan tugas bersama kelompok mental, motor, oral, and writing activities h. Mempresentasikan hasil diskusi sesuai nomor siswa yang dipanggil guru mental and oral activities i. Menanggapi hasil diskusi sesuai nomor yang dipanggil guru visual, listening, mental, and oral activities j. Bertanya tentang materi yang belum dipahaminya mental, visual, and emotional activities k. Menyimpulkan hasil diskusi mental, visual, writing, and oral activities l. Mengerjakan soal evaluasi mental and writing activities 2.1.3.3 Hasil Belajar Menurut Rifa ’i dan Anni 2011: 85 hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Suprijono menjelaskan 2012: 5 bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan menurut Sudjana 2010:22 hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Winkel dalam Purwanto 2014: 46 menjelaskan hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahannya mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Grounland dalam Purwanto 2014:45 juga menyatakan bahwa, hasil belajar yang diukur merefleksikan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran dalam bentuk tingkah laku. Menurut Bloom dalam Rifa’i dan Anni, 2011: 86-91 terdapat tiga ranah yang merupakan hasil belajar yaitu : a. Domain Kognitif Domain kognitif berhubungan dengan pegetahuan, kemampuan dan kemahuran intelektual. Cakupan domain kognitif adalah sebagai berikut: 1 Knowledge pengetahuan Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi yang telah dipelajari sebelumnya 2 Comprehension pemahaman Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi peserta didikan. 3 Application menerapkan Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi peserta didikan yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit. 4 Analysis menguraikan Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material kedalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. 5 Synthesis mengorganisasikan Sistesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur baru. 6 Evaluation menilai Evaluasi atau penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi peserta didikan untuk tujuan tertentu. b. Domain Afektif Domain afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori domain afektif adalah sebagai berikut: 1 Receiving sikap menerima Receiving mengacu pada keinginan peserta didik untuk menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu aktivitas kelas, buku teks, musik, dan sebagainya. Kategori ini berkaitan dengan memperoleh, menangani, dan mengarahkan, dan perhatian peserta didik. 2 Responding memberikan respon Responding mengacu pada partisipasi aktif pada diri peserta didik . 3 Valuing nilai Valuing berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek, fenomena atau perilaku tertentu pada diri peserta didik. 4 Organization organisasi Organization berkaitan dengan konseptualisasi nilai mengenali tanggung jawab, setiap individu untuk memperbaiki hubungan antar manusia atau pengorganisasian sistem nilai mengembangkan rencana kerja yang memenuhi kebutuhan sendiri baik dalam hal peningkatan ekonomi maupun pelayanan sosial. 5 Organization by value complex pembentukan pola hidup Pembentukan pola hidup mengacu pada peserta didik memiliki sistem nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya. c. Domain Psikomotor Domain psikomotor berkaitan dengan kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Cakupan domain psikomotor menurut Elizabeth Simpson adalah sebagi berikut: 1 Perception persepsi Persepsi berkaitan dengan penggunaan organ indera untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik. 2 Set Kesiapan Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu yang mencakup kesipan mental dan fisik. 3 Guide Response gerakan terbimbing Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal belajar keterampilan kompleks yang meliputi peniruan dan mencoba-coba. 4 Mechanism gerakan terbiasa Gerakan terbiasa berkaitan dengan keterampilan kinerja dari berbagai tipe, namun pola-pola gerakannya kurang kompleks dibandingkan tingkatan berikutnya yang lebih tinggi 5 Complex overt response gerakan kompleks Gerkan kompleks berkaitan dengan kemahiran kinerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. Kategori ini ditunjukkan melalui kecepatan, kehalusan, kekuratan, dan yang memerlukan energy minimum. 6 Adaptation penyesuaian Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan sangat baik sehingga individu partisipan dapat memodifikasi pola- pola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika menemui situasi masalah baru. 7 Originality kreativitas Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan hasil belajar merupakan suatu perubahan pada diri individu yang dapat di lihat dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, serta psikomotorik. Berdasarkan ketiga ranah tersebut, peneliti menetapkan indikator hasil belajar yang mencakup domain tersebut, yaitu: a. Domain Kognitif 2.3.1 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional 2.3.2 Menyebutkan 3 alat produksi modern 2.3.3 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan modern 2.3.4 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi 2.3.5 Mengkategorikan jenis alat komunikasi tradisional sampai modern 2.3.6 Membandingkan perbedaan antara teknologi komunikasi tradisional dan modern 2.3.7 Membedakan jenis-jenis transportasi 2.3.8 Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi 2.3.9 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi tradisional dan modern b. Domain Afektif 1 Percaya diri 2 Saling menghargai 3 Bertanggung jawab 4 Jujur c. Domain Psikomotor 1 Berdiskusi dalam kelompok 2 Mengemukakan pendapat

2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPS

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

0 15 497

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 5 427

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

5 26 325

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 5 407

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 13 282

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 347

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 2 292

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 8 309