dan aman yang diindikasi oleh sektor PPH Pola Pangan Harapan pada tahun 2015 sebesar 95. Adapun tujuan khusus Peraturan Presiden No. 22 tahun 2009 adalah :
2.1 Peningkatan permintaan masyarakat terhadap aneka pangan baik pangan segar,
olahan maupun siap saji melalui proses internalisasi kepada seluruh komponen masyarakat termasuk aparat, yang meliputi peningkatan pengetahuan dan
kesadaran gizi seimbang sejak usia dini, pengembangan kegiatan pemberdayaan ekonomi rumah tangga dan promosi serta gerakan penganekaragaman konsumsi
pangan berbasis sumber daya lokal. 2.2
Peningkatan ketersediaan aneka ragam pangan segar dan olahan melalui pengembangan bisnis dan industri pengolahan aneka pangan sumber karbohidrat
non beras dan non terigu, sumber protein nabati dan hewani, serat, vitamin dan mineral yang berbasis sumber daya lokal, aman, terjangkau, dapat diterima secara
sosial ekonomi dan budaya serta mampu menggerakkan pengembangan usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM.
2.3 Penguatan dan peningkatan partisipasi Pemerintah Daerah dalam pengembangan
dan pelaksanaan program penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.
Keberhasilan pencapain tujuan khusus dan tujaun umum ini akan berdampak pada menguatnya ketahanan pangan masyarakat.
2.2.5.1 Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya,
aman, merata, dan terjangkau. Penduduk Indonesia yang semakin padat membuat ketahanan pangan di Indonesia
mulai melemah, olehkarena itu harus ada solusi untuk mengatasi melemahnya ketahanan
pangan. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi kelemahan ketahanan pangan ini yaitu dengan Penganekaragaman Pangan diversifikasi pangan, yang merupakan cara
paling rasional untuk memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan pangan khususnya sumber karbohidrat. Melalui penataan pola makan yang tidak tergantung pada satu sumber
pangan, memungkinkan masyarakat dapat menetapkan pangan pilihan sendiri, membangkitkan ketahanan pangan keluarga masing-masing, yang berujung pada
peningkatan ketahanan pangan. Pengalaman bangsa menunjukkan bahwa selama ini masyarakat Indonesia sangat
tergantung pada beras sebagai pangan pokok dan melupakan adanya pangan lokal yang ada di sekitar kita. Pangan lokal adalah pangan yang diproduksi dan dikembangkan sesuai
dengan potensi sumber daya wilayah dan budaya setempat. Salahsatu bahan makanan yang banyak mengandung sumber karbohidrat adalah buah sukun. Buah sukun memiliki
kandungan gizi yang cukup baik sehingga berpotensial sebagai makanan alternatif. Dibandingkan dengan beras, kandunngan mineral dan vitamin lebih lengkap, dengan nilai
kalori yang rendah sehingga cocok digunakan sebagai makanan diet dan aneka produk kuliner.
2.2.5.2 Sukun berpotensia sebagai pangan fungsional
Pangan fungsional ialah suatu bahan pangan yang apabila dikonsumsi akan menyehatkan badan karena mengandung zat gizi atau bioaktif , baik adanya secara alami
maupun ditambahkan. Buah-buahan dan sayuran merupakan pangan yang mempunyai indeks glikemik IG
rendah. Bahan pangan yang mempunyai IG rendah berpotensi sebagai penurun gula darah diabetes. Sukun merupakan bahan makanan yang diduga berpotensi menurunkan gula
darah. Widowati, 2001.
2.2.5.3 Tiwul sukun instan substitusi tepung tapioka sebagai salah satu kudapan