Fungsi Sufiks {-ni} Artinosi Sufiks {-ni}

vokal o, dan bunyi vokal u tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar yang dilekati sufiks tersebut. Berdasarkan distribusinya sufiks {-ni} dapat melekat pada: 1. Kata kerja Contoh: dadao ‘duduk’ + {-ni}  dadaoni ‘duduki’ 2. Kata benda Contoh: Asio ‘garam’ + {-ni}  asioni ‘garami’ 3. Kata sifat Contoh: Aukhu ‘panas’ + {-ni}  aukhuni ‘panaskan’

b. Fungsi Sufiks {-ni}

Sufiks {-ni} berfungsi untuk membentuk kata kerja. Contoh: Öli ‘pagar’ + {-ni}  ölini ‘pagari’ Dalam kalimat: Ölini nomomi ena’ö tebai möi bakha nemali Pagari rumah kalian supaya tidak bisa masuk maling ‘Pagari rumah kalian supaya maling tidak bisa masuk’ Pada contoh di atas terjadi perubahan kelas kata benda öli ‘pagar’ menjadi kelas kata kerja ölini ‘pagari’.

c. Artinosi Sufiks {-ni}

Sufiks {-ni} memiliki arti sebagai berikut: 1. Memberikan apa yang tersebut pada bentuk dasar. Universitas Sumatera Utara Contoh: Asio ‘garam’ + {-ni}  asioni ‘garami’ Dalam kalimat: Asioni gi’a da’a iada’a Garami ikan ini sekarang ‘Garami ikan ini sekarang’ Pada proses pembubuhan sufiks {-ni} terhadap bentuk dasar asio garam yang berfonem akhir o tidak terjadi perubahan fonem pada bentuk dasar. 2. Menyuruh melakukan apa yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh: Dadao ‘duduk’ + {-ni}  dadaoni ‘duduki’ Dalam kalimat: Dadaoni gurusi safusi da’ö Duduki kursi yang putih itu ‘Duduki kursi yang putih itu’ Pada proses pembubuhan sufiks {-ni} terhadap bentuk dasar dadao duduk yang berfonem akhir o tidak terjadi perubahan fonem pada bentuk dasar. 3. Menjadikan seperti yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh: Aukhu ‘panas’ + {-ni}  aukhuni ‘panaskan’ Dalam kalimat: Aukhuni göda dania Panaskan makanan kita nanti ‘Panaskan makanan kita nanti’ Pada proses pembubuhan sufiks {-ni} terhadap bentuk dasar aukhu panas yang berfonem akhir u tidak terjadi perubahan fonem pada bentuk dasar. Universitas Sumatera Utara

4.3.3.4 Sufiks {-si} a. Proses Sufiksasi {-si}

Sufiks {-si} tidak mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada bentuk dasar. Contoh: Rawi ‘sobek’ + {-si}  rawisi ‘sobekkan’ Awai ‘selesai’ + {-si}  awaisi ‘selesaikan’ Aoha ‘ringan’ + {-si}  aohasi ‘ringankan’ Fagölö ‘sama’ + {-si}  fagölösi ‘samakan’ Pada contoh di atas diketahui bahwa penggabungan sufiks {-si} dengan bentuk dasar yang fonem akhirnya berupa bunyi vokal i, bunyi vokal a, bunyi vokal ö tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar yang dilekati sufiks tersebut. Berdasarkan distribusinya sufiks {-si} dapat melekat pada: 1. Kata kerja Contoh: Rawi ‘sobek’ + {-si}  rawisi ‘sobekkan’ 2. Kata sifat Contoh: Aoha ‘ringan’ + {-si}  aohasi ‘ringankan’

b. Fungsi Sufiks {-si}