Pada contoh di atas diketahui bahwa penggabungan sufiks {-a dengan bentuk dasar yang fonem akhirnya berupa bunyi vokal u dan bunyi vokal o tidak
menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar yang dilekati sufiks tersebut. Berdasarkan distribusinya sufiks {-a} hanya dapat melekat pada kata kerja.
Contoh: Orudu ‘bergabung’ + {-a}
orudua ‘gabungan’ Orahu ‘berkumpul’ + {-a}
orahua ‘perkumpulan’
b. Fungsi Sufiks {-a}
Sufiks {-a} berfungsi untuk membentuk kata benda. Contoh:
Orahu ‘berkumpul’ + {-a} orahua ‘perkumpulan’
Dalam kalimat Ato sibai niha zifao ba gorahua da’ö
Banyak sangat orang yang ikut dalam perkumpulan itu ‘Orang yang ikut dalam perkumpulan itu sangat banyak’
• Pada contoh di atas fonem awal pada bentuk orahua perkumpulan yang berupa bunyi vokal a dilekati oleh bunyi konsonan hambat velar g
karena dipakai dalam hubungan kalimat sehingga bentuknya menjadi gorahua
perkumpulan. • Pada proses pembubuhan sufiks tersebut terjadi perubahan kelas kata
kerja orahu ‘berkumpul’ menjadi kelas kata benda orahua ‘perkumpulan’.
c. Artinosi Sufiks {-a}
Arti sufiks {-a} adalah menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan bentuk dasar.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: Owulo ‘berkumpul’ + {-a}
owuloa ‘perkumpulan’ Dalam kalimat:
Lö ato zifao ba gowuloa da’ö Tidak banyak yang ikut dalam perkumpulan itu
‘Yang ikut dalam perkumpulan itu tidak banyak’
• Pada contoh di atas fonem awal pada bentuk owuloa perkumpulan yang berupa bunyi vokal a dilekati oleh bunyi konsonan hambat velar g
karena dipakai dalam hubungan kalimat sehingga bentuknya menjadi gowuloa
perkumpulan. • Pada proses pembubuhan sufiks tersebut terjadi perubahan kelas kata
kerja owulo ‘berkumpul’ menjadi kelas kata benda owuloa ‘perkumpulan’.
4.3.4 Konfiks 4.3.4.1 Konfiks {a-ö}
a. Proses Konfiksasi {a-ö}
1. Konfiks {a-ö} menjadi {an-ö} apabila melekat pada bentuk dasar yang
berfonem awal konsonan s atau t. Penggabungan konfiks {a-ö} dengan bunyi konsonan frikatif alveolar s dan bunyi konsonan hambat alveolar tidak
bersuara t menyebabkan bunyi konsonan yang berada di awal bentuk dasar tersebut berubah menjadi bunyi konsonan nasal alveolar n.
Contoh: {a-ö} + sifa ‘sepak’
anifa’ö ‘segera sepak’ {a-ö} + taba ‘potong’
anaba’ö ‘segera potong’
Universitas Sumatera Utara
• Pada proses pembubuhan konfiks {a-ö} terhadap bentuk dasar sifa sepak terjadi pelesapan fonem s dan digantikan oleh fonem n
sehingga bentuknya menjadi anifa’ö segera sepak. • Pada proses pembubuhan konfiks {a-ö} terhadap bentuk dasar taba
potong terjadi pelesapan fonem t dan digantikan oleh fonem n sehingga bentuknya menjadi anaba’ö segera potong.
2. Konfiks {a-ö} menjadi {am-ö} apabila melekat pada bentuk dasar yang
berfonem awal konsonan b atau f. Penggabungan konfiks {a-ö} dengan bunyi konsonan bilabial bersuara b dan bunyi konsonan frikatif labiodental
tidak bersuara f menyebabkan bunyi konsonan yang berada di awal bentuk dasar tersebut berubah menjadi bunyi konsonan nasal bilabial m.
Contoh: {a-ö} + badu ‘minum’
amadu’ö ‘segera minum’ {a-ö} + fake ‘pakai’
amake’ö ‘segera pakai’ • Pada proses pembubuhan prefiks {a-ö} terhadap bentuk dasar badu
minum terjadi pelesapan fonem b dan digantikan oleh fonem m sehingga bentuknya menjadi amadu’ö segera minum.
• Pada proses pembubuhan prefiks {a-ö} terhadap bentuk dasar fake pakai terjadi pelesapan fonem f dan digantikan oleh fonem m sehingga
bentuknya menjadi amake’ö segera pakai. Berdasarkan distribusinya konfiks {a-ö} dapat melekat pada:
1. Kata kerja
Contoh: {a-ö} + sura ‘tulis’
anura’ö ‘segera tulis’ 2.
Kata benda
Universitas Sumatera Utara
Contoh: {a-ö} + faku ‘cangkul’
amaku’ö ‘segera cangkul’
b. Fungsi Konfiks {a-ö}