terletak di awal bentuk dasar menyebabkan penambahan konsonan nasal velar ŋ di awal bentuk dasar tersebut.
Contoh: {a-la} + aetu ‘putus’
angetula ‘keputusan’ Pada proses pembubuhan konfiks {a-la} terhadap bentuk dasar aetu putus
terjadi penambahan konsonan nasal velar ŋ sehingga bentuknya menjadi
angetula keputusan.
3. Konfiks {a-la} tidak mengalami perubahan bentuk jika melekat pada bentuk
dasar yang berfonem awal konsonan m. Penggabungan konfiks {a-la} dengan bentuk dasar yang fonem awalnya berupa bunyi konsonan nasal bilabial m
tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar. Contoh:
{a-la} + mate ‘mati’ amatela ‘bangkai’
Berdasarkan distribusinya konfiks {a-la} dapat melekat pada: 1.
Kata kerja Contoh:
{a-la} + be’e ‘beri’ ame’ela ‘pemberian’
2. Kata sifat
Contoh: {a-la} + aetu ‘putus’
angetula ‘keputusan’
b. Fungsi Konfiks {a-la}
Konfiks {a-la} berfungsi untuk membentuk kata benda. Contoh:
{a-la} + aetu ‘putus’ angaetula ‘keputusan’
Dalam kalimat:
Universitas Sumatera Utara
Utötöna ena ö tola öhalö gangetula ba wa’alio
Kuharap semoga dapat kamu ambil keputusan secepatnya ‘Kuharap semoga kamu dapat memberi keputusan secepatnya’
• Pada contoh di atas terjadi perubahan kelas kata sifat aetu ‘putus’ menjadi kelas kata benda angetula ‘keputusan’.
• Pada contoh kalimat di atas fonem awal pada bentuk angetula keputusan yang berupa bunyi vokal a dilekati oleh bunyi konsonan
hambat velar g karena dipakai dalam hubungan kalimat sehingga bentuknya menjadi gangetula keputusan.
c. Artinosi Konfiks {a-la}
Arti konfiks {a-la} adalah menyatakan hal yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh:
{a-la} + fabu’u ‘janji’ amabu’ula ‘perjanjian’
4.3.4.7 Konfiks {o-ta} a. Proses Konfiksasi {o-ta}
Dalam bahasa Nias, konfiks {o-ta} hanya dapat melekat pada satu bentuk saja yaitu bentuk dasar röi tinggalkan.
Konfiks {o-ta} menjadi {ond-ta} apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan r. Penggabungan konfiks {o-ta} dengan bunyi konsonan
getar alveolar r menyebabkan penambahan bunyi gugus konsonan dental nd di awal bentuk dasar tersebut.
Contoh: {o-ta} + röi ‘tinggalkan’
ondröita ‘peninggalan’
Universitas Sumatera Utara
Pada proses pembubuhan konfiks {o-ta} terhadap bentuk dasar röi tinggalkan penambahan gugus fonem nd di awal bentuk dasar tersebut sehingga
bentuknya menjadi ondröita peninggalan. Berdasarkan distribusinya konfiks {o-ta} hanya dapat melekat pada kata
kerja. Contoh:
{o-ta} + röi ‘tinggalkan’ ondröita ‘peninggalan’
b. Fungsi Konfiks {o-ta}
Konfiks {o-ta} berfungsi untuk membentuk kata benda. Contoh:
{o-ta} + röi ‘tinggalkan’ ondröita ‘peninggalan’
Dalam kalimat: Ondröita namania i’oguna’ö ba zilö monga’öla
Peninggalan ayahnya digunakannya untuk yang tidak bermanfaat
‘Peninggalan ayahnya digunakannya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat’
Pada contoh di atas terjadi perubahan kelas kata kerja röi ‘tinggalkan menjadi kelas kata benda ondröita ‘peninggalan’.
c. Artinosi Konfiks {o-ta}