Fungsi Konfiks {a-ö} Artinosi {a-ö}

Contoh: {a-ö} + faku ‘cangkul’  amaku’ö ‘segera cangkul’

b. Fungsi Konfiks {a-ö}

Konfiks {a-ö} berfungsi untuk membentuk kata kerja. Contoh: {a-ö} + faku ‘cangkul’  amaku’ö ‘segera cangkul’ Dalam kalimat: Amaku’ö danö si so fönamö da’ö Segera cangkul tanah yang ada di depanmu itu ‘Segera cangkul tanah yang ada di depanmu itu’ Pada contoh di atas terjadi perubahan kelas kata benda faku ‘cangkul’ menjadi kelas kata kerja amaku’ö ‘segera cangkul’.

c. Artinosi {a-ö}

Arti konfiks {a-ö} yaitu menyuruh melakukan dengan segera yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh: {a-ö} + sila ‘belah’  anila’ö ‘segera belah’ Dalam kalimat: Anila’ö geu sabölö ebua da’ö Segera belah kayu yang paling besar itu ‘Segera belah kayu yang paling besar itu’ Pada proses pembubuhan konfiks {a-ö} terhadap bentuk dasar sila belah terjadi perubahan bunyi konsonan frikatif alveolar s menjadi bunyi konsonan nasal alveolar n di awal bentuk dasar tersebut sehingga bentuknya menjadi anila’ö segera belah. {a-ö} + tabe ‘salam’  anabe’ö ‘segera salam’ Dalam kalimat: Universitas Sumatera Utara Anabe’ö dangania na tohare ia Segera salam tangannya kalau datang dia ‘Segera salam tangannya kalau dia datang ’ Pada proses pembubuhan konfiks {a-ö} terhadap bentuk dasar tabe salam terjadi perubahan bunyi konsonan hambat alveolar t menjadi bunyi konsonan nasal alveolar n di awal bentuk dasar tersebut sehingga bentuknya menjadi anabe’ö segera salam.

4.3.4.2 Konfiks {fa-ö} a. Proses Konfiksasi {fa-ö}

1. Konfiks {fa-ö} menjadi {fang-ö} apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal. Penggabungan prefiks {fa-ö} dengan bunyi vokal yang terletak di awal bentuk dasar menyebabkan penambahan konsonan nasal velar ŋ di awal bentuk dasar tersebut. Contoh: {fa-ö} + atabö ‘subur’  fangatabö’ö ‘penyuburan’ Pada proses pembubuhan konfiks {fa-ö} terhadap bentuk dasar atabö subur terjadi penambahan fonem ŋ sehingga ben tuknya menjadi fangatabö’ö penyuburan. 2. Konfiks {fa-ö} menjadi {fan-ö} apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal t. Penggabungan konfiks {fa-ö} dengan bunyi konsonan hambat alveolar tidak bersuara t menyebabkan bunyi konsonan yang berada di awal bentuk dasar tersebut berubah menjadi bunyi konsonan nasal alveolar n. Contoh: {fa-ö} + tema ‘terima’  fanema’ö ‘penerimaan’ Universitas Sumatera Utara Pada proses pembubuhan konfiks {fa-ö} terhadap bentuk dasar tema terima terjadi pelesapan fonem t dan digantikan oleh fonem n sehingga bentuknya menjadi fanema’ö penerimaan. Berdasarkan distribusinya konfiks {fa-ö} dapat melekat pada: 1. Kata kerja Contoh: {a-ö} + tema ‘terima’  fanema’ö ‘penerimaan’ 2. Kata sifat Contoh: {a-ö} + ebolo ‘lebar’  fangebolo’ö ‘pelebaran’

b. Fungsi Konfiks {fa-ö}