Defenisi Konsep Defenisi Operasional

34 Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian Sugyono, 2005:70. Berdasarkan masalah penelitian di atas maka peneliti merumuskan hipotesis terhadap penelitian ini adalah: Hipotesis nol : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan P2KP oleh BKM variabel X dengan Pemberdayaan Masyarakat variabel Y Hipotesisi alternative: Terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan P2KP oleh BKM variabel X dengan Pemberdayaan Masyarakat variabel Y. Hipotesis nol : Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan P2KP oleh BKM veriabel X terhadap pemberdayaan Masyarakat variabel Y Hipotesis alternative: Terdapat pengaruh pelaksanaan P2KP oleh BKM variabel X terhadap pemberdayaan masyarakat variabel Y Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka teori yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah :”Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pelaksanaan P2KP oleh BKM terhadap pemberdayaan masyarakat miskin”.

G. Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok ataupun individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial singarimbun, 1995:37. Agar mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan : 35 1. P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun ”gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan yang berkelanjutan” 2. BKM Badan Keswadayaan Masyarakat adalah mewadahi aspirasi masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat agar proaktif dalam proses pengambilan keputusan dalam program pemberdayaan masyarakat dan penaggulangan kemiskinan di wilayahnya dan memperjuangkan dipenuhinya kebutuhan dasar, sosial, ekonomi dan sarana prasarana dasar serta lingkungan bagi masyarakat miskin. BKM berkedudukan sebagai lembaga pimpinan masyarakat warga kelurahan dan merupakan lembaga pengendali kegiatan penanggulangan kemiskinan di kelurahan yang bersangkutan. 3. Pemberdayaan Masyarakat adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat fisik maupun ekonomi, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, politik dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

H. Defenisi Operasional

36 Untuk memberikan kejelasan tentang batasan yang akan diteliti, maka penulis merumuskan defenisi operasional untuk menjelaskan indikator yang akan diteliti. Variabel pokok dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana implementasi pelaksanaan P2KP yang dilakkukan BKM untuk memberdayakan masyarakat miskin di tingkat kelurahan A. Adapun kegiatan P2KP yang dilaksanakan BKM variabel X 1 , untuk memberdayakan dan meningkatkan akses masyarakat miskin, indikatornya : 1. Sosialisai P2KP a. Adanya musyawarah atau rembug warga yang dihadiri oleh perangkat kelurahan, perwakilan warga dan masyarakat miskin untuk mensosialisaikan mengenai P2KP. b. Adanya pembagian brosur kepada warga kelurahan mengenai P2KP 2. Perencanaan dan Pelaksanaan - Mengorganisasi masyarakat musyawarah warga untuk merencakan kegiatan- kegiatan penaggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat miskin. b. Penyaluran Program Pemberdayaan Sosial - Adanya bantuan program beasiswa pendidikan - Adanya bantuan biaya untuk program kesehatan lansia lanjut usia c. Penyaluran Program Pemberdayaan Lingkungan - Adanya bantuan untuk rehabperbaikan rumah warga miskin yang sangat tidak layak huni. - Adanya bantuan untuk perbaikanrehab lingkungan alam disekitar lingkungan masyarakat kelurahan: pembuatan parit dan selokan, pembuatan riol tertutup untuk warga, pengecoran gang pemukiman warga, rehab jembatan, perbaikan jalan-jalan rusak disekitar lingkungan perumahan warga,dll. d. Penyaluran Program Pemberdayaan Ekonomi 37 - Adanya bantuan pinjaman modaldana bergulir dengan kredit lunak dalam mengerakkan dan mengembangkan usaha yang dimiliki masyarakat miskin. - Kegiatan pendidikan, pembinaan pengetahuan dan keterampilan masyarakat menjahit, sablon, tata boga, montir sepeda motor,dll - Adanya bantuan pemasaran dari mitra kerja dalam memasarkan hasil produksi usaha masyarakat miskin. - Adanya bantuan fasilitas kepada usaha masyarakat miskin dan penaggulagan kemiskinan. 3. Pengendalian dan Pemeriksaan - Membangun transparansi dan akuntabilitas terhadap penggunaan dana program pemberdayaan masyarakat dan penaggulangan kemiskinan melalui papan pengumuman, rapat-rapat terbuka,dll. 4. Pengawasan dan Pelestarian - Monitoring dan evaluasi terhadap proses kegiatan dan keberhasilan pemberdayaan masyarakat miskin pengawasan terhadap penggunaan dana P2KP yang disalurkan ke warga. B. Pemberdayaan Masyarakat Miskin Variabel Y: 1. Terciptanya lapangan kerjakesempatan usaha : - Tersedianya danamodal yang cukup - Memiliki keterampilan, pendidikan dan pengetahuan yang memenuhi syarat untuk memperoleh pekerjaan atau membuka uasah baru 2. Meningkatkan pendapatan: - Pendapatan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok - Pendapatan yang ada, dapat disisihkan untuk ditabung 38 3. Kualitas rumahtempat tinggal: - Kondisi bangunan rumah memenuhi syarat layak huni - Terpenuhinya fungsi-fungsi tertentu dari ruangan yang dibutuhkan seperti; ruang tamu, dapur, kamar, dll. 4. Tingkat kualitas pendidikan yang diperoleh anggota keluarga: - Anggota keluarga tidak ada yang putus sekolah - Anggota Keluarga tidak ada yang buta huruf 5. Kualitas pelayanan kesehatan yang diperoleh: - Kemampuan untuk membeli obat-obatan - Kemampuan untuk berobat ke puskesmas rumah sakit atau dokter 6. Pengembangan kebutuhan sosial psikologis: - Kesempatan untuk konsultasibertukar pikiran antar sesama anggota keluarga - Aktif dalam perkumpulan organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, dan lain-lain. BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI POLITIK DAN PEMERINTAHAN ORDE BARU

II.1 Pemerintahan Orde Baru Dalam Bidang Ekonomi

Sejarah pembangunan ekonomi Orde Baru mengajarkan mengenai paham liberalisasi ekonomi, melepaskan isolasi ekonomi menuju mekanisme pasar, mengedepankan asas kebebasan, dan persaingan usaha yang merupakan ciri perubahan terpenting sejak Presiden Soeharto memegang tampuk kekuasaan pemerintah. Kebijakan liberalisasi ekonomi soeharto nempak bertolak belakang dengan kebijakan politik yang serba penuh kekangan dan represif, sehingga perubahan politik fundamental tidaklah begitu berarti. Namun demikian liberalisasi ekonomi Orde Baru amat bijak memperhatikan faktor-faktor reservasi yang menonjol dengan kebijakan proteksi produksi dalam negeri. Berdasarkan kajian perspektif ekonomi Orde Baru, percaya kepada sistem ekonomi pasar. Pada tahun-tahun pertama pembangunan ekonomi adalah keputusan untuk mengundang modal asing, baik untuk mengeksploitasi sumber daya nasional, serta untuk melakukan pinjaman luar negeri, menjadi agenda utama dalam menerapkan strategi perbaikan ekonomi yang terancam limbung. Kebijakan itu diambil dengan alasan tidak cukup tersedia dana dalam negeri untuk membiayai kesulitan mendesak jangka pendek maupun merealisasikan perencanaan proyek- proyek pembangunan jangka menengah dan jangka panjang. Kondisi serba kekurangan kapital tersebut telah mendorong masuk dalam suatu sistem ekonomi neo-liberal. Sejarah perkembangan bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara kehidupan ekonomi dan format ideologi politik. Hal ini mudah dimengerti karena kehidupan ekonomi, bersangkutan dengan masalah produksi, distribusi, konsumsi dan pertukaran barang dan jasa, sedangkan format politik bertautan dengan kultur, struktur dan prosedur hidup antara manusia yang memerlukan barang dan jasa tersebut.perkembangan sejarah tersebut juga berlaku dalam kehidupan ekonomi dan politik di Indonesia. Pengaruh liberalis dan kapitalis masuk kedalam negara Indonesia disebabkan melalui berbagai undang-undang mengenai modal asing pada tahun 1967. Bidang- bidang yang paling intensif terpengaruh dengan modal asing ini adalah sektor industri, pertambangan, perkebunan, keuangan dan perbankan. Investasi dalam bidang pertambangan dan perkebunan memerlukan penyediaan lahan yang amat luas, yang di beberapa daerah mengakibatkan pergusuran rakyat setempat dari tanah yang sudah didiaminya selama berpuluh tahun. Dalam dasawarsa 1990-an, pengaruh liberalis dan kapitalisme semakin berkembang melalui faham neo-liberalisme, bertujuan mengkomersialkan seluruh barang dan jasa, jika perlu dengan meniadakan fungsi pemerintah dalam bidang kesejahteraan rakyat. Privatisasi besar-besaran badan-badan usaha milik Negara termasuk dalam kerangka pengaruh liberalisme dan kapitalisme ini. Demikian juga pengaruh jalan pikiran strategis militer dalam pembangunan nasional terlihat dalam proses penyusunan rencana pembangunan yang dirancang bagaikan mempersiapkan suatu kampanye militer. Sebagai suatu tugas strategi yang akan memakan waktu panjang dan memerlukan pengerahan sumber daya nasional yang besar. Tujuan jangka pendek pemerintahan Soeharto adalah mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai rupiah, memperoleh hutang luar negeri, serta mendorong masuknya investasi asing. Dan untuk satu hal ini, kesuksesan presiden Soeharto tidak dapat dipungkiri. Presiden Soeharto sendiri sukses mendorong masuknya investasi asing ke negara Indonesia. Sebutan konglomerasi biasa dipanggil dalam kiprah Orde Baru. Dilihat dari positifnya, munculnya fenomena konglomerat adalah berkaitan dengan penyediaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi. Pemerintah mendorong pengusaha industri permesinan yang berafiliasi dengan negara India dan Cina, dengan cara memfasilitasi para pengusaha India dan Cina tersebut di negara Indonesia. Mereka akhirnya menjadi konglomerat usaha raksasa karena mendapat dukungan dari pemerintah, dalam bentuk proteksi, tata niaga, akses kredit dan subsidi. Sejarah perkembangan bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara kehidupan ekonomi dan format ideologi politik. Hal ini mudah dimengerti karena kehidupan ekonomi, bersangkut paut dengan masalah produksi, distribusi, konsumsi dan pertukaran barang dan jasa, sedangkan format politik bertautan dengan kultur, struktur dan prosedur hidup bersamaan antara manusia yang memerlukan barang dan jasa tersebut. Perkembangan sejarah tersebut juga berlaku dalam kehidupan ekonomi dan politik di Indonesia. Pada masa pemerintahannya, Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan ekonomi sebagai pokok tugas dan tujuan pemerintah. Dia mengangkat banyak teknokrat dan ahli ekonomi yang sebelumnya bertentangan dengan Soekarno yang cenderung bersifat sosialis. Teknokrat-teknokrat yang diangkat umumnya berpendidikan barat dan liberal, lulusan Berkeley, sehingga mereka lebih dikenal dengan klik Mafia Berkeley di kalangan Ekonomi, Industri dan Keuangan Indonesia. Tahun 1990-1998 disebut dengan Rezim Soeharto, karena Soeharto berjalan sendiri bersama kroni-kroninya dan meninggalkan mitra tradisionalnya dikalangan Orde Baru, yaitu Militer, Golkar, dan Teknokrat. Dan Soeharto lebih concern melihat dirinya sebagai perwujudan sebagai seorang ”Raja Jawa”. Bulan Maret 1993 Soeharto dipilih MPR kembali sebagai presiden untuk yang keenam kalinya. Dan yang menjadi wakil dari Presiden Soeharto sendiri yaitu Jendral Try Sutrisno. Pembangunan Orde Baru, fokus pada upaya perbaikan ekonomi nasional melalui pengembangan struktur administrasi pembangunan yang didominasi oleh personel militer bersinergis dengan para ahli ekonomi didikan Barat. Presiden Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi demi tujuan ganda, yaitu untuk mencapai stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi. Sejarah pembangunan ekonomi Orde Baru mengajarkan mengenai paham liberalisasi ekonomi, melepaskan isolasi ekonomi menuju mekanisme pasar, mengedepankan asas kebebasan, dan persaingan usaha yang merupakan ciri perubahan terpenting sejak Presiden Soeharto memegang tampuk kekuasaan pemerintahan. Kebijakan liberalisasi ekonomi Soeharto nampak bertolak belakang dengan kebijakan politik yang serba penuh kekangan dan represif, sehingga perubahan politik fundamental tidaklah begitu berarti. Namun demikian, liberalisasi ekonomi model Soeharto amat bijak memperhatikan faktor-faktor reservasi yang menonjol dengan kebijakan proteksi produksi dalam negeri. Presiden Soeharto mengangkat banyak teknokrat dan ahli ekonomi yang mengerti perekonomian liberlisme. Agar pembangunan ekonomi berhasil perlu stabilitas keamanan nasional. Sebab itu Soeharto juga tidak menginginkan ada konflik di tengah masyarakat yang menyangkut SARA suku, agama, ras, dan antargolongan. Konflik antar-etnis yang potensinya sudah mulai tampak sejak awal Orde Baru dilarang didiskusikan dan disimpan di bawah karpet. Pembangunan ekonomi yang dijalankan sejak Orde Baru terutama di daerah Indonesia Timur seperti Irian Jaya dan kemudian Timor Timur setelah tahun 1976 menimbulkan persoalan baru. Para imigran dari Sulawesi Bugis-Buton-Makasar menguasai perekonomian setempat dan sementara orang Jawa mendominasi birokrasi karena penduduk lokal belum mampu menduduki jabatan tersebut. Rencana pembangunan nasional disusun berdasarkan suatu strategi Akselerasi Modernisasi 25 tahun. Dalam pelaksanaannya terbagi dalam lima kali. Rencana Pembangunan Lima Tahun Repelita, yang setiap tahunnya dijabarkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja RAPB Tahun. Sejak Repelita I hingga Repelita VI, pemerintah telah menyusun arah pembangunan ekonomi dengan jelas. Sasarannya adalah menciptakan landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri, yang pelaksanaannya dititikberatkan pada bidang ekonomi. Sasaran pembangunan bidang ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dan tercapainya struktur ekonomi yang seimbang, yaitu kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kekuatan dan kemampuan pertanian yang tangguh. Arah pembangunan Repelita I hingga VI secara singkat dapat di jelaskan sebagai berikut: a. Repelita I 19691970-19731974, difokuskan pada stabilitasi ekonomi dengan melakukan pengendalian inflasi dan penyediaan kebutuhan pangan dan sandang dalam jumlah yang cukup. b. Repelita II 19741975-19781979, difokuskan pada peningkatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui upaya peningkatan ketersediaan lapangan kerja. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas utama guna mendorong terciptanya lapangan kerja. c. Repelita III 19791980-19831984, fokusnya adalah pada swasembada pangan, peningkatan ekspor non-migas dan mengupayakan terjadinya pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pada masa itu, dilakukan berbagai upaya untuk memperlancar proses transisi ekonomi, dari sektor pertanian ke industri. d. Repelita IV 19841985-19881989, difokuskan pada peningkatan kemampuan ekonomi dalam negeri dengan mengurangi ketergantungan pada sektor migas dan mendorong ekspor non-migas. Hal ini merupakan reaksi atas memburuknya ekonomi dunia dan neraca pembayaran Indonesia pada Pelita III. Disamping itu diupayakan juga peningkatan industri manufaktur dengan tetap memperhatikan peningkatan kesempatan kerja. Periode ini dilakukan perbaikan, baik sektor riil maupun moneter, melalui berbagai kebijakan seperti melakukan devaluasi untuk mendorong ekspor, deregulasi perbankan untuk memobilisasi dana masyarakat melalui tabungan domestik, deregulasi sektor riil untuk mengurangi hambatan tarif dan memacu investasi. e. Repelita V 19891990-19931994, fokusnya tidak terlalu berbeda dengan Repelita IV, yaitu mengupayakan peningkatan kemampuan dalamnegeri. Pemerintah juga mengupayakan peningkatan kesempatan berusaha bagi seluruh warga negara dengan menghilangkan berbagai kendala yang menghambat keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan. Deregulasi sektor riil dan moneter terus dilaksanakan untuk mendorong tercapainya perekonomian yang lebih efisien. f. Repelita VI 19941995-19981999, fokusnya adalah: 1. Penataan dan pemantapan industri nasional. 2. Peningkatan diversifikasi usaha dan hasil pertanian serta peningkatan ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian yang didukung oleh industri pertanian. 3. Penataan dan pemantapan kelembagaan dan sistem koperasi agar koperasi semakin efisien serta berperan utama dalam perekonomian rakyat dan berakar di masyarakat. 4. Peningkatan peran pasar dalam negeri serta perluasan pasar luar negeri. Tujuan jangka pendek pemerintahan Orde Baru ini adalah mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai rupiah, memperoleh hutang luar negeri, serta mendorong masuknya investasi asing. Dan untuk satu hal ini, kesuksesan tidak dapat di pungkiri. Pemerintahan Orde Baru membongkar isolasi ekonomi menjadi terbuka. Strategi pembangunan ekonomi sektor riil pada pemerintahan Orde Baru, nampak sudah benar. Pembangunan ekonomi Orde Baru dilihat dari segi fisiknya, telah berhasil mengubah Indonesia yang semula tradisional menjadi lebih modern dan atraktif. Seperti adanya industrialisasi dan berdirinya gedung-gedung modern di kota- kota besar di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi hampir selalu mendapat pujian dari Bank Dunia, IMF dan badan badan keuangan internasional lainnya. Pada periode tahun 1990-1998, disebut sebagai masa rezim Soeharto murni, bukan lagi rezim Orde Baru 1966-1970, bukan rezim Militer 1970-1980, bukan rezim Golkar 1980-1990, dan bukan rezim Teknokrat, dianggap oleh Soeharto telah berlalu. Dan soeharto jatuh atau dijatuhkan oleh kekuaasaannya sendiri dan para mitra tradisionalnya sendiri. Ia kemudian mulai berpikir untuk menjadi penguasa politik. Ketika teknokrat nampak tersingkir dari sisi Soeharto, Habibie sebagai teknolog tampil mendampingi. Kemudian posisi militer pun tersingkirkan pula. Pada 1993 Komisi HAM PBB membuat resolusi yang mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap pelanggaran hak-hak asasi manusia di Indonesia dan di Timor Timur yag ditujukan kepada kalangan militer. Reputasi Soeharto pun memburuk karena dari tahun-ke tahun dikembangkan isu mengenai pelanggaran HAM di Timor Timur, serta adanya kebijakan embargo senjata di Amerika Serikat dan Para sekutunya di negara-negara Barat. Dan ini menjadi kendala utama dalam politik luar negeri, pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Timor Timur ini yang mencapai puncaknya dengan penembakan terhadap warga sipil di makam Santa Cruz 12 November 1991. Indonesia seharusnya prihatin dengan dipilihnya Ramos Horta dan Uskup Belo sebagai penerima hadiah Nobel perdamaian tahun 1996. Mereka berdua terpilih atas upaya mereka membela hak-hak asasi orang Timor Timur. Kepemimpinan Orde Baru sangatlah otoriter, semua ketidaknyamanan, ketidakstabilan dan ketidakpuasan rakyat tidak muncul keluar permukaan melainkan tetap diam tanpa perlawanan. Dan yang tampak keluar adalah stabilitas dan kenyamanan. Ini semua diakibatkan karena kepiawaian soeharto dalam Lahirnya Orde Baru, yang berarti sebuah orde dengan tekad yang kuat untuk melaksanakan dan mengoperasikan ideologi Orde Baru yang membuat kekuasaan setara dengan agama yaitu bersifat absolut. Ideologisasi ini di susupkan lewat rasionalisasi setiap kebijakan Orde Baru oleh barisan kaum intelektual dan juga kaum agamawan yang setia di sekitar Soeharto sehingga segala sesuatu yang dilakukan rezim ini tampak baik-baik saja. Demokrasi juga dikembangkan oleh pemerintah, tetapi demokrasi itu dibungkus dengan nama demokrasi Pancasila. Muatan dan isi dari demokrasi Pancasila sudah dikontruksi oleh ideologi Orde Baru. Ideologi Orde Baru dengan sangat piawai di susupkan ke dalam doktrin nilai-nilai Pancasila yang kemudian diajarkan di sekolah-sekolah, di penataran-penataran dan di segala penulisan sejarah. Praktis demokrasi Pancasila hanya memiliki satu tafsir Pancasila versi pemerintah. Meskipun disebutkan bahwa Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 tidak memiliki tafsir, tetapi kenyataanya pemerintahlah yang selalu menafsirkannya. 26 Karena kemasan baru yang agak modern dibandingkan pad zaman feodalis, muncullah istilah birokrasi neo-patrimonial. Neo-patrimonialisme adalah rezim birokrasi yang seolah-olah modern yang didasarkan kewibawaan tradisional yang paternalistik. Perekonomian menjadi cenderung sentralistik sebagaimana kekuasaan itu sendiri. Proses demokratisasi, termasuk dibidang ekonomi, menjadi macet karena Menurut laporan PERC Political and Economy Risk Consultancy tahun 1997, relationship banking merupakan ciri sistem perbankan Asia yang rentan terhadap hubungan kolusi dalam pemberian kredit. Sinyalemen ini terbukti ketika sejak akhir 1997, sistem perbankan Indonesia, Thailand, Korsel dan Jepang mengalami krisis dalam stadium yang cukup parah. Di Asia sejak 1970-an merebak fenomena bisnis keluarga family business yang menjadi tulang punggung industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi di banyak negara. Dalam family business, urusan bisnis dan kekeluargaan memiliki hubungan sangat erat. sebegitu eratnya, keuangan perusahaan dan keluarga dapat tumpang tindih, dalam artian perusahaan dan keuangan keluarga tidak diatur dengan baik. Anggota organisasi bisnis ibarat anggota keluarga yang mempunyai pertalian emosi sangat kuat. Nilai-nilai kekeluargaan merupakan ”jiwa” manajemen bisnis gaya Asia. 26 Baskara T. Wardaya. Op Cit., Hal.81. terbentur banyaknya hambatan. Informasi atau ide yang berasal dari atasan selalu dianggap benar. Menurut Richard Robison, kapitalisme produk birokrasi patrimonial tidak mengenal pemisahan yang jelas antara fungsi produksi dan kepentingan pribadi. Inilah yang memunculkan istilah kapitalisme birokrasi. Fenomena ini terwujud di Indonesia melalui kombinasi antara jabatan birokrasi dan kegiatan ekonomi yang bersifat informal dan tidak langsung, dengan klien yang dependen. 27 Peristiwa 3 Juli 1946 tersebut sesungguhnya merupakan babak baru, cikal bakal yang merupakan pertama sekali pemikiran Soeharto masuk kedalam ranah politik. Soeharto yang terkenal piawai dalam bidang militer, namun bibit-bibitnya

II.2. Pemerintahan Orde Baru Dalam Bidang Politik

Peristiwa 3 Juli 1946, memiliki perspektif dalam sejarah politik Indonesia yang melibatkan peran Soeharto membebaskan tahanan politik di penjara Wirogunan, Yogyakarta kemudian membawanya ke Markas Resimen Wiyoro. Disini sudah ada Mayjen Soedarsono. Di tempat ini para pengikut Tan Malaka menyusun maklumat yang isinya seolah Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Tan Malaka. Maklumat itu dibawa ke Istana agar di tandatangani Presiden Soekarno. Usaha itu gagal, kelompok itu kemudian di tangkap pengawal Presiden. 27 Indra Ismawan. Op Cit,. Hal: 99. sebagai seorang politikus tertanam sejak adanya Peristiwa 3 Juli 1946 ini. Soeharto telah memakai tangan orang lain untuk membebaskan dirinya dari kesulitan. 28 28 H. Ahmad Shahab, Biografi Politik: Presiden Republik Indonesia Kedua Soeharto Pembangunan Partisipasi, Jakarta: Golden Terayon Press, 2008. Hal: 57. Pada tanggal 1 Maret 1949, dalam sehari Letkol Soeharto berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda yang kemudian peristiwa tersebut di abadikan sebagai perjuangan yang legendaris bagi rakyat Indonesia dengan sebutan Jogja kembali. Karir militer dan politik Soeharto mulai menanjak pesat sejak adanya peristiwa G30SPKI Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia tahun 1965. Pada pagi hari tanggal 1 Oktober 1965, Soeharto mengambil alih pimpinan TNI Angkatan Darat sera menyusun kekuatan untuk menghancurkan G30SPKI. Dari rencana-rencana yang dibuat oleh Soeharto akhirnya berhasillah G30SPKI dimusnahkan dari negara Indonesia. Setelah diangkat menjadi Pejabat Presiden tahun 1967 dan Presiden tahun 1968, perhatian utama Soeharto adalah pemulihan ekonomi yang sangat merosot pada akhir pemerintahan Soekarno. Soeharto berprinsip bahwa pembangunan ekonomi memerlukan stabilitas keamanan baik secara nasional maupun regional. Indonesia segera memulihkan hubungan dengan Malaysia, kembali menjadi anggota PBB, mensponsori pembentukan ASEAN dan kemudian menjadi motor penggerak organisasi regional tersebut. Keamanan dalam negeri harus terjamin agar penanaman modal asing yang diperlukan tidak terganggu. Tindakan represif dilakukan baik terhadap pers, mahasiswa maupun kelompok masyarakat yang mencoba melakukan kritik tajam terhadap kebijakn. Ia mempunyai pembantu dekat yang terdiri dari berbagai kelompok, terutama beberapa fraksi militerintelijen dan para ekonom dari Universitas Indonesia. Dengan penuh perhatian ia mendengar keterangan dan penjelasan dari para menteri ekonominya, meskipun setelah 10 tahun kemudian ia dapat menguasai persoalan teknis tersebut. Terhadap para jenderalnya ia membuat mereka tergantung kepada dia dan satu sama lain saling mencurigai serta tidak ada putra mahkota di bawah dia. Orde Baru lahir memetik hikmah dari suasana negara dalam keadaan kacau balau. Pertikaian politik yang berlarut-larut antar berbagai golongan politik. Kebangkrutan ekonomi, dimana inflasi mencapai sampai sekitar 650 persen, membuat melambungnya harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari. Maka kelahiran Orde Baru yang lebih mengedepankan nasib rakyat, mendapatkan sambutan yang hangat dari masyarakat. Soeharto sebagai tokoh sentral Orde Baru memulai strategi politik dan ideologisnya. Caranya, dengan menggabungkan antara pandangan hirearkis militer yang berpola ketaatan garis komando atasan kepada bawahan yang ketat disatu pihak, dan konsep stratifikasi sosial budaya Jawa yang berpola ketaatan paternalistik serba tertutup dipihak lain. Birokrasi Orde Baru, meskipun memperlihatkan ciri-ciri modern, namun tetap kental dengan nilai-nilai lama yang merupakan tradisi dan budaya politik Jawa, seperti karakteristik patrimonial. Jabatan dan keseluruhan hirearki birokrasi didasarkan pada hubungan personal atau hubungan ”majikan- buruh”. 29 Soeharto memulai Orde Baru dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Kedua organisasi ini lebih berfungsi secara stempel untuk tiap kebijakan Soeharto. Anggotanya bahkan dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Maka tidak heran jika aspirasi rakyat sama sekali tidak dapat didengar oleh pusat. Pembagian Pendapatan Asli Daerah PAD juga sangat tidak adil karena 70 dari PAD tiap propinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang antara pusat dan daerah. 30 1. Partai Persatuan Indonesia PPP Didalam bidang politik, Presiden Soeharto melakukan penyatuan partai-partai politik sehingga pada masa itu dikenal tiga partai politik, yaitu: 2. Golongan Karya Golkar 3. Partai Demokrasi Indonesia PDI. Dalam upayanya menyederhanakan kehidupan berpolitik di Indonesia sebagai akibat dari politik pada masa Presiden Soekarno yang menggunakan sistem 29 Baskara T. Wardaya, Op Cit. Hal: 71. 30 Ibid,. Hal: 74-75. multipartai yang berakibat pada jatuh bangunnya kabinet dan dianggap penyebab tersendatnya pembangunan. Kemudian dikeluarkannya UU Politik dan Asas Tunggal Pancasila yang mewarnai kehidupan politik saat itu. Namun dalam perjalanannya, terjadi ketimpangan dalam kehidupan politik dan muncul istilah ”mayoritas tunggal” yaitu Golkar dalam setiap penyelenggaraan Pemilu. Soeharto menunjuk secara langsung 20 anggota MPR yang kebanyakan diambilkan dari unsur-unsur Golkar. Dalam kehidupan pengaruh di birokrasi, Golkar satu-satunya yang diterima oleh pejabat pemerintah. Rezim Orde Baru sangat terkenal dengan kekerasan-kekerasan yang dilakukannya terhadap masyarakat. Pada masa ini terjadi penekanan terhadap bangsa Tionghoa, melarang penggunaan penulisan Tionghoa di berbagai material tertulis, dan menutup organisasi Tionghoa karena tuduhan simpati mereka terhadap komunis. Pada tahun 1970 Soeharto melarang protes pelajar setelah demonstrasi yang meluas melawan korupsi. Sebuah komisi menemukan bahwa korupsi sangat umum. Soeharto menyetujui hanya dua kasus dan kemudian menutup komisi tersebut. Korupsi kemudian menjadi sebuah endemik. Dia memerintah melalui kontrol militer dan penyensoran media. Dia menguasai finansial dengan memberikan transaksi mudah dan monopoli kepada saudara-saudaranya, termasuk enam anaknya. Soeharto juga terus memainkan faksi berlainan di militer melawan satu sama lain, dimulai dengan mendukung kelompok Nasionalis dan kemudian mendukung unsur Islam. Pada interval waktu antara tahun 1975 sampai 1983, terjadi proses transisi yang ditandai dua macam krisis, yaitu krisis politik dan ksisis ekonomi. Krisis politik terjadi ketika meletus peristiwa Malari yang menentang modal asing, mahasiswa berdemonstrasi menyambut kedatangan Perdana Menteri Jepang Tanaka. Sejak awal 1970 Soeharto mengeluarkan larangan melakukan protes pemuda pelajar dan mahasiswa yang dulu sewaktu menjatuhkan rezim Orde Lama dikenal sebagai KAPPI dan KAMI. Pada 1973 dia memenangkan jangka lima tahun berikutnya melalui pemilihan ”electoral college”. Dan juga terpilih kembali pada 1978,1983,1988, 1993 dan 1998. Soeharto mengubah UU Pemilu dengan mengizinkan hanya tiga partai yang boleh mengikuti pemilihan, termasuk Golkar. Oleh karena itu, semua partai Islam yang ada diharuskan bergabung menjadi Partai Persatuan Pembangunan PPP, sementara partai-partai non-Islam Katolik dan Protestan serta partai-partai nasionalis digabungkan menjadi Partai Demokrasi Indonesia. Korupsi mejadi beban berat pada era 1980-an. Pada 5 Mei 1980 sebuah kelompok yang lebih dikenal dengan Petisi 50 menuntut kebebasan politik yang lebih besar. Kelompok ini terdiri dari anggota militer, politisi, akademik dan mahasiswa. Media Indonesia menekan beritanya dan pemerintah mencekal penandatanganannya. Setelah pada tahun 1984 kelompok ini menuduh bahwa Soeharto menciptakan negara satu partai, beberapa pemimpinnya dipenjarakan. Pada tahun 1996 Soeharto berusaha menyingkirkan Megawati Soekarnoputri dari kepemimpinan Partai Demokrasi Indonesia PDI, salah satu dari tiga partai resmi. Pada Juni pertengahan tahun yang sama, pendukung Megawati menduduki markas besar partai tersebut. Setelah pasukan keamanan menahan mereka, kerusuhan pecah di Jakarta pada 27 Juli 1996. Yang dikenal dengan Peristiwa Kudatuli Kerusuhan Dua Tujuh Juli. Namun, praktik sosio-politik tersebut masih dirasakan sesuatu yang biasa dan, karena itu, tidak perlu mengganti pemerintah. Itu semua dianggap sebagai kesalahan oknum dan sejumlah kecil orang. Juga bukan kesalahan Soeharto, biasanya bila masalah itu memuncak Soeharto akan memanggil oknum tersebut dan persoalan menjadi ”selesai”. Disisi lain meskipun kepemimpinan Orde Baru sangat otoriter, namun kehidupan rakyat ”tampak” tenang, stabil, cukup pangan. Semua ketidaknyamanan, ketidakstabilan, dan ketidakpuasan rakyat tidak keluar ke permukaan dan hanya mengendap di ”bawah karpet”, yang tampak keluar adalah stabilitas dan kenyamanan. Ini semua karena kepiawaian Soeharto mengoperasikan ideologi Orde Baru yang membuat setara agama yang bersifat absolut. Ideologisasi ini disusupkan lewat rasionalisasi setiap kebijakan Orde Baru oleh barisan kaum intelektual dan juga kaum agamawan yang setia di sekitar Soeharto sehingga segala sesuatu yang dilakukan rezim ini tampak baik-baik saja. Pada masa Orde Baru, demokrasi memang dikembangkan oleh pemerintah, tetapi demokrasi itu dibungkus dengan nama demokrasi Pancasila. Muatan dan isi demokrasi Pancasila sudah dikonstruksi oleh ideologi Orde Baru. Ideologi Orde Baru dengan sangat piawai disusupkan kedalam doktrin nilai-nilai Pancasila yang kemudian diajarkan didalam sekolah-sekolah, dipenataran-penataran dan disegala penulisan sejarah. Praktis demokrasi Pancasila hanya memiliki satu tafsir, yaitu tafsir Pancasila versi pemerintah. Meskipun disebutkan bahwa Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 tidak memiliki tafsir, tetapi kenyataannya pemerintahlah yang selalu menafsirkannya. 47

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Alam

Alam lingkungan erat hubungannya dengan keadaan wilayah dari suatu tempat atau daerah. Kelurahan Tanjug Rejo medan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat, yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Keadaan monografi wilayah Kelurahan Tanjung Rejo Medan adalah Sebagai berikut :

1. Letak Wilayah

Kota Medan Propinsi Sumatera Utara. Wilayah Kelurahan Tanjung Rejo ini merupakan salah satu wilayah kelurahan yang terdapat di Kecamatan Medan Sunggal.

2. Luas Wilayah

Kelurahan Tanjung Rejo Medan memliliki luas keseluruhan 35.700 km 2 berada diantara perkantoran dengan luas 0,003km 2 dan pemukiman penduduk umum dengan luas 3,5 km 2 dan memiliki luas tanah wakaf 0,005 km 2 . Kelurahan Tanjung Rejo Medan sunggal terdiri dari 22 Lingkungan dengan jumlah penduduk 27.049 jiwa atau 8.797KK.

3. Potensi Alam

Potensi alam Kelurahan Tanjung Rejo Medan adalah sebagaimana umumnya kelurahan-kelurahan yang terdapat di daerah perkotaan yaitu kebanyakan ditunjang oleh sektor-sektor swasta dan industri.

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Pengaruh Kinerja Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (Studi Pada Pelaksanaan P2KP Di Desa Dalu X A Kecamatan Tg. Morawa).

0 79 145

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

Pengaruh Peogram Penaggulangan Di Perkotaan (P2KP) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahaan Gedung Johor Kecamatan Medan johor Kota Medan

1 61 142

Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan

2 57 100

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Medan Maimun

2 47 125

Upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui Program Penanggulangan Kamiskinan Di Perkotaan (P2KP) : studi kasus di BKM Bimas Kelurahan Pajang-Benda Kota Tangerang

6 69 112

Penyebab Kemacetan Dana Bergulir Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Gisikdrono Semarang Barat.

0 0 1