Pemberdayaan Masyarakat Kerangka Teori 1. Dimensi Pembangunan

16 telah dijelaskan dalam GBHN 1998 1998:16, yaitu : ”hak pembangunan dalam bidang agama, sosial, budaya, ekonomi maupun pembangunan pada sumber daya maanusia.. Pembangunan dilaksanakan secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Walau demikian harus diakui bahwa pemerintah memainkan peranan yang dominan dalam proses pembangunan development proses nasional.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan empowerment, berasal dari kata ’power’ kekuasaan atau keberdayaan. Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka Suharto, 2005:57. Menurut HAW Widjaja 2003: 169, pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik dibidang ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Pengertian lain mengenai pemberdayaan menurut Shardlow, dalam Rukminto 2003:55 pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana kelompok atau individu komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan membentuk masa depan yang sesuai dengan keinginan mereka sendiri Pengertian pemberdayaan yang lebih spesifik dikemukakan oleh Deepa Narayan 2002:14-15 yaitu: 17 “Empowerment is the expansion of assets and capabilities of poor people to participate in, negotiate with influence, control and hold accountable institutions that affect their lives”. Dari pengertian tersebut, pemberdayaan menyangkut dua hal yaitu : Pertama, perluasan aset-aset dan kemampuan masyarakat yang miskin atau tidak berdaya. Aset adalah materi baik fisik maupun keuangan. Kemampuan adalah segala yang melekat dalam diri masyarakat untuk menggunakan aset dengan berbagai cara yang beraneka ragam dalam meningkatkan kesejahteraan baik kemampuan sumber daya manusia, sosial maupun politik. Kemampuan menyangkut human capabilities kesehatan yang baik, pendidikan, dan produktivitas atau hal lain seperti skill, social capabilities kepemilikan sosial, kepemimpinan hubungankepercayaan, kepemilikan identitas, nilia-nilai yang mendukung kehidupan , dan kemampuan mengorganisir, political capabilities kemampuan untuk mewakili dirinya sendiri atau orang lain, akses informasi, membentuki aosiasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan politik bermasyarakat dan bernegara. Kedua, tujuan pemberdayaan agar masyarakat berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi, mengontrol, serta dapat menerima pertanggungjawaban lembaga- lembaga yang mempengaruhi kehidupan meraka. Naila Kabeer 2001 dalam Deepa Narayan 2005: 23 menyebutkan ”defenition of empowerment as the expansion in people’s ability to maker strategic life choice in a context where this ability was previously denied to them” Pemberdayaan didefenisikan sebagai perluasan kemampuan masyarakat untuk membuat pilihan-pilihan strategi hidup dalam menjawab ketidaberdayaan mereka sebelumnya. 18 Beragam defenisi pemberdayaan di atas menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat , termasuk individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan menujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan atau kemampuan dalam mememhuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial H.S.Pambudi, 2003:57-58. Pada intinya penberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat semakin tergantung pada program-program pemberian charity. Karena tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, dan membangun kemampuan masyarakat untuk memajukan diri kearah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan pemberdayaan adalah pembagian kekuasaan yang adil, sehingga meningkatkan kesadaran, kekuasaan, serta kemampuan kelompok yang lemah maupun individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan memperbesar pengaruh mereka terhadap negara dan hasil- hasil pembangunan.

3. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Pengaruh Kinerja Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (Studi Pada Pelaksanaan P2KP Di Desa Dalu X A Kecamatan Tg. Morawa).

0 79 145

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

Pengaruh Peogram Penaggulangan Di Perkotaan (P2KP) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahaan Gedung Johor Kecamatan Medan johor Kota Medan

1 61 142

Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan

2 57 100

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Medan Maimun

2 47 125

Upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui Program Penanggulangan Kamiskinan Di Perkotaan (P2KP) : studi kasus di BKM Bimas Kelurahan Pajang-Benda Kota Tangerang

6 69 112

Penyebab Kemacetan Dana Bergulir Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Gisikdrono Semarang Barat.

0 0 1