8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan
masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi
Bangsa Indonesia yang memuncak pada periode 1997-1999. Selama periode 1976- 1996 20 tahun, Repelita II-V angka kemiskinan Indonesia turun drastis dari 40
menjadi 11. Maka krisis moneter tahun 1997-1999 yang kembali meningkatkan angka kemiskinan menjadi 24 49,5juta jiwa.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskinan masih mewarnai penduduk Indonesia, terbatasnya sumber daya, terbatasnya akses
terhadap barang-barang konsumsi, tingkat kesehatan yang rendah dan kesempatan pendidikan yang tidak merata, tidak adanya investasi, kurangnya akses pelayanan
publik, tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas perumahan dan pemukiman yang jauh dibawah standar
kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu atau kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga.
Masalah Kemiskinan ini menyangkut beberapa dimensi, yaitu: Dimensi Politik: warga miskin kerap kali diabaikan dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut nasibnya. Dimensi Sosial: warga miskin kurang mendapat perhatian masyarakat dan pranata sosial karena pudarnya nilai kepedulian. Dimensi
9
lingkungan: seringkali kegiatan pembangunan lingkungan dan permukiman
berakiabat pada kerusakan lingkungan dan kurang berpihak pada warga miskin.
Dimensi ekonomi: warga miskin kesulitan memenuhi kebutuhan karena rendahnya penghasilan. Dimensi Aset: aset sumber daya ekonomi, modal dana, peralatan
kerja, SDM human capital, dan hunian sulit untuk diakses warga miskin karena dikuasai oleh segelintir orang. Rahadi, 2005:1.
Menurut Robert Chambers 1987 dalam Suyanto, 1995:7 masalah kemiskinan hanyalah salah satu dimensi dari perangkap kemiskinan. Unsur-unsur
dari perangkap kemiskinan tersebut adalah kerentanan, kelemahan jasmani, ketidakberdayaan dan derajat isolasi.
Kemiskinan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Index HDI, Index Pembangunan Masyarakat IPM Indonesia secara menyeluruh
kualitas manusia Indonesia relaitf sangat rendah, dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia.
Gejala ini mandapat perhatian yang memadai dari para pengambil kebijakan-kebijakan yang pernah ada. Mungkin kita telah melewatkan suatu
momentum yang sangat baik untuk belajar lebih mengenai pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan dan politik masyarakat kita. Strategi dan kebijakan
pembangunan yang diterapkan tidak menyumbang apapun bagi kesejahteraan rakyat miskin. Sebaliknya, malah membuat mereka semakin sengsara.
Banyak sudah upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi tingkat kemiskinan di pedesaan maupun di perkotaan melalui berbagai program-
program penanggulangan maupun pengentasan kemiskinan. Tetapi program - program tersebut belum menuai hasil yang memuaskan. Program-program
penanggulangan kemiskinan terdahulu hanya menitik beratkan pada salah satu
10 dimensi dari gejala kemiskinan, tidak menyentuh akar penyebab kemiskinan dan
tidak menumbuhkan kemandirian masyarakat, hanya membuat masyarakat bergantung setiap saatnya pada dana bantuan program tersebut untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, yang pada akhirnya tidak mewujudkan aspek keberlanjutan dari program-program penanggulangan kemiskinan tersebut.
Saat ini ada beberapa program pemerintah yang masih terlaksana dalam menanggulangi kemiskinan, khususnya masalah kemiskinan masyarakat perkotaan
salah satunya, yaitu P2KP Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan. P2KP dilaksanakan sejak tahun 1999. Strategi dan kebijakan dari P2KP lebih pro kaum
miskin dan lebih pro keadilan dengan pendekatan pople driven yang mengembangkan pola bottom-up dalam perencanaan dan meningkatkan partisipasi
aktif masyarakat dalam perencanaan. Penerapan P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan lebih memandang kepada pembangunan manusia, proses
pemberdayaan, pemampuan dan penguatan masyarakat miskin untuk mengatasi masalah mereka sendiri dan tidak meletakan mereka ke posisi-posisi
ketergantungan. Proses yang membutuhkan kemauan baik political will, baik dari pemerintah sebagai unsur pendukung maupun dari komponen masyarakat.
Kegiatan pelaksanaan P2KP Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan ditingkat kelurahan, diisyaratkan dikelola atas inisaitaif masyarakat
yang diupayakan semaksimal mugkin dibentuk secara demokratis dinamakan sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat BKM. Dalam jangka panjang, BKM
inilah yang akan menjadi forum pengambilan keputusan tertinggi ditingkat warga masyarakat sekaligus kendali untuk mengatasi berbagai persoalan sosial di
masyarakat.
11 Menyadari bahwa untuk membangun masyarakat warga dan menaggulangi
kemiskinan itu memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, sistematis dan terorganisir, dan memerlukan peran aktif dari seluruh komponen masyarakat maka
masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan mendirikan sebuah Badan Keswadayaan Masyarakat BKM yaitu BKM ”Makmur
Bersama”. Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal merupakan salah satu kelurahan di Kota Medan yang menjadi lokasi sasaran P2KP serta mendapat
dana BLM Bantuan Langsung Masyarakat P2KP. Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal adalah salah satu
kelurahan yang mempunyai angka kemiskinan warga yang cukup tinggi. Kelurahan ini berada di pusat kota tetapi masih terdapatnya pemukiman warga
yang tidak layak huni, kondisi lingkungan warga yang masih jauh dari tingkat kebersihan.
Pelaksanaan P2KP di Kelurahan ini telah memasuki fase ke 3 tiga yang dimulai tahun 2005. Implementasi P2KP yang dilaksanakan BKM di kelurahan ini
belum menunjukan dampak dari pembangunan tersebut, contoh misalnya: proses penyaluran bantuan terkesan lamban, serta bantuan yang diterima dinilai terlalu
kecil dan tidak mencukupi untuk dijadikan modal usaha. Hal ini menjadi tanda tanya besar yaitu apakah ketetapan kebijakan P2KP mampu meningkatkan
keberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat miskin dalam jangka panjang di kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: ”Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan
Perkotaan P2KP oleh BKM Terhadap Pemberdayaan Masyarakat” Studi pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal.
12
B. Perumusan Masalah