Siklus P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP

24 PJM Pronangkis KotaKab berbasis program masyarakat Pronangkis Kelurahan, serta melembagakan Komunitas Belajar Perkotaan KBP.

3.3. Sasaran P2KP

Dalam pelaksanaannya P2KP memiliki sasaran sebagai subyek dalam kegiatannya, yaitu: • Masyarakat, warga kelurahan peserta P2KP dan BKMlembaga masyarakat yang mengakar serta KSM kelompok Swadaya Masyarakat. • Pemerintah Daerah TKPK Daerah, perangkat pemerintah tingkat KotaKabupaten sd LurahKepala Desa yang terkait P2KP dan anggota TKPKD. • Kelompok Peduli, perorangan-anggota asosiasi profesi, asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, LSM, dan sebagainya yang peduli dengan kemiskinan. • Para Pihak Terkait, yaitu : Bank, notaris, auditor publik, media massa radio, tv, dan sebagainya.

3.4. Siklus P2KP

P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan memiliki langkah- langkah pelaksanaan program penaggulangan kemiskinan yang dikenal dengan siklus P2KP: 1. Sosialisasi P2KP dilakukan secara personal maupun melalui forum-forum pertemuan warga ditingkat kelurahandesa maupun ditingkat RT, RW, dusun. Sosialisasi juga dilakukan melalui media komunikasi elektronik, diseminasi melalui poster, brosur, spanduk maupun leaflet. Strategi sosialisasi dilaksanakan mnegacu pada hasil pemetaan sosial social mapping Tim fasilitator. 25 2. RKM Rembug Kesiapan Masyarakat untuk mengkonfirmasikan kembali, apakah masyarakat desakelurahan siap menerima atau menolak melaksanakan P2KP dengan segala konsekuensi partisipasi dan kontribusinya. 3. FGD Focus Group Discussion Refleksi Kemiskinan memiliki tujuan utama mengidentifikasi kriteria, karakteristik, faktor-faktor penyebab kemiskinan dan menggalang kepedulian untuk warga miskin. 4. Pemetaan Swadaya, sebagai proses pemetaan dan analisis potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat need assesment diklasifikasikan ke dalam : • Prasarana Lingkungan fisik, berkaitan dengan kebutuhan pembangunan prasarana pemukiman. • Ekonomi Produktif, berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pengembangan usaha kecil ekonomi produktif sektor informal. • Pengembangan Sosial dan Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan keterampilan dan kelompok potensial, disamping pemenuhan kebutuhan warga miskin terhadap bantuan maupun santunan sosial. 5. Pembentukan BKM Badan Keswadayaan Masyarakat sebagai proses pengorganisasian masyarakat dilaksanakan melalui rembug warga. 6. Perencanaan Partisipatif sebagai diwujudkan dalam proses untuk menyusun PJM Pronangkis Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan. PJM Pronangkis dirumuskan berdasarkan data-data tabulasi potensi dan masalah melalui kegiatan pemetaan swadaya survay kampung sendiri. PJM pronangkis selanjutnya dijadikan sebagai acuan pelaksanaan program penaggulangan kemiskinan di kelurahandesa setempat. Permasalahan dan potensi yang telah 26 diinventarisir dalam PJM Pronangkis diharapkan dapat mendorong pemecahan masalah berbasis keburtuhan masyarkat . 7. Kelompok Swadaya Masyarakat KSM terbentuk dan tumbuh bersama masyarakat. Pembentukannya didasarkan pada data-data kebutuhan masyarakat di dalam PJM Pronangkis dilengkapi dengan usulan-usulan proposalkegiatan yang diajukan kepada BKM. KSM mengakses dana BLM Bantuan Langsung Masyarakat P2KP melalui kegiatan Tridaya. Rencana kegiatan KSM disesuaikan dengan daftar kebutuhan yang telah tertuang dalam PJM Pronangkis, dan diselsksi berdasrkan skala prioritas. KSM dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan apabila masuk dalam kualifikasi dan prioritas yang disetujui melalui rapat BKM. 4.Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Badan Keswadayaan Masyarakat adalah lembaga masyarakat sebagai motor penggerak dalam penaggulangan kemiskinan. BKM sebagai wadah bersinergi dan lembaga kepercayaan milik masyarakat, yang diakui baik oleh masyarakat sendiri maupun pihak luar, dalam upaya membangun kemandirian menuju tatanan masyarakat madani, yang dibangun dan dikelola berlandaskanberbasis nilai-nilai universal yaitu: dapat dipercaya, ikhlaskerelawanan, kejujuran, keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan dalam keragaman Buku Pedoman P2KP, 2005:14. Tujuan BKM dibangun adalah agar masyarakat belajar mengorganisasi diri sebagai masyarakat warga yang sadar akan potensi dan persoalan di wilayahnya, dan supaya masyarakat belajar membudayakan norma pengambilan keputusan secara bersama kolektif berasakan musyawarah mufakat.

4.1. Proses Membangun Lembaga Masyarakat Berbasis Nilai BKM

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Pengaruh Kinerja Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (Studi Pada Pelaksanaan P2KP Di Desa Dalu X A Kecamatan Tg. Morawa).

0 79 145

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

Pengaruh Peogram Penaggulangan Di Perkotaan (P2KP) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahaan Gedung Johor Kecamatan Medan johor Kota Medan

1 61 142

Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan

2 57 100

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Medan Maimun

2 47 125

Upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui Program Penanggulangan Kamiskinan Di Perkotaan (P2KP) : studi kasus di BKM Bimas Kelurahan Pajang-Benda Kota Tangerang

6 69 112

Penyebab Kemacetan Dana Bergulir Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Gisikdrono Semarang Barat.

0 0 1