26 diinventarisir dalam PJM Pronangkis diharapkan dapat mendorong pemecahan
masalah berbasis keburtuhan masyarkat . 7. Kelompok Swadaya Masyarakat KSM terbentuk dan tumbuh bersama
masyarakat. Pembentukannya didasarkan pada data-data kebutuhan masyarakat di dalam PJM
Pronangkis dilengkapi dengan usulan-usulan proposalkegiatan yang diajukan kepada BKM. KSM mengakses dana BLM Bantuan Langsung Masyarakat P2KP
melalui kegiatan Tridaya. Rencana kegiatan KSM disesuaikan dengan daftar kebutuhan yang telah tertuang dalam PJM Pronangkis, dan diselsksi berdasrkan
skala prioritas. KSM dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan apabila masuk dalam kualifikasi dan prioritas yang disetujui melalui rapat BKM.
4.Badan Keswadayaan Masyarakat BKM
Badan Keswadayaan Masyarakat adalah lembaga masyarakat sebagai motor penggerak dalam penaggulangan kemiskinan. BKM sebagai wadah bersinergi dan
lembaga kepercayaan milik masyarakat, yang diakui baik oleh masyarakat sendiri maupun pihak luar, dalam upaya membangun kemandirian menuju tatanan
masyarakat madani, yang dibangun dan dikelola berlandaskanberbasis nilai-nilai universal yaitu: dapat dipercaya, ikhlaskerelawanan, kejujuran, keadilan,
kesetaraan, dan kebersamaan dalam keragaman Buku Pedoman P2KP, 2005:14. Tujuan BKM dibangun adalah agar masyarakat belajar mengorganisasi diri
sebagai masyarakat warga yang sadar akan potensi dan persoalan di wilayahnya, dan supaya masyarakat belajar membudayakan norma pengambilan keputusan
secara bersama kolektif berasakan musyawarah mufakat.
4.1. Proses Membangun Lembaga Masyarakat Berbasis Nilai BKM
27 Istilah BKM Badan Keswadayaan Masyarkat pada dasarnya merujuk baik
pada pemampuan lembaga yang ada, yang telah melalui prose konfirmasi ulang oleh masyarakat setempat dan direvitalisasi sesuai ketentuan P2KP, ataupun
lembaga P2KP yang dibentuk baru oleh masyarakat. Tahapan proses yang harus dilakukan masyarakat untuk memutuskan
memapukan dan merevitalisasi lembaga yang ada atau membentuk lembaga baru sebagai BKM, adalah :
1. Focus Group Discussion FGD refleksi lembagaan masyarakat berbasis nilai mengenai substansi tatanan masyarakat madani, yang salah satu indiukatornya
tercermin pada keberadaan lembaga masyarakat yang benar-benar aspirasif, mengakar, diakuinya kemanfaatannya, representstif dan berbasis pada
keikhlasankerelawanan, keadilan dan kejujuran. FGD-FGD refleksi lembaga masyarakat berbasis nilai dilakukan diseluruh tatanan masyarakat, baik masyarakat
pada umumnya mapun masyarakat miskin pada khususnya. Proses FGD refleksi lembaga masyarakat berbasisi nilai digerakkan dan difasilitasi oleh relawan-
relawan, dengan pendampingan dari fasilitator dan perangkat kelurahan setempat. 2. Identifikasi Lembaga-Lembaga yang ada, selanjutnya relawan-relawan dibantu
perangkat kelurahan setempat melakukan identifikasi profil dari berbagai lembaga masyarakat yang ada di kelurahannya. Identifikasi menyangkut hal-hal yang
berkaitan dengan landasan keberadaan mekanisme pembentukan, visi dan misi, tujuan, organisasi, kepengurusan, mekanisme pemilihan anggotapengurus, jenis
kegiatan yang dilakukan, dll. 3. Rembug Warga untuk merefleksikan dan mengevaluasi lembaga-lembaga yang
ada.
28 Atas dasar kesadaran kritis masyarakat terhadap pemahaman substansi lembaga
masyarakat berbasis nilai serta hasil identifikasi berbagai profil lembaga-lembaga yang ada, relawan-relawam dibantu perangkat kelurahan setempat selanjutnya
memfasilitasi rembug-rembug warga evaluasi lembaga yang ada, mulai dari tingkat RTRW atau dusun hingga kelurahan.
Agenda rembug warga terfokus pada menggali aspirasi dan apresiasi masyarakat terhadap kinerja dan kredibilitas berbagai lembaga-lembaga masyarakat yang ada
di wilayahnya setempat. Refleksi dan evaluasi dititik beratkan pada tingkat pengakaran dimasyarkat, tingkat kemanfaatannya bagi msyarakat, tingkat
aspiratifnya, tingkat representatif dan tingkat kepercayaan masyarakat. Aspirsasi dan apresiasi warga harus benar-benar berasal dari pendapat dan aspirasi masyarkat
tanpa rekayasa dari siapapun. 4. Rembug warga tingkat kelurahan untuk memutuskan merevitalisasi lembaga
yang ada atau membentuk lembaga baru. Hasil refleksi dan evaluasi terhadap profil lembaga-lembaga masyarkat di atas
menjadi masukan utama dalam rembug warga tingkat kelurahan yang akan memutuskan apakah akan merevitalisasi, menstrukturisasi dan memampukan
lembaga yang ada ataukah membentuk masyarakat yang baru sebagi BKM. Rembug warga dihadiri oleh representasi seluruh warga kelurahan, perangkat
kelurahan, kelompok peduli setempat dan relawan-relawan.
4.2. Anggota BKM