3
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila jumlah penggunaan pupuk bertambah, maka jumlah
produksi nilam akan bertambah, ceteris paribus.
4
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila jumlah penggunaan tenaga kerja bertambah, maka
jumlah produksi nilam akan bertambah, ceteris paribus.
5
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila jumlah biaya penyulingan bertambah, maka jumlah
produksi nilam akan berkurang, ceteris paribus.
6
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila jarak antara permukiman dengan perkebunan Nilam
bertambah, maka jumlah produksi nilam akan menurun, ceteris paribus.
3.6 Test Goodness of Fit Uji kesesuaian
3.6.1 Koefisien Determinasi R
2
Uji ketetapan perkiraan R
2
dilakukan untuk mendeteksi ketepatan paling baik dari garis regresi. Uji ini dilakukan untuk melihat besarnya nilai koefisien
determinasi. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan satu. Koefisien determinasi bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, sebaliknya nilai koefisien determinasi satu berarti suatu kecocokan sempurna dari ketepatan perkiraan model.
3.6.2 Uji t statistik Uji Parsial
Uji t statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak
signifikan terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho : bi = 0 Ha : bi
≠ 0
Universitas Sumatera Utara
Dimana b adalah koefisien variabel independen nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0, artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel
Y. bila t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata
signifikan terhadap variabel dependen. Dan t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho diterima, ini artinya bahwa variabel independen yang
diuji tidak berpengaruh nyata tidak signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung dapat diperoleh dengan rumus:
t=
Sbi b
bi −
dimana: bi = kofisien variabel ke-i.
b = nilai hipotesis nol. Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i.
Kriteria pengambilan keputusan : H
:
=
β H
diterima t t-tabel artinya variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. H
a
:
≠
β H
a
diterima t t-tabel artinya variabel independen secara
parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Kurva Uji t Statistik 3.6.3 Uji F statistik Uji Serentak
Uji Fstatistik dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama serentak terhadap variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan F-hitung dengan F-tabel pada tingkat kepercayaan tertentu α secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus : F-hitung=
k n
R k
R −
− −
2 2
1 1
Dimana: R
2
= koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model persamaan
n = Jumlah sampel Untuk pengujian dilakukan dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho:b
1
=b
2
=bk…………………………….b
k
= 0tidak ada pengaruh. Ha:b
2
=0………………………..………...i = 1ada pengaruh. Kriteria pengambilan keputusan :
:
2 1
= =
β β
H
H diterima F
F-tabel artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
:
2 1
≠ ≠
β β
a
H H
a
diterima F F-tabel artinya variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Gambar 3.1 Kurva Uji F Statistik 3.7 Uji Penyimpangan Asumsi klasik
Uji penyimpangan asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dan heterokedastisitas dalam hal estimasi, karena apabila
terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t dan uji f yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan
kesimpulan yang diperoleh.
3.7.1 Multikolineritas Multikolinearity