Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan, atau hasil observasi dari masyarakat yang memiliki usaha tanaman Nilam di Kabupaten
Pakpak Bharat dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah dipersiapkan penulis sebelumnya.
Data sekunder adalah data yang telah diolah. Diperoleh dari studi kepustakaan, buku literature, internet, jurnal, Dinas Pertanian daerah setempat,
serta bacaan lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang
akan diteliti. Dalam hal ini pengamatan langsung ke Kabupaten Pakpak Bharat dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi Nilam.
2. Wawancara, yaitu salah satu tekhnik pengumpulan data dan informasi dengan
mewawancarai masyarakat yang memiliki usaha tanaman Nilam di Kabupaten Pakpak Bharat.
3. Kuesioner Daftar Pertanyaan , yaitu salah satu tekhnik pengumpulan data
dan informasi dengan cara menyebarkan angket daftar pertanyaan kepada responden yang dijadikan sampel penelitian.
4. Studi Kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai
literature yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, internet dan lain-
lain.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti. Dalam hal ini adalah seluruh masyarakat petani yang memiliki tanaman Nilam di
Kabupaten Pakpak Bharat. Populasi adalah kelompok element yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, atau transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian Kuncoro, 2001: bab 3 .
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian himpunan bagian dari unit populasi yang mewakili keseluruhan objek penelitian.
Kriteria pengambilan sampel dilakukan dengan Judgement sampling. Judgement sampling adalah salah satu jenis Purposive sampling selain quota
samping dimana penelintian memilih sampel berdasarkan penelitian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud
penelitian Kuncoro, 2003: bab 7 . Dalam hal ini, penulis memilih Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Sitellu Tali urang Julu dan Kecamatan Salak
yang memiliki usaha budidaya tanaman nilam dan pengolahan melalui penyulingan daun nilam menjadi minyak. Jumlah Jumlah petani nilam yang
menjadi responden dari Kecamatan Salak sebanyak 4 orang, jumlah responden dari kecamatan Salak relatif sedikit, hal ini disebabkan luas dan produksi nilam
dari kecamatan Salak lebih sedikit jika dibandingkan dengan luas dan produksi nilam dari Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu dan kecamatan Sitellu Tali Urang
Jehe. Responden dari Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu berjumlah 12 orang dan
Universitas Sumatera Utara
dari Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe berjumlah 14 orang, jumlah responden dari 2 kecamatan tersebut memang relatif besar hal tersebut dikarenakan luas dan
produksi nilam dari 2 kecamatan tersebut sangat besar dan menjadi penghasil nilam terbesar dari seluruk kecamatan yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat.
3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer yaitu E-views 6.0 untuk mempermudah proses
penginputan data.
3.5.2 Model Analisis Data
Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terkait digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel-
variabel yang ada dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa Ordinary Least Square dengan model dasar fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu
persamaan:
Y = A K
α
L
β
………………………………………………………………… 1
Dengan memecah variabel K dan L dalam bentuk yang lebih spesifik, yaitu variabel-variabel eksplanatori yang digunakan dalam penelitian ini, maka fungsi
produksi menjadi:
Y = fX
1
,X
2
,X
3,
X
4
,X
5,
X
6,
.………………………………………………… 2
Kemudian fungsi tersebut di transformasikan kedalam model persamaan regresi linear sebagai berikut:
Y=β +β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+ β
6
X
6
+ µ ...................…………… 3
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Y
= Jumlah Produksi Nilam Kgpanen X
1
= Lama Bertanam Nilam Periode X
2
= Luas Lahan Produktif Meter X
3
= Pengguanaan Pupuk Rupiah X
4
= Penggunaan Tenaga Kerja Orang X
5
= Biaya penyulingan RupiahTanaman X
6
= Jarak antara pemukiman dengan perkebunan nilam Menitjam
α = Intercept konstanta.
Β β
1
β
2
β
3
β
4
β
5
β
6
= Koefisien regresi µ
= Kesalahan Pengganggu atau Term of error Selanjutnya untuk mendapatkan model penelitian, logaritma digunakan
terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mengaju pengaruh antar variabel penjelas atau explanatory variable terhadap produksi
nilam digunakan metode Ordinary Least Square OLS dalam bentuk regresi. Adapun spesifikasi model penelitian ini sebagai berikut :
Y= α+β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+β
4
X
4
+β
5
X
5
+β
6
X
6
+µ…………….………………… 4
Sehingga bentuk matematis hipotesis tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila lama bertanam nilam bertambah, maka jumlah
produksi nilam akan meningkat, ceteris paribus.
2
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila luas lahan produktif bertambah, maka jumlah
produksi nilam akan meningkat, ceteris paribus.
Universitas Sumatera Utara
3
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila jumlah penggunaan pupuk bertambah, maka jumlah
produksi nilam akan bertambah, ceteris paribus.
4
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila jumlah penggunaan tenaga kerja bertambah, maka
jumlah produksi nilam akan bertambah, ceteris paribus.
5
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila jumlah biaya penyulingan bertambah, maka jumlah
produksi nilam akan berkurang, ceteris paribus.
6
X Y
∂ ∂
0, artinya apabila jarak antara permukiman dengan perkebunan Nilam
bertambah, maka jumlah produksi nilam akan menurun, ceteris paribus.
3.6 Test Goodness of Fit Uji kesesuaian
3.6.1 Koefisien Determinasi R
2
Uji ketetapan perkiraan R
2
dilakukan untuk mendeteksi ketepatan paling baik dari garis regresi. Uji ini dilakukan untuk melihat besarnya nilai koefisien
determinasi. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan satu. Koefisien determinasi bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, sebaliknya nilai koefisien determinasi satu berarti suatu kecocokan sempurna dari ketepatan perkiraan model.
3.6.2 Uji t statistik Uji Parsial
Uji t statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak
signifikan terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho : bi = 0 Ha : bi
≠ 0
Universitas Sumatera Utara
Dimana b adalah koefisien variabel independen nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0, artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel
Y. bila t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata
signifikan terhadap variabel dependen. Dan t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho diterima, ini artinya bahwa variabel independen yang
diuji tidak berpengaruh nyata tidak signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung dapat diperoleh dengan rumus:
t=
Sbi b
bi −
dimana: bi = kofisien variabel ke-i.
b = nilai hipotesis nol. Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i.
Kriteria pengambilan keputusan : H
:
=
β H
diterima t t-tabel artinya variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. H
a
:
≠
β H
a
diterima t t-tabel artinya variabel independen secara
parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Kurva Uji t Statistik 3.6.3 Uji F statistik Uji Serentak
Uji Fstatistik dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama serentak terhadap variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan F-hitung dengan F-tabel pada tingkat kepercayaan tertentu α secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus : F-hitung=
k n
R k
R −
− −
2 2
1 1
Dimana: R
2
= koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model persamaan
n = Jumlah sampel Untuk pengujian dilakukan dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho:b
1
=b
2
=bk…………………………….b
k
= 0tidak ada pengaruh. Ha:b
2
=0………………………..………...i = 1ada pengaruh. Kriteria pengambilan keputusan :
:
2 1
= =
β β
H
H diterima F
F-tabel artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
:
2 1
≠ ≠
β β
a
H H
a
diterima F F-tabel artinya variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Gambar 3.1 Kurva Uji F Statistik 3.7 Uji Penyimpangan Asumsi klasik
Uji penyimpangan asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dan heterokedastisitas dalam hal estimasi, karena apabila
terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t dan uji f yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan
kesimpulan yang diperoleh.
3.7.1 Multikolineritas Multikolinearity
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi diantara beberapa atau seluruhnya variabel independen bebas. Untuk mengetahui ada
tidaknya multikoleanerity dapat dilihat dari nilai R- Square, F- hitung, t- hitung, serta standard error. Adanya gejala multikoleanerity ditandai dengan:
1. Standard error tak terhingga.
2. Tidak ada satupun t-
statistik yang signifikan pada α =1,α=5,α =10,
3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan hipotesis
4. R- Square sangat tinggi.
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah suatu keadaan dimana nilai varians dari variabel Y tak bebas meningkat akibat meningkatnya varians dari variabel X bebas.
Heterokedastisitas lazim juga disebut sebagai ketimpangan data yang besar antara variabel. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala Heterokedastisitas, maka
dilakukan uji white- test. Pedoman dari pengujian white- test ini adalah bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas pada hasil estimasi, jika nilai R
2
hasil regresi dikalikan dengan jumlah data atau n. R
2
= χ
2
hitung lebih kecil dibandingkan
χ
2
tabel. Sementara akan terdapat masalah heterokendastisitas apabila hasil estimasi menunjukkan bahwa
χ
2
hitung lebih besar dari χtabel.
3.7.3 Uji Normalitas
Asumsi dalam OLS adalah nilai rata rata dari faktor pengganggu μi
adalah nol. Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji Normalitas dengan menggunakan Jarque – Bera Test J-B
test. Cara lain untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan J-B test adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka
probability 0.05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya apabila angka probability 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.
3.8. Defenisi Operasional Variabel.
1. Tingkat produksi nilam Y adalah jumlah minyak nilam yang dihasilkan oleh
petani nilam dalam satuan kgpanen. 2.
Lama bertanam nilam X
1
adalah lama waktu yang digunakan petani dalam bercocok tanam dalam beberapa periode.
Universitas Sumatera Utara
3. Luas lahan produktif X
2
adalah luas tanah area perkebunan nilam yang telah berumur 6 bulan dan daunnya telah dapat diproses menjadi minyak nilam yang
dinyatakan dalam satuan meter. 4.
Penggunaan pupuk X
3
adalah jumlah biaya yang dikeluarkan petani untuk mendapatkan pupuk yang digunakan untuk membantu proses pertumbuhan
tanaman nilam dalam satuan rupiahtanaman. 5.
Tenaga kerja X
4
adalah banyaknya orang yang dipekerjakan untuk merawat dan mengolah daun nilam agar dapat menghasilkan minyak.
6. Biaya penyulingan X
5
adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam proses pengolahan daun nilam menjadi minyak Rupiah.
7. Jarak antara permukiman dengan perkebunan nilam X
6
adalah jarak yang ditempuh petani nilam dari permukiman menuju perkebunan nilam dalam
satuan menitjam.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat.