b. Modal
Menurut Mubyarto modal merupakan bentuk kekayaan berupa uang tunai ataupun barang yang akan digunakan untuk menghasilkan barang. Pengertian
barang disini meliputi alat-alat produksi dan sarana produksi pertanian lainnya seperti pupuk, bibit, obat-obatan. Sedangkan pengertian modal dalam ekonomi
adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi lahan dan tenaga kerja digunakan untuk menghasilkan suatu barang baru atau hasil pertanian dalam
suatu proses produksi. Modal dalam usaha tani merupakan salah satu aspek penting penggunaannya
dengan tingkat adopsi teknologi baru yang digunakan petani. Pendapatan petani yang rendah menyebabkan petani tidak melakukan investasi. Salah satu persoalan
yang rumit diwilayah perdesaan adalah penyediaan aksesbilitas modal. Keterbatasan modal menyebabkan sirkulasi kegiatan produksi tidak dapat berjalan
dengan baik. Modal yang diciptakan petani dengan menahan diri dalam konsumsi dengan
harapan pendapatannya akan lebih besar lagi dikemudian hari. Dapat diketahui bahwasanya pengembangan pertanian aka nada bila terjadi pembentukan modal.
Oleh sebab itu, setip petani yang maju akan tetap berusaha agar alat-alat produksinya modal semakin lama semakin biak dan produktif.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting disamping sumber daya alam, modal dan teknologi. Ditinjau dari segi umum
pengertian tenaga kerja menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk dapat menghasilkan barang dan jasa dan yang mempunyai nilai ekonomi yang dapat
Universitas Sumatera Utara
berguna bagi kebutuhan masyarakat,secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia.
Tenaga kerja manusia yang dapat mengerjakansegala jenis pekerjaan usaha tani berdasarkan tingkat kemampuannya. Menuryt Hernanto 1993 tenaga kerja
manusia dapat dipengaruhi oleh umur,tingkat pendidikan,pengalaman,faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan usaha tani dan ketrampilan
Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan yang memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiata usaha pertanian. Julmah
tenaga kerja yang digunakan untuk setiap kigiatan berbeda-beda, dimana semakin banyak tenaga kerja yang tersedia yang digunakan dalam kegiatan usaha pertanian
maka jumlah produk yang dihasilkan semakin besar yang akan berdampak pada pendapatan yang semakin besar pula.
2.5.3 Teori Produksi
Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan yaitu :
- Teori produksi dengan satu faktor berubah
- Teori produksi dengan dua faktor berubah
Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah
Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang dalam produksi jangka pendek dikatakan bahwa ada faktor produksi yang bersifat tetap fixed input dan
ada faktor produksi yang bersifat berubah variable input. Jika faktor produksi yang bersifat variabel tersebut terus menerus ditambah maka produksi total akan
semakin meningkat hingga sampai pada suatu tingkat tertentu titik maksimum, dan apabila sudah pada tingkat maksimum maka faktor produksinya terus
Universitas Sumatera Utara
ditambah sehingga poduksi totalnya akan semakin menurun. Hal ini berarti mulai berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang law of diminishing
returns. Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang The Law of Diminishing Return
Hukum hasil yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari teori produksi. Hukum hasil yang semakin berkurang
menyatakan bahwa apabila factor produksi yang dapat diubah humlahnya tenaga kerja terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya
produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatuy tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya
akan mencapai nilai negative. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia
mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian hukum hasil yang semakin berkurang dapat dibedakan
menjadi tiga tahap yaitu: a.
Tahap Pertama: produksi total mengalami pertambahan yang semakin kuat.
b. Tahap Kedua: produksi total pertambahannya semakin lambat.
c. Tahap Ketiga: produksi total semakin lama semakin berkurang
Universitas Sumatera Utara
Tahapan Produksi
Gambar. 2.1 Hubungan Tenaga Kerja dengan Jumlah Produksi
Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata dan produksi marginal dapat digambarkan secara grafik. Dapat ditunjukkan pada grafik di atas. Dalam
kurva TP adalah kurva produksi total.
Tahap I : Menunjukan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja
yang digunakan untuk menghasilkan produksi suatu barang. Total prodact TP cekung keatas apabila tenaga kerja yang digunakan masih sedikit. Hal ini berarti
masih terjadi kekurangan tenaga kerja dibandingkan dengan factor produksi lain misalnya tanah yang dianggap tetap jumlahnya. Dalam keadaan seperti ini
produksi marginal bertambah tinggi, dapat dilihat pada kurva marginal product MP yang semakin m enaik.
TP
L
AP
L
MP
L
I II
III
X
Universitas Sumatera Utara
Tahap II : Pada tahap ini, dilakukan penambahan tenaga kerja. Pada tahap ini
digunakan penambahan tenaga kerja tidak menambah produksi total seperti sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh kurva produksi marginal yang menurun dan
kurva produksi total yang semakin cembung keatas. Produksi marginal akan lebih tinggi dari pada produksi rata-rata, yaitu kurva average product AP akan
bergerak keatas. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi rata-rata semakin tinggi. Maka kurva produksi marginal akan memotong kurva produksi rata-rata.
Sesudah perpotongan tersebut maka kurva produksi rata-rata menurun kebawah yang menggambarkan bahwa produksi rata-rata semakin merosot. Perpotongan di
antara kurva marginal produt MP dan kurva average product AP menggambarkan permulaan pada tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata-rata
mencapai tingkat paling tinggi.
Tahap III : Dimulai ketika dilakukan bagi penambahan tenaga kerja. Pada tahap
tersebut marginal produt MP memotong sumbu datar dan sesudahnya kurva tersebut berada dibawah sumbu datar. Keadaan ini menggambarkan bahwa
produksi marginal mencapai angka yang negative. Kurva total product TP mulai menurun pada tingkat ini, yang menggambarkan bahwa produksi total semakin
berkurang apabila lebih banyak tenaga kerja yang digunakan.
Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marginal Produksi Total TP
Produksi total adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan selama kurun waktu tertentu dengan sejumlah input yang dimiliki oleh
perusahaan yang besangkutan. Dengan demikian produksi total ini merupakan fungsi dari input atau faktor-faktor produksi yang tersedia. Sehingga besarnya
Universitas Sumatera Utara
sangat dipengaruhi oleh kepemilikan terhadap input yang diperlukan. Dalam hal ini, fungsi produksi total dapat di rumuskan sebagai berikut :
TP = f FP Dimana :
TP = Total Production Produksi Total
FP = Faktor of Production Faktor Produksi
Produksi Marginal MP
Produksi marginal adalah tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan tenaga kerja yang digunakan. Produksi marginal marginal product
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: MP =
dimana: MP
= Produksi Marjinal marginal product ΔTP = Pertambahan Produksi Total
ΔL = Pertambahan Tenaga Kerja
Produksi Rata-Rata
Produksi rata-rata merupakan produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja. Produksi rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut : AP =
dimana: AP
= Produksi Rata-Rata TP
= Total Produksi L
= Tenaga Kerja
Universitas Sumatera Utara
Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah
Dalam proses produksi ini digunakan dua input yang dapat diubah misalnya tenaga kerja dan modal, dan kita misalkan kedua input ini dapat saling
menggantikan. Hal ini berarti apabila harga tenaga kerja dan harga modal perunitnya kita ketahui, maka analisa tentang bagaimana seorang produsen akan
dapat meminimumkan biaya di dalam usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukkan.
a. Kurva Produksi Sama isoquant curve
Kurva produksi sama isoquant curve adalah titik-titik yang menunjukan keseluruhan kombinasi penggunaan input yang diberikan untuk menghasilkan
tingkat output yang sama. Keterangan ini didukung oleh pernyataan Robert S. Pindeyek dan Daniel L. Rubinfeld, halaman 180: an isoquant describe all
combination of inputs that yield the same level of output. b.
Garis Ongko s Sama isocost line Dengan input atau dengan biaya yang ada setiap produsen atau perusahaan
dalam kegiatan usahanya pasti menginginkan adanya hasil preoduksi yang optimal. Sehingga keuntungan maksimum untuk perusahaan atau produsen dapat
meminimumkan biaya. Untuk membuat analisis biaya produksi dan minimum perlu dibuat garis ongkos yang sama. isocost line pada prinsipnya menyatakan
jumlah biaya produksi yang sama sepanjang garis.
2.6 Hasil Produksi dan Biaya Produksi 2.6.1 Efisiensi Usahatani
Efisiensi produksi merupakan banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari satu kesatuan factor produksi input. Dimana, pada setiap akhir
Universitas Sumatera Utara
panen petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu luas tanah dikalikan hasil persatuan luas dan nilai dalam uang. Tetapi tidak semua diterima
petani karena harus dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkannya yaitu harga pupuk dan bibit, biaya pengolahan tanah, upah menanam, dan
memanen yang biasanya dalam bentuk bagi hasil innatura.
2.6.2 Biaya Produksi
Biaya produksi dapat dibagai dua, yaitu biaya-biaya yang berupa uang tunai, misalnya upah tenaga kerja dan biaya persiapan atau penggarapan tanah,
termasuk biaya upah ternak, biaya untuk membeli pupuk, pestisidadan lainya serta biaya in-natura yaitu biaya panen, bagi hasil, sumbangan, dan mungkin juga
pajak. 1.
Biaya Tetap dan Biaya Variabel Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar dan kecilnya tidak tergantung
pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang. Sedangkan untuk biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada
besar kecilnya produksi, misalnya bibit, persiapan dan pengolahan tanah dan lain sebagainya.
2. Biaya Rata-Rata dan Biaya Marginal
Bagi para perencana ekonomi yang bertugas merumuskan kebijaksanaan harga akan menentukan harga minimum yang harus dijamin untuk petani, maka
sering dinyatakan biaya produksi rata-rata. Yaitu hasil bagi usaha produksi total dengan jumlah produksi. Mubyarto, bab 5 : hal 51. Dimana biaya rata-rata dapat
dituliskan dengan rumus sebagai berikut : AC
=
Universitas Sumatera Utara
Biaya marginal, yaitu kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit. Biaya marginal dapat dituliskan dengan
rumus sebagai berikut : MC
n
= TC
n
– TC
n-1
, dimana: MC
n
= Biaya Marginal Produksi ke n, TC
n
= Biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n TC
n-1
= Biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n-1 Atau dengan rumus :
MC
n
= , dimana
MC
n
= Biaya Marginal Produksi Ke n ∆TC = Pertambahan Jumlah Biaya Total
∆Q = Pertambahan Jumlah Produksi
2.7 Tinjauan Umum Mengenai Komoditi Tanaman Nilam 2.7.1 Morfologi Tanaman Nilam
Tanaman nilam merupakan sejenis tanaman dengan cirri-ciri dimana bentuk akar serabut, bentuk daun bulat dan melonjong, dan batang yang berkayu
diameter 10 – 20 mm. dimana sistem percabangannya banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara 3 – 5 cabang pertingkat. Setelah tanaman berumur 6
bulan tingginya dapat mencaopai 1 meter dengan redius cabang selebar lebih kurang 60 cm
2.7.2 Syarat Tumbuh Tanaman Nilam
Pemilihan lahan untuk mengembangkan salah satu tanaman tidak terlepas dari kondisi agroklimat yang dikehendaki tiap tanaman, demikian halnya dengan
tanaman nilam. Nilam merupakan tanaman daerah tropis sehingga mudah tumbuh
Universitas Sumatera Utara
dengan baik di dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu 2.000 m dpl, tetapi dapat tumbuh ideal pada ketinggian 400-700 m dpl. Kebutuhan curah hujan
tanaman nilam per tahunnya sebesar 2.500-3.000 mm dengan penyebaran yang merata sepanjang tahun. Suhu ideal pertumbuhannya adalah 22-280C dengan
kelembapan di atas 75 persen. Nilam membutuhkan banyak air, tetapi tidak tahan jika tergenang.
2.7.3 Teknis Budidaya Nilam
Budidaya merupakan upaya dalam rangka melestarikan tanaman dari bahaya atau ancaman kelangkaan dan kepunahan tanaman. Dengan budidaya
diharapkan kebutuhan bahan tanaman untuk masa depan yang akan datang dapat dijamin pengadaannya dan sebagai bahan baku dapat terjaga ketersediaannya
dengan baik.
a. Persiapan Bibit
Bibit setek yang digunakan petani merupakan bibit setek batang unggul yang diperoleh dari masyarakat sekitar. Sebelum melakukan penyemaian atau
pembibitan, bibit tersebut terlebih dahulu direndam ke dalam air yang telah dicampur dengan bubuk perangsang akar growtone. Kemudian bibit tersebut
ditanam di dalam polibag. Proses pembibitan yang dilakukan petani nilam tidak menggunakan rumah naungan karena bibit yang telah ditanam di dalam polibag
secara langsung. Pembibitan dalam polibag dilakukan maksimal 2 bulan. Selanjutnya, bibit dapat dipindahkan ke lahan perkebunan
b. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah merupakan faktor yang menentukan dalam keberhasilan
budidaya. Oleh sebab itu, diperlukan perhatian serius dalam mempersiapkan
Universitas Sumatera Utara
penanaman sebelum realisasi penanaman setek dilakukan pada lahan yang dikelola. Proses pengolahan tanah diawali dengan proses penggemburan tanah
dengan menggunakan cangkul. Setelah itu, lahan didiamkan selama 3-4 hari agar terjadi proses penguapan dari tanah yang telah diolah. Selanjutnya tanah tersebut
diberi lubang yang disesuaikan dengan diameter polibag. Kemudian lubang didiamkan selama 2-3 hari. Setelah itu, proses penanaman bibit ke lahan dapat
dilakukan.
c. Penanaman