Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Alat Pendinginan Bak Pemisah Cairan

tinggi. Hal ini disebabkan karena sinar matahari dapat lebih leluasa masuk menyinari bagian-bagian tanaman. f Pembubuman Pembubuman dilakukan setelah proses panen selesai. Cabang-cabang dan dahan serta ranting yang ditinggalkan sesudah panen yang letaknya dekat dengan tanah ditimbun setinggi 10-15 cm. Cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan bagian ujungnya tidak terputus dari batang dan bagian yang patah ditimbun dengan tanah. Dengan pembubuman ini diharapkan terbentuk rumpun tanaman yang padat dengan beberapa anakannya. Hasilnya diperoleh tunas dan dahan yang lebih banyak untuk pertumbuhan berikutnya.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Hama yang sering menyerang tanaman adalah ulat pemakan daun, ulat penggulung daun dan belalang. Cara tanam yang baik meliputi jarak tanaman yang teratur, sanitasi kebun, pemangkaasan, tanam serempak, pergiliran tanaman, dimana memangkas bagian tanaman yang terserang dapat mengurangi serangan hama. Penyakit yang sering menyerang adalah penyakit daun yang disebabkan oleh virus bekerjasama dengan nematode dan biasanya muncul setelah musim kemarau yang agak panjang. Gejala serangan daunmenjadi keriting dan bewarna abu-abu dan kemudian rontok. Pada batang terbentuk benjolan sampai keakar dan bila dipijit akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Cara pengendalian yang efektif adalah dengan eradikasi yaitu mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang, dengan memilih bibit yang sehat dan penggunaan alat yang steril. Universitas Sumatera Utara

f. Panen dan Pascapanen

Kualitas minyak nilam yang dihasilkan tergantung dari kegiatan budidaya sampai pengolahan, termasuk kegiatan panen dan pasca panen. a Panen Panen merupakan saat yang ditunggu oleh petani nilam. Panen merupakan masa perhitungan hasil yang akan diperoleh setelah menunggu berbulan-bulan waktu yang dihabiskan selama budidaya. Nilam dapat dipanen setelah tanaman berumur sekitar 6-7 bulan dan panen selanjutnya dilakukan setiap 2-3 bulan sekali, tergantung jadwal dan program penanaman. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong daun dan ranting dengan menyisakan cabang dan daun setinggi minimal 15 cm. Pemotongan ranting dapat menumbuhkan tunas baru. Panen dilakukan pada pagi hari karena jika pemetikan daun dilakukan siang hari maka dikhawatirkan sel-sel daun menjadi kurang elastis dan mudah sobek. Sebagian besar bagian dari nilam mengandung minyak, seperti akar, batang, cabang, dan daun. Namun, kandungan minyak dalam daun nilam lebih tinggi daripada cabang, batang, dan akarnya. Alat yang biasanya digunakan pada saat panen adalah sabit, gunting, atau pisau yang tajam. Alat harus selalu bersih pada saat proses panen berlangsung. Pemotongan cabang atau ranting dilakukan dari daun tingkat dua ke atas. Sementara cabang atau ranting tingkat pertama ditinggalkan untuk pertumbuhan ranting dan daun baru. b Pascapanen Pascapanen merupakan kegiatan yang dilakukan setelah pemanenan. Pada nilam, kegiatan pasca panen terdiri dari penjemuran hasil panen dan perawatan tanaman. Hasil panen berupa daun basah yang terdiri dari daun, ranting, dahan Universitas Sumatera Utara dan batang sebaiknya dipotong atau dicincang atau dirajang sepanjang 10-15 cm. Pemotongan dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan gunting. Setelah itu, daun dijemur di bawah sinar matahari sekitar 4 jam sehari selama 2-3 hari, yaitu mulai dari pukul 10.00-14.00. Penjemuran daun nilam dilakukan dengan meletakkan daun di atas gelaran tikar atau lantai semen yang bersih. Penjemuran dilakukan pada lahan terbuka agar memperoleh sinar matahari secara langsung. Daun nilam dijemur sambil diangin-anginkan dengan ketebalam lapisan maksimal 50 cm. Lapisan daun dibolak-balik sebanyak 2-3 kali sehari selama 2-3 hari hingga diperoleh kadar air sebesar rata-rata 15 persen. Kadar air yang terkandung dalam daun ini harus dipertahankan sampai proses penyulingan berlangsung. Selain penjemuran secara langsung dibawah sinar matahari, petani juga melakukan penjemuran dalam suatu ruangan. Hal ini merupakan suatu alternatif jika panen terjadi saat musim hujan. Daun nilam kering yang belum diproses atau disuling disimpan dalam gudang dan disusun dalam bentuk rak yang mempunyai ventilasi cukup untuk memperoleh anginudara dengan tujuan untuk menghindari daun nilam kering terkena jamur. Agar diperoleh hasil yang sesuai dengan harapan pada panen berikutnya, baik dalam jumlah maupun percepatan waktu, maka dilakukan pemeliharaan terhadap tanaman pascapanen. Pemeliharaan tersebut berupa pembumbuman serta penyiraman secara teratur agar segera diperoleh daun dan ranting serta dahan yang baru. Universitas Sumatera Utara

2.7.4 Proses Produksi Komoditi Nilam A. Lokasi Penyulingan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam menentukan lokasi penyulingan. a. Harus dekat dengan sumber bahan baku. Hal ini bertujuan untuk mengurangi bianya pengangkutan dari kebun ke lokasi penyulingan. b. Harus dekat dengan sumber air. Air harus dapat mengaliri secara tetap untuk mempelancar proses kondensasi uap menjadi minyak dan air. c. Dalam penyulingan minyak nilam, pembakaran harus terus menerus dan tetap. Oleh sebab itu ketersediaan bahan baku harus cukup. Karena pembakaran yang tidak secara terus menerus akan menyebabkan proses penyulingan tidak sempurna, dan dapat menurunkan mutu dan rendemen minyak.

B. Alat-alat Penyulingan a. Ketel Penyulingan octar

• Berbentuk Silinder • Dapat terbuat dari drum atau bahan-bahan lain dan harus anti karat untuk menghindari terjadinya reaksi antara minyak nilam dan logam-logam • Pada bagian atas ketel terdapat sebuah pipa yang akan mengalirkan uap kealat pendingin

b. Alat Pendinginan

• Berupa pipa yang panjang, diletakan mendatar atau melingkar berbentuk spiral Universitas Sumatera Utara • Dalam proses penyulingan, pipa tersebut dibenamkan kedalam air yang berfungsi sebagai pendinginan • Pipa harus terbuat dari bahan yang anti karat, misalnya dari besi atau tembaga yang dilapisi alumunium atau stainless steel

c. Bak Pemisah Cairan

• Dapat terbuat dari alumunium atau bahan gelas. • Pada bak ini terdapat dua pipa, satu dibagian atas untuk menyalurkan minyak dan satu lagi terletak dibagian dan satu lagi terletak dibagian bawah yang berguna untuk membuang air yang berlebihan. d. Ketel Uap • Digunakan khusus untuk penyulingan dengan uap langsung • Gunanya untuk merebus air sehingga menghasilkan uap • Dibuat dari drum-drum bekas atau plat baja yang anti karat • Alat ini mempunyai penutup yang rapat di bagian atasnya. Ketel uap ini dihubungkan oleh pipa ke ketel penyulingan.

C. Cara Pengolahan Nilam

Ada tiga tata cara penyulingan berdasarkan jenis mesin penyuling yang sering digunakan adalah sebagai berikut: 1 Penyulingan Dengan air Penyulingan dengan air termasuk cara yang paling sederhana dibandingkan dengan cara penyulingan lain. Bahkan, bahan ketel yang digunakan oleh penyuling berasal dari bekas drum aspal atau oli. Pengolahan dilakukan dengan memasak daun kering dalam air hingga mendidih dalam satu tangki atau Universitas Sumatera Utara ketel penyuling. Komposisi air dan daun nilam dibuat hampir berimbang, tergantung kapasitas muat ketel tersebut. Uap perebusan mengalami proses kondensasi hingga menjadi air dan minyak. Air dan minyak kemudian ditampung pada bak pemisah melalui sebuah pipa yang berhubungan dengan tabung pendingin untuk memilah antara minyak dan air. Proses penyulingan dengan cara ini sangat membutuhkan waktu lama karena bahan yang disuling tercampur menjadi satu dengan air sehingga proses pergerakan bahan menjadi uap air juga bergerak lambat. Biasanya cara seperti ini masih kurang disukai karena minyak yang dihasilkan kurang banyak dan mutunya kurang baik. 2 Penyulingan Dengan Uap Langsung Uap dan Air Penyulingan dengan uap langsung banyak digunakan oleh para petani penyuling yang tersebar hampir di seluruh wilayah yang memiliki lahan nilam, baik Sumatera, Jawa, maupun Kalimantan. Proses pengolahan dengan cara ini mudah dan sangat sederhana. Prinsip dasar dari cara penyulingan sistem ini yaitu menggunakan tekanan uap rendah. Adapun mekanisme pengolahannya yaitu bahan yang akan disuling dikukusdi-steam dengan tekanan rendah dalam satu ketel atau tabung. Namun penempatan air dan daun yang disuling dilakukan secara terpisah atau tidak berhubungan langsung dengan air. Selanjutnya, kandungan minyak dalam daun akan terbawa bersama uap air melalui pipa dan selanjutnya masuk ke ketel pendingin. Penggunaan cara penyulingan dengan sistem ini mempunyai kelebihan tersendiri yaitu uap air yang dihasilkan selalu dalam kondisi jernih. Selain itu, suhu yang dihasilkan tidak terlalu panas sehingga tingkat kegosongan minyak lebih terkendali. Namun, dibalik kelebihannya terdapat suatu kelemahan, yaitu tekanan uap yang dihasilkan Universitas Sumatera Utara relatif rendah sehingga belum bisa menghasilkan minyak dengan waktu yang cepat. Untuk menghasilkan rendemen minyak yang banyak serta tingkat persentase patchouli alkohol tinggi diperlukan waktu cukup panjang, yaitu lebih dari 8 jam dalam setiap sekali suling. 3 Penyulingan Dengan Uap Tidak Langsung Prinsip dasar sistem penyulingan dengan uap tidak langsung adalah penggunaan uap bertekanan tinggi. Tabung pendidih dipisahkan dari tabung penyulingan. Artinya, tabung air tersendiri dan tabung tempat bahan yang disuling juga tersendiri. Jumlah tabung bahan dapat ditempatkan beberapa buah secara terpisah, sesuai kapasitas dari keteltabung air dengan kapasitas ketel tempat bahan atau daun kering. Metode ini menghasilkan minyak berkualitas dengan rendemen tinggi. Selain itu, proses penyulingan berjalan relatif lebih cepat. Untuk menghasilkan jumlah minyak lebih banyak, pembuatan mesin suling dapat dilakukan dengan melakukan pemisahan beberapa tabung bahan dua atau tiga buah dengan kapasitas yang sesuai dengan kemampuan tabung atau ketel uap. Hasil minyak yang akan diperoleh dari proses penyulingan merupakan output yang akan dijual dan dinilai serta dijadikan standar keberhasilan usaha. Mutu minyak nilam serta rendemen yang sesuai kriteria sangat dipengaruhi oleh jenis mesin dan sistem penyulingan yang digunakan. Pada dasar sistem penyulingan dengan uap tidak langsung adalah panggunaan uap bertekanan tinggi. Dimana, Tabung pendidih dipisahkan dari tabung penyulingan. Artinya, tabung air tersendiri dan tabung tempat bahan yang disuling juga tersendiri. Jumlah tabung bahan dapat ditempatkan beberapa buah secara terpisah, sesuai kapasitas dari ketel uap boiler dengan kapasitas ketel tempat bahan atau daun kering. Universitas Sumatera Utara Namun dalam hal ini tempat penyulingan masih menggunakan satu tabung bahan baku ketel dengan kapasitas 30 kg. Metode ini menghasilkan minyak berkualitas dengan rendemen tinggi. Selain itu, proses penyulingan berjalan relatif lebih cepat yaitu hanya 3 jam. Dalam satu hari proses penyulingan dilakukan sebanyak empat kali. Dimana dalam satu kali produksi menghasilkan minyak nilam sebanyak 0,9 ons. Untuk menghasilkan jumlah minyak lebih banyak, pembuatan mesin suling dapat dilakukan dengan memisahkan beberapa tabung bahan baku 2 atau 3 buah dengan kapasitas yang sesuai dengan kemampuan boiler. Keberhasilan metode ini juga ditunjang oleh perlengkapan dan jenis bahan yang digunakan dalam penyulingan seperti bahan pipa pada bak penampungkolam air yang tersedia, serta jumlah dan kapasitas air dalam jumlah banyak, cukup, serta mengalir. Hal-hal lain yang harus Diperhatikan dalam Proses Penyulingan a. Bau Daun Daun yang baik akan berbau khas nilam tanpa disertai bau apak karena adanya penjamuran. Penjamuran dapat terjadi apabila pengeringan daun belum cukup kering.

b. Perbandingan Daun dan Bagian Cabang