Harga Ekspor Batubara Indonesia GDP Per Kapita

58

5.4 Kriteria Ekonomi

5.4.1 Harga Ekspor Batubara Indonesia

Teori permintaan ekspor menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat harga yang terjadi pada transaksi perdagangan maka jumlah permintaan komoditi suatu barang akan semakin menurun. Berdasarkan hasil estimasi model menunjukkan bahwa variabel harga ekspor batubara memiliki koefisien yang bertanda positif dan bernilai sebesar 0.112. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan harga ekspor batubara sebesar satu persen maka akan meningkatkan volume batubara yang diminta sebesar 0.112 persen. Variabel harga ekspor batubara ini ternyata tidak sesuai dengan teori dan hipotesis yang dibuat. Ketidaksesuaian ini diduga karena adanya kontrak berjangka pada penjualan dan pembelian batubara antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor. Harga batubara dalam kontrak ini mengacu kepada rata-rata indeks ICI-1 Indonesia Coal Index, Platts-1, NEX Newcastle Export Index, dan GC Newcastle Global Coal Index. Harga batubara berlaku untuk harga harga spot kontrak penjualan di bawah 12 bulan dan untuk harga term Berdasarkan hasil estimasi Eviews diketahui bahwa nilai probabilitas dari variabel harga ekspor batubara sebesar 0.0603 yang lebih kecil dari pada taraf kontrak penjualan lebih dari 12 bulan. Harga batubara acuan ini menggunakan rata-rata harga batubara acuan pada tiga bulan terakhir yang berlaku untuk penjualan batubara selama 12 bulan Kementerian ESDM, 2009. Hal ini diduga yang menyebabkan harga batubara yang meningkat tidak memengaruhi permintaan batubara oleh negara tujuan ekspor karena harga yang digunakan adalah pada waktu kontrak dilakukan. 59 nyata 10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel harga ekspor batubara Indonesia berpengaruh nyata terhadap permintaan ekspor batubara Indonesia.

5.4.2 GDP Per Kapita

GDP Per Kapita merepresentasikan ukuran daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa suatu negara. Berdasarkan hasil estimasi diketahui bahwa koefisien GDP per kapita memiliki tanda positif sebesar 5.823. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Artinya jika terjadi kenaikan satu persen pendapatan per kapita akan meningkatkan permintaan ekspor batubara Indonesia sebesar 5.823 persen. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui juga bahwa variabel GDP per kapita berpengaruh nyata pada taraf nyata 10 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel GDP per kapita negara Jepang, India, Korea Selatan, dan Cina memiliki pengaruh yang signifikan dalam memengaruhi permintaan ekspor batubara Indonesia. Hal tersebut didukung oleh penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor batubara Indonesia di pasar Jepang Suciati, 2009. Berdasarkan hasil estimasi negara Jepang sebagai negara tujuan ekspor batubara Indonesia, variabel GDP nyata pada taraf nyata 5 persen dan nilai koefisien GDP memiliki tanda yang sesuai dengan hipotesis. Jika GDP suatu negara meningkat, maka konsumsi negara tersebut terhadap suatu komoditi akan meningkat pula. Hal ini terjadi pada barang normal, karena konsumsi barang normal akan berhubungan positif dengan kenaikan GDP suatu negara. 60

5.4.3 Jumlah Penduduk Negara Tujuan Ekspor