Teori Perdagangan Internasional TINJAUAN PUSTAKA

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Perdagangan Internasional

Menurut Oktaviani dan Novianti 2009 perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa perorangan yaitu individu dengan individu, antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya perdagangan internasional terdiri dari manfaat secara langsung dan manfaat secara tidak langsung. Manfaat langsung yang dapat diperoleh dari adanya perdagangan internasional antara lain adalah Salvatore, 1997: 1. Suatu negara mampu memperoleh komoditas yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri sehingga negara tersebut mampu untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi secara lokal karena adanya keterbatasan kemampuan produksi. 2. Negara yang bersangkutan dapat memperoleh keuntungan dari spesialisasi, yaitu dapat mengekspor komoditas yang diproduksi lebih murah untuk ditukar dengan komoditas yang dihasilkan negara lain jika diproduksi sendiri biayanya akan mahal. 3. Dengan adanya perluasan pasar produk suatu negara, pertambahan dalam pendapatan nasional nantinya dapat meningkatkan output dan laju pertumbuhan ekonomi, mampu memberikan peluang kesempatan kerja dan 11 peningkatan upah bagi warga dunia, menghasilkan devisa, dan memperoleh kemajuan teknologi yang tidak tersedia di dalam negeri. 4. Memungkinkan terjadinya transfer teknologi. Sedangkan manfaat secara tidak langsung yang diperoleh dari adanya perdagangan internasional antara lain: 1. Perluasan pasar di bidang promosi. 2. Meningkatnya kemampuan suatu negara untuk memperbaiki kualitas dan mutu hasil produksi. 3. Terciptanya iklim persaingan yang sehat dan sarana pemasukan modal asing. 4. Terciptanya peluang untuk meningkatkan teknologi. Dalam kegiatan ekspor komoditi, Kindleberger 1995 menyatakan bahwa secara teoritis volume ekspor suatu komoditas tertentu dari suatu negara lain merupakan suatu selisih antara penawaran domestik dan permintaan domestik yang disebut sebagai kelebihan penawaran excess suply. Di lain pihak kelebihan penawaran dari negara tersebut merupakan permintaan impor bagi negara lain atau merupakan kelebihan permintaan excess demand. Selain dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran domestik, ekspor juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pasar dunia seperti harga komoditas subsitusinya di pasar internasional serta hal- hal yang dapat mempengaruhi harga baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara teoritis negara Indonesia akan mengekspor batubara ke negara lain misalkan negara Jepang. Apabila harga domestik di negara Indonesia relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan harga domestik negara Jepang sebelum terjadinya perdagangan internasional. Struktur harga yang terjadi di negara 12 Indonesia lebih rendah karena produksi domestiknya lebih besar daripada konsumsi domestiknya atau terjadi excess suply memiliki kelebihan produksi. Dengan demikian negara Indonesia mempunyai kesempatan menjual kelebihan produksinya ke negara lain. Di lain pihak, di negara Jepang terjadi kekurangan supply karena konsumsi domestiknya lebih besar daripada produksi domestiknya excess demand sehingga harga yang terjadi di negara Jepang lebih tinggi. Dalam hal ini, negara Jepang berkeinginan untuk membeli batubara di negara lain yang harganya relatif lebih murah. Jika kemudian terjadi komunikasi antara negara Indonesia dan negara Jepang, maka akan terjadi perdagangan batubara antara kedua negara tersebut sehingga harga yang diterima kedua negara tersebut menjadi sama. Untuk lebih jelasnya dapat diilustrasikan dalam Gambar 2.1 yang menunjukkan mekanisme terjadinya perdagangan internasional. Negara Indonesia Perdagangan Internasional Negara Jepang Eksportir Importir Sumber : Salvatore, 1997 Gambar 2.1 Kurva Perdagangan Internasional Pada gambar di atas dijelaskan bahwa sebelum terjadinya perdagangan internasional harga di negara Indonesia sebesar P A, sedangkan harga di negara Jepang sebesar P B. Penawaran pasar internasional akan terjadi jika harga Harga DA SA P A A X Q A Jumlah P B B M DB SB Q B Jumlah P Q Jumlah Harga Harga 13 internasional lebih tinggi dari pada P A sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih rendah dari P B. Pada saat harga internasional P sama dengan P A, maka negara Jepang akan terjadi excess demand ED sebesar B. Jika harga internasional sama dengan P B , maka di negara Indonesia akan terjadi excess supply ES sebesar A. Dari A dan B akan terbentuk kurva ES dan ED yang akan menentukan harga yang terjadi di pasar internasional sebesar P. Dengan adanya perdagangan tersebut, maka negara Indonesia akan mengekspor komoditas sebesar X dan negara Jepang akan mengimpor komoditas sebesar M, dimana pasar internasional sebesar X sama dengan M yaitu Q.

2.2 Teori Permintaan